Barang Baru

Kira-kira sebulan yang lalu, laptop saya mengalami masalah. Entah karena sudah tua, atau kebanyakan buka program, atau isinya udah penuh, mendadak laptop saya hang. Karena kurang sabar, langsung saja aku matiin dengan paksa. Ketika aku mulai menyalakannya lagi, berhasil ... Namun belum sempat aku klik tombol start, mendadak blue screen error muncul.

Awalnya aku pikir itu error normal. Aku pun mematikannya lagi, kemudian restart. Windows menyarankanku memilih Safe Mode, aku pun mengikutinya. Namun, apa yang terjadi, tunggu punya tunggu, nanti detik demi detik, windows yang aku nantikan tidak muncul-muncul. Aku mulai panik ... karena secara pelan mulai terdengar suara berisik yang semakin lama semakin keras. Waduh ... fellingku berbicara kali ini harddisk-ku yang kena.

Aku coba tenang, lalu mematikan laptop, dan menunggu sekitar 10 menit. Kembali aku coba nyalain ... dan benar, suara gemerisik harddisk membuatku patah arang ... terbayang sudah data-dataku yang bakalan lenyap [karena sudah 2 kali aku lihat laptop temanku mengalami hal yang sama], email-emailku beserta address booknya musnah sudah, dan bayangan lembar demi lembar uang keluar dari dompetku membuat kesedihanku semakin bertambah.

Aku pun membawanya ke kantor, dan minta temanku untuk membawanya ke tempat service langganan. Aku masih berharap, seadainya memang harddisk-ku rusak, minimal datanya bisa diselamatkan. Namun, berita keesokan harinya benar-benar membuat hatiku hancur. Rusak sama sekali, dan data-datanya sedikit pun tidak mungkin diselamatkan. Bersamaan itu ada sebuah nota, dan di sana tertera sebuah angka sebagai pengganti harddisk baru dan biaya service.

Karena tidak ada pilihan, yah aku sanggupi juga. Dan dua hari kemudian, kembalilah laptop tersayangku dengan harddisk baru plus bonus dibersih dan dipoles mengkilap. Aku nyalain ... lancar. Namun ketika aku klik tombol start, masuk my computer ... aku menghela nafas panjang. Isinya kosong, cuma windows saja. Artinya ... dataku benar-benar hilang semua sudah.

Sekarang laptopku sudah nongkrong dengan manis di kamarku, dan perlakuanku terhadapnya beda. Kalau dulu pindah-pindahinnya sembarangan, kena debu dibiarkan, kadang dibiarin nyala seharian meskipun tidak digunakan. Sekarang, kehati-hatianku meningkat tajam. Sedikit kotor langsung dilap pake tisue. Kalau tidak digunakan langsung di shut down. Maklum ... selain karena masih baru, biaya yang dikeluarkan pun tidak tanggung-tanggung, makanya dirawat dengan baik he he ...

* * *

Aku mulai merenung, merenung, dan merenung ... sampai aku membuat sebuah kesimpulan perlakuanku terhadap barang-barangku, terutama barang baru. Saat mereka pertama menjadi milikku, sikap hati-hati dan peduli ekstra besar muncul dalam diriku. Setiap hari dilap, dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan baik.

Apa saja ... saat pertama punya motor dengan biaya sendiri, setiap hari sempatkan diri sekitar setengah jam untuk melap dan membersihkannya. Ada sedikit debu, jangan harap luput dari pandangan tajam mataku. Kena hujan sedikit, langsung diseka dengan lap hingga mengkilat lagi. Pokoknya perhatian ekstra aku tunjukkan untuknya.

Demikian juga ketika aku membeli kacamata baru, setiap saat di lap dan dibersihkan pakai kain khusus supaya tetap jernih, takut kacanya tergores, dan dijaga baik supaya tetap kelihatan baik. Saat aku membeli HP baru, perlakuan yang sama juga aku berikan. Jam tangan baru, sepatu baru, serta benda-benda baru lainnya tidak luput dari kebaikan hatiku.

Namun seiring berjalan waktu, perlahan-lahan perhatianku mulai memudar juga. Kacamataku udah punya goresan sana-sini, layar HP mulai buram meskipun dipasang plastik kilap dan anti gores, sepatuku hanya disemir kalau ada acara penting ... dan banyak kelalaianku yang mulai menggeletakan semuanya ...

* * *

Kadang aku berpikir, apakah itu normal? Ketika ada sesuatu yang baru, selalu kita memberikan perhatian lebih untuknya. Namun perjalanan waktulah yang mengikis semuanya hingga satu titik kita membiarkannya tergeletak begitu saja hingga dia rusak, membusuk, dan akhirnya musnah ...

Berilah pencerahan kepadaku ...