Skip to main content

Koresponden

Aku sudah mengenal dunia koresponden sejak masih remaja, tepatnya menginjak SMP. Masih aku ingat dengan jelas, teman koresponden pertamaku adalah seorang cewek yang tinggal di Singkawang -sori banget, aku udah menguras otak tapi namanya tidak muncul-muncul juga he he-. Kami kenal waktu ada kegiatan camp remaja seklasis Kalbar. Senang banget rasanya waktu itu, punya teman cerita dari kota lain. Namun, korespondensi kami tidak berlangsung lama, hanya sekitar 1/2 tahun. Karena masing-masing sibuk, serta sedikit bosan dan bingung harus tulis apa, kita pun ciao.

Waktu aku pertama kali menapakkan kakiku ke kota pelajar Jogja, aku sempat ikut bimbingan tes yang sudah disediakan mess/asrama. Kita digenjot hampir 3 bulan, jauh dari keramaian kota di daerah Timoho. Di sana aku kenal teman baru, namanya Guntur. Banyak kegiatan dan hal baru kami kerjakan bersama. Dari dialah aku mengenal yang namanya pecel lele, nonton di 21, dan banyak hal lainnya.

Selesai bimbingan tes, kami pisah. Aku kebetulan diterima di salah satu Univ di Jogja, sedangkan dia keterima di sebuah Akademi Keperawatan [aneh yah, cowok kok kuliah di keperawatan :)] di Semarang. Karena kami sempat akrab lebih kurang 3 bulan, kami pun saling kontak-kontak. Dan dari sanalah minat korespondensiku muncul lagi. Secara rutin kami saling kirim kabar dan cerita menggunakan jasa pak pos.

Guntur itu orangnya lucu. Kurus dan item ... ha ha ha. Fansnya adalah aktris gaek yang doyan kawin cerai, Elizabeth Taylor. Aku pernah tanya kenapa ngefans dia, jawabnya karena dia cantik dan awet muda. Pernah suatu hari waktu dia main ke Jogja dan nginap di kostku, dan kebetulan waktu itu akhir tahun, ada sebuah stasiun TV yang selama sepekan memutar filmnya Elizabeth. Wow ... dia betah banget di depan tipi, nongkrongi idolanya, sampai diajak pergi aja susah banget. Keluarnya paling untuk makan aja, habis itu seperti matanya ditawan oleh tipi :)

Sayang, sekarang aku udah kehilangan jejaknya. Entah sekarang dia sudah di mana, udah kawin atau belum, atau kerjanya di mana, aku tidak tahu.

* * *

Dari Guntur aku dikenalkan seorang teman sekelasnya, yang menurutnya juga punya hobi koresponden. Namanya Kus Endah. Pertama kali aku dikasih alamatnya, iseng tulis surat dan kirim, eh ... dibalas. Alhasil, kirim-kiriman surat pun terjadi.

Intensitas korespondensi kami tinggi sekali. Satu bulan kami pasti saling terima surat sebanyak 2 kali, alias 2 minggu sekali pasti ada balasan surat. Senin aku tulis surat, selasa kirim, nyampe ke dia sekitar Jumat atau Sabtu. Dia baca, senin depan dia tulis surat balik untukku, dan jumatnya aku udah terima balasan dari dia. Sampai-sampai temanku udah hafal, kalau ada pak pos mampir, pasti ada kiriman untuk aku. Bahkan ada yang curiga jangan-jangan itu pacarku ha ha ha. Demikian itu berlangsung terus, sampai tidak kami rasa sudah hampir 4 tahun kami menjadi sahabat pena.

Unik sekali koresponden kami. Kalau koresponden dengan teman lain, hal pertama yang diminta adalah foto, hayo ... yang suka koresponden ngaku ndak :) Tapi kami tidak, jadi selama 4 tahun kami tidak tahu paras dan bentuk satu sama lain. Kami sudah cerita ngalor-ngilur, dengan setiap surat tebalnya bisa mencapai 10 lembar, saling curhat, saling doa, saling mendukung, namun kami sama sekali blank bagaimana wajahnya. Memang sih, kami sudah buat perjanjian, kalau memang sudah waktunya kami akan dipertemukan dan berjabat tangan pertama kalinya, itulah momen kami melihat satu sama lain. Jadi kami nothing to lose aja dan menikmati koresponden kami.

Pernah suatu ketika dia kerja praktek di RS Bethesda, tidak jauh dari kos aku. Dan dengan diam-diam dan mungkin mau kasih surprise dia main ke tempatku. Namun sayang, aku kebetulan tidak di tempat. Alhasil, kesempatan bagus untuk kami bertemu pun berlalu. Sayang juga sih, sudah ada kesempatan bertemu penpal gagal.

