Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2012

Semangat Idul Fitri, Semangat Memaafkan

Saya coba tunjukkan sebuah penelitian akan efek dari memaafkan seperti yang saya kutip dari salah satu situs berita. Penelitian yang dilakukan di Universitas California, San Diego, AS ini melibatkan 200 orang. Mereka diminta untuk memikirkan sebuah pengalaman dicurangi atau dikecewakan atau dikhianati oleh sahabat mereka. Kemudian mereka dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing 100 orang. Kelompok pertama diinstruksikan untuk memikirkan bagaimana hal itu memicu mereka untuk marah. Sedangkan kelompok kedua diminta dan didorong untuk untuk memaafkan. Setelah itu mereka diberi pengalih pikiran selama lima menit, lalu mereka diberikan kebebasan untuk boleh memikirkan kembali peristiwa tidak mengenakkan tersebut dengan cara masing-masing. Hasilnya, kelompok yang marah mengalami kenaikan tekanan darah pada sesi pertama dan efeknya tetap terlihat meski mereka sudah diberi pengalih untuk lebih tenang. Sedangkan kelompok yang memaafkan lebih tenang dan bahagia. Poin apa yang mau disampaikan

Wanita adalah Perkasa

Kisah 1 Saya mungkin Desember akan ada di Australia. Biasa, kunjungan rutin. Anak saya yang pertama sudah permanent resident di sana. Jadi setiap tahun pasti gak dua kali saya berkunjung ke sana. Sedangkan anak kedua saya ada di Kelapa Gading. Pernah menjadi dosen di salah satu kampus daerah Kebun Jeruk, tetapi sekarang sudah berhenti dan fokus mengembangkan bisnis konsultan. Jadi tiap hari saya sendirian di rumah. Makanya saya orangnya tidak bisa diam. Selalu mencari kesibukan. Apalagi sejak menginjak usia pensiun kira-kira 3 tahun yang lalu. Kerjaan saya yah itu, banyak reuninya. Saya sudah menjadi single parent 21 tahun yang lalu. Suami saya meninggal saat anak bungsu saya baru berusia 6 tahun. Jadi selama itulah saya berjuang untuk membesarkan anak-anak saya sendirian. Jatuh bangun, banting tulang, belajar sana-sini demi anak-anak. Beruntung saya mempunyai kemampuan sehingga bisa berkarir di salah satu bank. Saya mengabdi selama lebih dari 20 tahun sampai pensiun. Melihat hasil dar

Rumput Tetangga Selalu Kelihatan Lebih Hijau

Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau. Sering kita dengar peribahasa tersebut. Singkat tetapi bermakna dalam. Peribahasa yang selalu dilontarkan saat kita mulai merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki. Kiasan yang muncul saat ada perasaan iri dengan orang lain. Ungkapan yang dikatakan saat kita mulai tidak nyaman dengan segala sesuatu yang melekat dalam diri kita. Kalau dipikir-pikir, kenapa bisa ada perasaan iri, tidak puas, tidak nyaman dalam diri kita? Mungkin jawabannya adalah sifat alami manusia yang selalu ingin lebih dibandingkan orang lain. Bagus kalau semangat lebih-nya itu diekspresikan dalam bentuk positif, karena itu akan membuat kita menjadi terlecut untuk meraih prestasi semaksimal mungkin. Tetapi kalau semangat itu adalah ekspresi negatif, maka cocoklah dengan peribahasa di atas. Contoh sederhana. Suatu hari kita melihat garasi tetangga seberang kita yang sebelumnya kosong ada isinya. Artinya tetangga kita baru saja membeli mobil baru. Kalau kita berse

Mempersiapkan Kematian

Kematian adalah sebuah topik yang acap dijauhi orang untuk dibicarakan. Masih ada anggapan bahwa obrolan tentang kematian adalah hal yang tabu, tidak menyenangkan, dan tidak layak untuk diangkat sebagai sebuah tema diskusi. Terlebih kalau lawan bicara kita orang yang sudah senior, jangan pernah coba mengajak mereka untuk bertukar pendapat tentang kematian. Itu adalah hal yang sangat tidak recomended. Namun apakah benar segitu sensitifnya hal ini sehingga topik kematian sepertinya harus dihindari? Begitu tidak menyenangkankah sebuah kata kematian sehingga itu menjadi hal yang selalu dijauhi? Apalagi kalau kita mengatakan, sudahkah kita mempersiapkan kematian kita. Wah, bisa-bisa kita didamprat habis-habisan. Jadi apakah alasan sebenarnya kenapa kematian begitu dihindari untuk dibicarakan? Kematian tabu untuk dibicarakan mungkin karena ketidakjelasan kita akan kemanakah setelah meninggal. Masih menjadi sebuah misteri besar sampai sekarang belum ketemu jawabannya. Maklum saja, karena tida

Pola Didik Anak yang Pas

Saya punya kerabat yang tinggal di luar kota. Kerabatku ini punya 2 anak yang sudah dewasa. Yang paling besar sudah bekerja, sedangkan kedua adiknya masih kuliah. Suatu hari saya main dan menginap di rumah kerabat saya itu. Karena sudah lama tidak ketemu, kita pun ngobrol banyak. Dari hulu ke hilir, ujung ke pangkal, segala topik yang nyangkut, kita obrolin. Obrol punya obrol, sampai ke satu topik, kerabatku mencurahkan perasaannya akan perilaku anak-anaknya. Menurutnya, kedua anaknya itu adalah anak yang sama sekali tidak mandiri. Semuanya sangat tergantung sama mereka. Tidak mandiri di sini berarti benar-benar tidak mandiri. Sebagai contoh, anak sulungnya yang sudah bekerja, karena kebetulan kerja beda kota, tiap minggu pasti pulang ke rumah. Untuk apa? Untuk membawa cuciannya yang kotor. Menurut ceritanya, si anak tidak pernah tahu mau diapain baju-baju kotornya. Jadi tidak heran kalau anaknya ini selalu meluangkan waktu untuk pulang hanya supaya pakaian kotornya dicuci. Saya tanya,

Mudik

Libur tlah tiba ... libur tlah tiba ... hore hore hore. Ups, tanggal segini sudah berpikir tentang libur? Hahahaha ... tapi itulah topik morning coffee PROAKTIF hari ini. Bukan liburnya yang menjadi topik yang dibagikan bersama, tetapi pengalaman mudiklah yang menjadi cerita. Memang kalau bicara tentang libur lebaran, pastilah tidak akan jauh-jauh dengan yang namanya mudik. Sebuah tradisi tahunan, yang saya kira hanya ada di Indonesia, di mana diperkirakan untuk tahun 2012 hampir 80% penduduk kota Jakarta balik ke kampung masing-masing. Memang bukan hanya Jakarta sih, ada juga kota-kota lain, baik di pulau Jawa maupun luar yang juga ada tradisi mudik. Tetapi fakta karena Jakarta adalah barometer Indonesia, jadilah kota ini menjadi sorotan utama. Alasan orang mudik? Pastinya yang utama adalah untuk berkumpul dengan sanak saudara yang sudah lama ditinggalkan. Kerinduan, kekangenan, dan bayangan kehangatan berkumpul bersama dalam suasana penuh keceriaan menyambut bulan kemenangan setelah

Guruku

Siapakah guru yang paling berkesan? Siapakah guru yang paling diingat? Siapakah guru yang memberikan kenangan, terutama sebagai motivator untuk kita berprestasi dan mendidik kita seperti sekarang ini? Itulah tema briefing pagi PROAKTIF pagi ini. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tanpa tanda jasa karena kita tidak pernah memberikan tanda jasa, yang selalu disimbolkan dengan penyematan medali –meskipun sebagian ada yang memberikan kenang-kenangan dalam bentuk cincin, bingkai foto, dll---. Tanpa tanda jasa karena mereka tidak mengharapkan banyak dari anak didik mereka kecuali satu, anak-anak mereka menjadi pintar dan menjadi orang yang berguna di masyarakat. Tanpa tanda jasa karena mereka adalah orang yang paling berbahagia di balik kesuksesan anak didik mereka, dan tidak mengharapkan imbalan. Itu idealisme sebenarnya dari seorang guru. Karena jiwa seorang guru haruslah begitu. Guru yang benar adalah guru yang mengharapkan anak didiknya menjadi lebih besar dari dia. Guru yang be

Kebangganku

Sudah menjadi pola harian di Proaktif, setiap pagi sebelum memulai aktivitas kami selalu memulainya dengan doa, briefing pagi, serta mengucapkan ikrar proaktif. Tema briefing sangat beragam dan dibawakan secara bergiliran. Jadi tiap kru Proaktif selalu mendapat giliran untuk memimpin. Nah, tema briefing pagi hari ini adalah kebanggaan. Setiap orang diwajibkan untuk menceritakan satu hal yang menjadi kebanggaan mereka selama ini. Satu persatu personil proaktif bercerita. Diselingi dengan canda tawa dan celutukan dari kru yang lain saat seseorang bercerita, suasana briefing pagi ini meriah dan gembira. Mungkin karena efek hari Jumat juga, jadi kegirangan selalu lebih saat wiken menjemput. Dari semua sharing hal-hal yang dibanggakan, saya coba mengerucutkannya menjadi beberapa tema besar. Pertama, mayoritas bercerita bahwa kebanggaan mereka adalah kehadiran orang-orang terdekat. Siapakah orang-orang terdekat itu? Ibu. Itulah orang terdekat yang paling dibanggakan. Ingatan ak