Skip to main content

Norak Abiz

Norak abiz ... begitulah pengalamanku berbicara. Saat membaca sebuah survei tentang perilaku rakyat di Republik ini, dikatakan bahwa salah satu ciri khasnya adalah suka sekali pamer. Tidak peduli apapun itu, dalam situasi bagaimanapun, serta di mana saja, yang penting setiap ada kesempatan mereka pasti sedapat mungkin mempamerkan apa yang mereka punya.

Norak abiz ... begitulah aku mendapatkan apa adanya. Tahukah Anda merek Hand Phone dan tipe yang paling banyak dipakai orang? Keliru kalau Anda menjawab Sony Ericson Type T630. Salah besar juga kalau Anda mengatakan Nokia Type 6600. Demikian juga Anda tidak benar saat menjawab Siemens S65. Trus apa dong jawabannya?

Yang benar adalah Nokia Type 9500. Kok bisa? Iya dong ... kembali lagi ke habit rakyat Republik ini, HP jenis ini sungguh-sungguh merupakan tools yang tepat untuk mempraktekkannya. Bukan karena fasilitasnya yang canggih lantas mereka membelinya. Bukan juga karena pernak-pernik add-on hebat yang membuat mereka memilikinya. Namun lebih disebabkan karena ukurannya yang besar serta harganya yang tinggi. Anda mungkin bertanya, apa hubungannya dengan sikap suka pamer? Nih ... aku beritahu. Karena semakin besar ukuran HP, dan didukung semakin tinggi harganya, maka itu sama saja seperti semakin besar dan tinggi gengsi sang pemilik.

Tangkap maksudku sejauh ini? Jadi tujuan mereka membeli HP jenis ini adalah supaya orang-orang tahu bahwa dia punya uang lebih untuk memilikinya. Sekali bunyi telp masuk, maka dengan penuh kebanggaan mereka akan mengeluarkannya, pura-pura melihat siapa yang menelpon, kemudian dengan gagah menjawabnya dengan suara yang lantang. Padahal kalau ditanya, fasilitas apa aja sih yang mereka manfaatkan dari HP itu? Mereka cuma bisa menjawab: untuk terima telp dan SMS. OMG ... HP secanggih itu hanya dimanfaatkan untuk itu? Kalau emang tujuan punya HP hanya sekedar itu, cukuplah tipe-tipe biasa yang harganya bisa terjangkau antara 1-2 juta. Tidak perlu mengeluarkan dana sampai 7-8 juta. Namun mereka bisa berkilah: yang penting gaya dong ...

Norak abiz ... demikianlah aku berujar melihat kenyataan yang ada. Saat menunggu kereta berangkat di Stasiun Gambir, di sebelah saya seorang bapak dengan muka tanpa dosa mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Aku lirik sebentar ... oh IPod. Wah ... canggih juga nih Bapak, demikian pikirku. Tidak berapa lama kemudian, dia pun tenggelam dalam dunia IPodnya. Penasaran aku melihat keasyikannya. Aku pun mencoba melihat, apa sih yang dikerjakannya. Dan ... sungguh membuat aku ngakak. Dia sedang main Solitaire ... Ketika aku iseng bertanya, selain games IPod ini bisa dipakai untuk ngapain aja? Dia hanya terbengong. Dan mukanya tambah tidak berdaya saat aku menyingung tentang transfer data, pemrograman, e-mail, database, dan beberapa fasilitas angker lainnya. Dalam hatiku lagi-lagi hanya bisa berujar: dasar manusia Republik ...

Norak abiz ... itulah kata yang menurutku pas untuk dilontarkan. Tahukah Anda kenapa orang-orang suka nongkrong di Starbuck? Apakah karena kopinya lebih enak? Apakah karena pelayanannya lebih ramah? Apakah karena porsinya lebih besar? BUKAN. Kalau mau minum kopi yang enak, teman-temanku menyarankan beli aja kopi tubruk Medan, yang konon malah lebih harum dan nikmat dibandingkan Starbuck. Kalau mau mendapatkan pelayanan ramah, minum kopi di warung biasa malah lebih nyaman dan bersahabat. Mau mendapatkan porsi yang lebih besar, mampir aja di rumah makan yang bertaburan di pinggir jalan.