Karena dia ambil Akademi, dia pun lulus duluan. Dan waktu-waktu itu aku juga mulai sibuk dengan tugas kuliah, hingga kesempatan untuk tulis surat menjadi berkurang. Dan sejak itulah koresponden kami berhenti ... sampai sekarang.

* * *

Satu penpal-ku yang lain adalah Suryanti Lim. Aslinya dari Bangka. Bagiku dia adalah seperti mei-mei dan aku adalah kokonya. Kami sempat berkoresponden selama 1 tahun, sampai dia lulus SMA dan melanjutkan kuliah di Medan. Awal-awal dia kuliah masih saling kasih kabar, namun itu juga tidak bertahan lama, alias hilang dari peredaran.

Lulus kuliah, aku udah tinggalkan dunia koresponden. Dunia kerja memaksa diriku untuk mematikan hobiku yang satu ini. Namun, bukan berarti aku berhenti total. Hanya medianya berbeda. Kalau dulu pake kertas dan pulpen, waktu kerja berubah menjadi keyboard dan layar.

Tulisanku ini secara spesial aku persembahkan kepada kalian: Guntur, Kus Endah, dan Suryanti. Terima kasih untuk waktu yang sudah kalian sisihkan untukku, terima kasih sudah menjadi sobat jauhku dengan pengalaman-pengalaman yang sulit untuk aku lupakan dan bersedia menemani dan mewarnai hari-hariku. Aku kehilangan kabar kalian. Di manakah kalian? Masih ingatkah dengan diriku ini ... semoga kalian membaca blogku ini ...

Secara khusus juga aku mendedikasikan goresan keyboardku untuk teman-teman blog yang sudah setia setiap hari mengunjungiku. Aku senang dan bahagia memiliki kalian. Salah satu kerinduanku adalah suatu hari bisa ketemu kalian face to face, berbagi cerita, dan kegiatan-kegiatan bermakna lainnya. Makanya, jangan sekali-kali hilang dari peredaran tanpa sepengetahuanku, jadi aku tidak penasaran dan mencari-cari sedang kemanakah kalian :) Thanks become my netpals.

* * *

Dear Hen,

Hello, apa kabar? Aku lagi iseng jadi tulis-tulis surat buat temanku yang satu ini he he he. Lama tidak tulis pakai tangan, rada kaku rasanya. Habis netting dan komputer telah membuat kita lupa sama yang namanya "penpal". Sekarang adanya "teman chat" he he he ....

...
...

Comments

  1. jeng, dulu kalo kirim surat, suka nulis : empat kali empat sama dg enam belas. sempat tak sempat, harap dibalas

    ReplyDelete
  2. Anonymous9:36 AM

    eh...cewek singkawang kan cantik cantik yak Hen? hehe..

    ReplyDelete
  3. Anonymous9:41 AM

    Ternyata mainannya ama org Bangka juga nih . eh Hen,di kantor cabang yg di singapur ada org bangka namanya suryanti lauan , sama ngak tuh ama suryanti lim ? soalnya kayanya pernah di medan juga. orgnya ngak terlalu putih , manis dan matanya agak sipit, ngak tinggi yah lebih tinggi gua dikit hehehe sapa tau itu teman loe yg udah ganti marga .

    ReplyDelete
  4. :) coba cari di friendster aja
    sapa tau ketemuan lagi

    *bersyukur pd freindster dan internet*

    ReplyDelete
  5. Dian: He he ... masih ingat aja. Ada satu lagi nih: Kalau ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi. Kalau ada umur panjang, surat ini tetap harus dibalas ... ha ha ... maksa amat sih


    Dewi: Iya tuh ... makanya dijuluki kota Amoy :))


    Lisa: Oh gitu ... trus dia baca ndak blogku? Ada kontaknya? Siapa tahu bener temanku ...


    Bev: Wow ... hebat bener masih dijaga baik penpalnya ... :)


    Mee-a: Iya juga yah. Boljug untuk dicoba :) Thanks yah ...

    ReplyDelete
  6. Anonymous4:30 PM

    Hen, dulu gw juga pernah ikut kelas bimbingan di Jogya tapi baru 2 minggu gak betah.. lagian emang kita di tipu mentah2.. abis nya di brosur dia bilang di sediakan mess / tempat tinggal, nyampe sana kasih alasan mess penuh.. trus dicari2 lagi, akhirnya dia kasih 1 rumah buat kita2 wah tempat tidur di gelar gitu jadi buat rame2 kayak di penampungan gile bener... akhirnya kita nekat cari kost-kost an sendiri... yang deket dengan tempat bimbingan itu.. akhirnya gw and bbrp temen ada yang angkat koper and gak balik lagi, tapi ada juga yang emang udah niat jadi balik lagi kesana ...

