Manusia Kalong

Anda tahu apa itu kalong? Yap ... makhluk yang tinggal di gua-gua, keluarnya malam-malam, trus konon makannya adalah isep darah. Ihhh ... tatut ... saudaranya dracula kali yah. Selama hidupku, aku pernah ketemu hanya sekali dengan makhluk itu. Waktu itu aku masih nge-kost, sekitar jam 8 malam, tiba-tiba nyelonong begitu aja seekor kalong ke kamarku, trus hinggap dengan manis di pojok langit-langit. Kontan aku teriak ... takut he he ... Dengan bantuan teman-teman, akhirnya berhasil diusir juga tuh makhluk ...

Aku bertanya-tanya, kok bisa-bisanya yah. Apakah dia menganggap aku salah satu temannya? Eits ... bukan dalam arti aku juga suka isep darah orang, tetapi karena kesukaanku yang senang bergadang dan berlembur ria.

Menjadi seorang anak kost yang kuliah, pasti pernah merasakan yang namanya bergadang aka lembur. Aku mengenalnya waktu menginjak semester ke-2 kuliah. Awalnya sih aku tidak tertarik untuk gituan, aku masih berusaha menjadi anak manis yang bangun jam 06.00 trus jam 21.00 udah tidur. Namun tarikan dan godaan teman-teman yang begitu kuat membuatku luluh juga ... sampai aku pun terseret di dalamnya.

Akibatnya siklus hidupku berubah total. Hari-hari aku lalui layaknya si kalong. Jam 02.00 subuh baru tidur, trus jam 10-an bangun. Kecuali ada kuliah pagi ... dengan mata sangat berat aku harus memaksakan diri untuk mengikutinya.

Ada suka, begitu juga ada dukanya menjadi manusia kalong. Dukanya, aku kehilangan segernya oksigen pagi hari, indahnya sinar mentari yang menyinari bumi, cericit merdu burung di pagi hari, lembabnya daun-daun karena embun, serta waktu untuk olahraga juga hilang.

Sedangkan sukanya, menjadi penguasa di malam hari ha ha ha ... becanda ding :) Sukanya adalah aku merasa menjadi lebih cerdas, karena dalam suasana sepi sunyi, otakku lebih mudah diajak kompromi sehingga pikiran-pikiran produktif mengalir begitu saja. Alhasil, belajar menjadi lebih mudah dan prestasi kuliah tercapai. Selain itu, juga bisa sebagai ajang penghematan. Lho kok bisa? Iya ... soalnya aku khan bangunnya sekitar jam 10-an, berarti aku bisa menghemat pengeluaran untuk makan pagi. Jadi, makan siang sekalian makan pagi juga ha ha ha ...

Apa aja sih yang aku kerjakan dalam rangka berlembur dan bergadang ria?

Oh ... banyak. Pertama-tama, kumpul ama teman-teman kos di depan rumah, sambil menenteng gitar, alunan suara dari suara 1 sampai 5 memberikan refreshing tersendiri, dan murah lagi. Dari pada ke karaoke khan? Trus menggelar tikar, kartu remi/gaplek pun dikeluarkan ... kalau main yang satu ini waktu sudah mengalir begitu cepat, atau istilahku kairos buangettt. Selain itu, kadang ngendon di kamar, nonton VCD rame-rame, atau main game jaringan ama teman sebelah kamar.

Yang menjadi pertanyaan adalah apa sih manfaatnya bergadang? Tidak ada gunanya khan?

Belum tentu. Justru dari pengalaman bergadanglah aku mendapatkan pengalaman yang asyik dan manfaat nyata. Ceritanya gini. Waktu itu aku ambil matakuliah proyek, membuat program sistem keanggotaan/membership. Masa untuk mengerjakannya sih 1 semester. Tapi tahulah khas mahasiswa, kalau bisa ditunda-tunda, kenapa ndak? Hasilnya, menjelang 1 minggu sebelum deadline presentasi, aku baru sadar aku belum mengerjakan apa-apa. Cilaka, pikirku.

Aku pun heboh bertanya kiri-kanan, apakah temanku sudah mengerjakannya juga. Beruntung, aku ketemu seorang. Statusnya sama dengan aku. Aman ... pikirku.

Kita pun membuat rencana ... dia memboyong kompinya ke kostku, dan kita janjian setiap jam 22.00 kita mulai mengerjakannya. Selama semingguan itu kita lembur ekstra ... jam 22.00 udah mengunci diri dari dunia luar, konsen ke kerjaan, dan jam 05.00 baru stop kerja. Tidur bentar, jam 09.00 pun bangun ... lakukan aktivitas seperti biasa ... dan jam 22.00 pun kerja lagi. Dan hasilnya ... nilai A adalah imbalan yang sangat setimpal dengan pengorbananku.

Dari sana aku dapat pencerahan, ternyata tidak tidur ndak membuat kita mati tuh. Selama seminggu aku cuma tidur 4 jam, kadang cuman 3 jam ... dan hasilnya tetap ok. Memang sih, dopingnya harus kuat he he ...

Pengalaman waktu kerja juga sama. Suatu ketika aku dilibatkan dalam sebuah proyek sekitar 6 bulan yang mengharuskan aku lembur setiap hari. Kita mulai kerja jam 08.00, dan baru pulang rata-rata jam 01.00. Pulang rumah, tidur, jam 06.00 udah bangun lagi ... itu dilewati setiap hari selama 6 bulan. Ada kekecualian sih untuk sabtu-minggu, paling pulangnya lebih awal, sekitar jam 20-an. Dan, aku juga sehat-sehat tuh ...

Tapi itu dulu .. waktu masih bujangan, masih liar, dan belum ada yang mengatur diriku. Sekarang aku udah lebih terkendali, hidup lebih tertib, dan menjadi lebih konvensional. Tapi bergadang juga kadang-kadang, terutama akhir pekan. Biasa ... nonton bola ataupun balapan he he ...

* * *

"Hello ... gimana kerjaannya?"
"Baik ... hanya sibuk sekali"

"Oh ya ..."
"Iya ... sekarang aja aku baru break bentar. Nanti mulai lagi sampai jam 19.00. Istirahat dan makan sampai jam 20.00, kemudian kerja lagi sampai jam 24.00 ..."

"Hmm ... "
...

...
...