Aku benci kata ini.
Aku sangat resisten untuk mengucapkannya ...
Aku begitu dendam mendengarnya ...
Sedapat mungkin aku menjauhkan diri darinya ...
Untuk apa kata ini tercipta kalau ternyata karenanya akan ada hati yang terluka?
Mengapa kata ini harus diucapkan kalau karenanya ada tetesan air mata?
Kenapa kata ini ada kalau karenanya ada insan yang tidak bersalah menjadi murung dan bersedih?
Aku tidak tahu ...
Orang mengatakan jikalau ada pertemuan, pasti ada juga perpisahan ...
Tatkala ada lambaian tangan memanggil, jangan heran suatu hari akan didapati lambaian tangan selamat tinggal ...
Ketika jabat tangan kegembiraan dilakukan hari ini, pasti muncul jabat tangan tangisan di kemudian hari ...
Untuk itu ijinkanlah aku ingin bertanya, apakah siklus seperti itu harus terjadi?
Lidahku kelu kala harus melafalkannya ...
Tenggorokanku tercekat bila harus mengatakannya ...
Hatiku hancur jika harus mengalaminya ...
Airmataku menetes kalau melihatnya ...
Pengalaman memberikan pengertian kepadaku bahwa itu sakit ...
Masa lalu mengajarku untuk sedapat mungkin menghindarinya ...
Penglihatanku mengatakan kepadaku bahwa itu menyedihkan ...
Meskipun begitu, kenapa engkau tetap muncul dan hadir?
Perpisahan itu begitu kejam ...
Laksana cakar rajawali yang tajam merobek dan menciptakan bekas pada hati yang masih perawan ...
Bagaikan gigitan beruang ganas yang dalam sekejap menghancurkan kebahagiaan yang telah dipupuk sekian lama ...
Seperti teror burung pemakan bangkai yang dengan setia menunggu perasaan manusia membusuk dan menjadi bangkai ...
Namun apabila aku tidak mempunyai pilihan lagi ...
Aku dipaksa untuk melaluinya ...
Bagaikan cawan terakhir yang harus aku minum ...
Sanggupkah diriku melawan dan menolaknya?
Aku sangat resisten untuk mengucapkannya ...
Aku begitu dendam mendengarnya ...
Sedapat mungkin aku menjauhkan diri darinya ...
Untuk apa kata ini tercipta kalau ternyata karenanya akan ada hati yang terluka?
Mengapa kata ini harus diucapkan kalau karenanya ada tetesan air mata?
Kenapa kata ini ada kalau karenanya ada insan yang tidak bersalah menjadi murung dan bersedih?
Aku tidak tahu ...
Orang mengatakan jikalau ada pertemuan, pasti ada juga perpisahan ...
Tatkala ada lambaian tangan memanggil, jangan heran suatu hari akan didapati lambaian tangan selamat tinggal ...
Ketika jabat tangan kegembiraan dilakukan hari ini, pasti muncul jabat tangan tangisan di kemudian hari ...
Untuk itu ijinkanlah aku ingin bertanya, apakah siklus seperti itu harus terjadi?
Lidahku kelu kala harus melafalkannya ...
Tenggorokanku tercekat bila harus mengatakannya ...
Hatiku hancur jika harus mengalaminya ...
Airmataku menetes kalau melihatnya ...
Pengalaman memberikan pengertian kepadaku bahwa itu sakit ...
Masa lalu mengajarku untuk sedapat mungkin menghindarinya ...
Penglihatanku mengatakan kepadaku bahwa itu menyedihkan ...
Meskipun begitu, kenapa engkau tetap muncul dan hadir?
Perpisahan itu begitu kejam ...
Laksana cakar rajawali yang tajam merobek dan menciptakan bekas pada hati yang masih perawan ...
Bagaikan gigitan beruang ganas yang dalam sekejap menghancurkan kebahagiaan yang telah dipupuk sekian lama ...
Seperti teror burung pemakan bangkai yang dengan setia menunggu perasaan manusia membusuk dan menjadi bangkai ...
Namun apabila aku tidak mempunyai pilihan lagi ...
Aku dipaksa untuk melaluinya ...
Bagaikan cawan terakhir yang harus aku minum ...
Sanggupkah diriku melawan dan menolaknya?
lah???sapa yang mau ditinggal?sapa yang mau meninggalkan?
ReplyDeleteIya nih?? (pertanyaan yg sama kayak Meli... :D)
ReplyDeleteperpisahan dengan siapa nih?
ReplyDeleteada apa? ada apa? kok muncul-muncul dengan :( ?
ReplyDeleteaduh, mesti ngomong apa ya?? gue duduk di sini aja deh. memberi telinga...
ReplyDeleteLoh..kok... datang datang ngomongin perpisahan ? siapa yg berani nyakiti Hendry,teman gw *sambil bawa pentungan nih*
ReplyDeleteKarl: Thanks untuk tipsnya. Semoga berguna bagi yang membacanya :)
ReplyDeleteMeli & Zilko: Iya neh ... jadi bingung khan :)
Dewi: Perpisahan? Siapa ... siapa ... *garuk-garuk kepala*
Bev: Simpan airmatamu yang begitu berharga. Terlalu sayang ditumpahkan untuk diriku ...
Xu: Ha ha ha ... kesambet angin utara :))
Brad: thanks untuk telinganya. Yang setia yah ...
Evan Mom: Hayo .... uber terus sampai dapat, jangan dilepas tuh orang ha ha ha
kayak apa sih hati yang masih perawan, km khan mantan perjaka, Hen. *bingun*
ReplyDeletehmm teka teki susah nih
ReplyDeleteHendri, jgn ada perpisahan diantara kita, sy cuma sibuk sementara..oke..
ReplyDeleteTenfams: Ups ... aku salah ketik yah he he, jadi harusnya sperti ini:
ReplyDelete"Laksana cakar rajawali yang tajam merobek dan menciptakan bekas pada hati yang masih PERJAKA" ha ha ha :))
Imelda: Hmm ... kalo teka tekinya udah ketemu, buruan kirim ke PO BOX HB1997 JKTBRT hi hi hi
Sisca: Berpisah? Siapa yah ...
gak mau ganti nama Hen ? Hendri Anwar (keliatannya masih ada turunan Chairil Anwar "Bila sampai waktuku, kumau tak seorang yang mengganggu dst dst jadi inget pelajaran Bahasa Indonesia pas SMP).
ReplyDeleteHide: Hendri Anwar? Hmmm ... boljug he he .. Teringat waktu SMP membacanya harus penuh penghayatan yah ha ha ha
ReplyDelete