    ReplyDelete
  7. asik yach ngenang masa muda. sekarang dah pada...

    ReplyDelete
  8. Pernah terbersit pengen koresponden, tapi sering batal di tengah jalan, gara2 uang perangko abis dibeliin jajan.

    ReplyDelete
  9. Hendri, sy juga pernah hobby seh, waktu masih SD & SMP,dgn siapa saya lupa, tapi selalu di akhiri dengan kata kata gokil sbb :
    burung Irian burung cendrawasih..cukup sekian dan terima kasih

    ReplyDelete
  10. Anonymous4:29 AM

    Wuaaaaaaaa, Liz Taylor? hehe.. salut juga sih ama dia, awet cantik ya..

    Oh ya ko, itu headernya agak kegedean dikit ya? Dikurangi aja panjangnya..

    ReplyDelete
  11. Irvana: Oh pernah juga ... emangnya di mana dulu messnya, jangan-jangan kita pernah bareng he he ...


    Tenfams: Jadi, ceritanya kita-kita udah tua gitu ha ha ha ...


    Hide: Ha ha ha ... ternyata bakso cs lebih menggoda yah :))


    Sisca: Hi hi ... gokil bener :)) *tertawa hampir 1 menit baca ini: urung Irian burung cendrawasih..cukup sekian dan terima kasih"


    Tina: Iya tuh ... kalo di Indo kaya Titik Puspa gitulah :))

    Headernya kepanjangan? Thanks infonya ...

    ReplyDelete
  12. aku juga punya temen koresponden...2-2nya tinggal di batam..kalo gak salah satunya kuliah si jogya sekarang but kita udah putus koresponden nya :D

    ReplyDelete
  13. Mel: trus ... masih ingat namanya. Pasti cowok yah he he he ngaku deh...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Barang Baru

Kira-kira sebulan yang lalu, laptop saya mengalami masalah. Entah karena sudah tua, atau kebanyakan buka program, atau isinya udah penuh, mendadak laptop saya hang. Karena kurang sabar, langsung saja aku matiin dengan paksa. Ketika aku mulai menyalakannya lagi, berhasil ... Namun belum sempat aku klik tombol start, mendadak blue screen error muncul. Awalnya aku pikir itu error normal. Aku pun mematikannya lagi, kemudian restart. Windows menyarankanku memilih Safe Mode, aku pun mengikutinya. Namun, apa yang terjadi, tunggu punya tunggu, nanti detik demi detik, windows yang aku nantikan tidak muncul-muncul. Aku mulai panik ... karena secara pelan mulai terdengar suara berisik yang semakin lama semakin keras. Waduh ... fellingku berbicara kali ini harddisk-ku yang kena. Aku coba tenang, lalu mematikan laptop, dan menunggu sekitar 10 menit. Kembali aku coba nyalain ... dan benar, suara gemerisik harddisk membuatku patah arang ... terbayang sudah data-dataku yang bakalan lenyap [karena suda

Private

Sejak blogger menyempurnakan versi betanya, dari sekian perbaikan dan fitur baru yang diperkenalkan, ada satu fitur baru yang belakangan marak dimanfaatkan oleh para blogger. Fitur tersebut adalah blog readers. Aku yakin teman-teman sudah tahu apa fungsi fitur yang terletak di menu permission ini. Yap ... Fungsinya adalah men-setting blog menjadi private sehingga tidak semua orang berhak dan boleh bersantai di sana, tetapi hanyalah orang-orang pilihan yang di-choose atau di-invite yang bisa masuk dan ngopi di sana. Jadi janganlah heran kalau saja suatu saat Anda meng-klik sebuah blog, yang keluar adalah tulisan "blogger: permission denied; this blog is open for invited readers only", yang artinya Anda tidak diundang dan tidak diperbolehkan untuk mengintip isi blog tersebut. Jangan merasa kecewa, karena pasti ada alasan tertentu mengapa seseorang men-setting blog mereka dari semula open menjadi private. Jangan juga merasa patah hati, karena di balik privatisasi tersebut selalu

Sedang ingin bercinta

Wuihhh ... serem abiz yah judulnya: sedang ingin bercinta ... hahaha. Eit ... jangan berpikir yang macam-macam dulu, meskipun benar Hendri sekarang sedang berpuasa panjang dari aktivitas yang namanya bercinta, bukan berarti ini sebuah proklamir atau deklarasi dari hati terdalam tentang keinginan yang terpendam selama waktu yang sangat panjang. BUKAN .... Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa