Kartun

Kartun mania ... begitulah kadang-kadang aku menjuluki diriku. Setiap hari minggu merupakan hari kesukaanku. Selain karena tidak kerja, juga karena tersaji dengan lengkap sebuah tontonan yang menghadirkan kembali sebuah dunia yang bagiku sangat indah, dunia anak-anak. Mulai dari jam 06.00 pagi sampai jam 10.00-an, kemudian disambung lagi jam 14.00-17.00 tontonan kartun siap digelar untuk menghibur pemirsa-pemirsa ciliknya.

Siapa yang tidak kenal dengan Donal Bebek? Kartun ini adalah kartun pertama yang aku sukai. Masih ingat, waktu stasiun TV kita cuma ada 1, setiap minggu sore selalu ada kartun ini. Bagaimana kesialan Donal, kepelitan Uncle Gober, kejeniusan Mr Lang Ling Lung, keberuntungan si Untung, kegenitan dan kemolekan Desy memberikan penghiburan bagi diriku kala masih kecil.

Roadrunners, yang bercerita tentang usaha seekor serigala untuk menangkap burung unta adalah my next favouite cartoon. Aku selalu geli melihat si serigala dengan berbagai ide, cara, dan teknologi canggih untuk memangsanya, tetapi selalu gagal. Malah acap kali senjatanya yang kena dia sendiri, atau istilah kerennya senjata makan tuan.

Tom and Jerry juga salah satu kartun klasik yang paling aku sukai. Melihat sepak terjang mereka membuat hiburan tersendiri bagiku. Aku salut sama imajinasi
pembuatnya, bagaimana dia bisa mengerti dan memahami bener karakter seekor kucing dan tikus. Tapi yang selalu membuat aku bingung, kok mereka nggak mati-mati yah. Meskipun tubuh mereka udah kena bom, diiris pisau sampai berkeping-keping, ditimpuk batu yang ekstra besar, jatuh dari ketinggian jurang ... toh, mereka sehat-sehat selalu :) Yah ... namanya juga kartun ...

Seiring waktu berjalan, muncullah Doraemon, Ninja Hattori, sampai Crayon Sinchan dan terakhir tentunya Spongebob Squarepants, sering menyita perhatianku serta membangkitkan kembali sisi kanak-kanakku di dalam kedewasaanku. Yah ... bersyukur karena lewat semua itu tercipta sebuah balance untuk memberikan penghiburan dan refreshing serta sebuah tawaran kegembiraan di tengah maraknya acara kekerasan, intrik, serta kesimpangsiuran informasi.

Tapi tidak semua kartun aku suka. Kisah semacam Barbie, Hercules, Cinderella, Pinokio, dan kartun sejenisnya selalu aku hindari. Entah kenapa, mungkin karena kartun tersebut adalah sebuah kisah yang selalu berakhir dan bisa ditebak endingnya, ditambah durasinya yang panjang, membuat diriku tidak betah menongkronginnya. Dan mungkin juga ada embel-embel kartun untuk cewek yang juga membuatku resisten dengan yang satu itu.

Bagaimana dengan teman-teman? Apakah punya kenangan seperti diriku juga?

* * *

"Udah ... matiin TV-nya. Udah gede kok masih nonton film gituan ... waduh ... gimana toh suamiku ini ..."

Keluhan itu sering aku dengar saat diriku terlena dan tenggelam dalam keasyikan dunia anak-anak. Tapi aku selalu mempunyai alasan untuk membenarkan sikapku yang satu ini.

"Yank ... masih lebih bagus aku keranjingan nonton film-film gituan. Dari pada aku terpikat dengan tontonan semacam Bay Watch, Melrose Place, atau serial semacamnya? Bahaya khan ..."

Hmm ... Bay Watch? Boleh dicoba juga ha ha ha ...