Trus kenapa dong? Hanya satu alasan: dengan minum di Starbuck, kita bisa melihat orang-orang lalu lalang di sekitar kita, dan yang terpenting orang-orang yang lalu lalang itu juga bisa melihat kita nongkrong di sana. Dengan kata lain, gengsinya lebih tinggi minum kopi di sana. Tidak peduli harganya berkali-kali lipat. Tidak peduli porsinya lebih sedikit. Tidak peduli kadang harus antri untuk mendapatkan tempat. Yang penting: GENGSI dan BISA PAMER ...

Norak abiz ... kata ini mengiang terus di telingaku. Tatkala waktu aku dalam perjalanan menuju Surabaya naik Garuda, di sebelahku ada seorang ibu paruh baya duduk dengan manis. Saat mau take-off, seperti biasa pramugari mengedarkan permen supaya mulut tidak kering. Waktu tiba giliran, aku hanya ambil 2 butir. Namun saat aku lirik sebelah, setiap model dan warna bungkus permen dia gapai sambil tersenyum manis. Aku terdiam, dan berpikir: mungkin dia orangnya ngantukan, jadi perlu banyak permen. Saat snack diedarkan ... tidak ada yang istimewa. Aku lahap jatahku, dia makan bagiannya. Selesai, aku buka bungkusan tissue, lap tangan, mulut ... then masukin lagi ke dus untuk dibuang. Lagi-lagi aku lirik sebelah ... dan hatiku tersenyum melihat dia dengan sibuknya menyimpan bungkusan tissue ke dalam tasnya. Oooo ...

Norak abiz ... kata ini lagi-lagi mengiang di telingaku. Saat itu ada pertemuan rutin kalangan terbatas. Layaknya sebuah keramaian, suasana hiruk pikuk diselingi canda tawa mewarnai dan memberikan tanda bahwa ada kegembiraan di sana. Di sebelahku berdiri seorang teman, ajak aku ngobrol, namun tidak begitu aku kenal. Cerita demi cerita mengalir. Semuanya normal apa adanya hingga sebuah statemen keluar dengan nada penuh kebanggaan.

"Sudah tahu khan acara libur nanti ... ramai-ramai ke puncak nginap selama 2 malam sambil mengakrabkan suasana, dan kita akan nginap di villa. Kalo aku sih udah pernah ke sana, lumayan enak suasananya. Villanya juga bagus, besar, dan bersih. Tapi itu masih kalah. Beberapa waktu lalu aku ke Bandung, nginap di hotel. Besar sekali, bertingkat-tingkat ... jauh dibandingkan dengan villa acara ntar. Sekali-kali coba deh, ke sana ..."

Oooo ... aku hanya kelu mendengarnya. Ingin aku katakan, tidak cocok kamu mengatakan hal itu kepadaku. Aku sudah berkelana dari hotel ke hotel, dalam kota maupun luar kota. Dan dikau yang cuma sekali sudah mau membanggakannya di depanku? Namun ... aku tersadarkan: itulah sifat alami yang dinamakan manusia.

Norak abiz ... kala aku mendapati rupanya aku juga orang di Republik ini. Dan itu juga berarti aku juga tidak terlepas dari habit dan sifat suka pamer juga. Bukankah begitu temanku?

* * *

LH: Hehehe ... lucu deh pokoknya menceritakan orang Indo
LK: Hahahaa

LH: *Dasar anak durhaka ... durhaka sama negeri*
LK: hahahaa

LH: Dulu aku pernah lihat, seorang bapak entah dapat dari mana, sebuah bata dengan ukiran sebuah Bank. Trus dia bawa pulang, korek-korek bata halamannya ... trus pasang tuh bata
LK: Hahahaa

LH: Norak abizzzzzzzzz
LK: Hahaha ... tulis tuh. NORAK ABIZ, judulnya

LH: Gitu yah ... ato IRONI NEGERIKU??
LK: Jangan begitu. Kalau itu terlalu dalam ... belum tentu semua orang begitu. Ada juga yg low profile.

LH: Oooo ... NORAK ABIZ??? Ok juga
...

...
...

Comments

  1. Anonymous1:04 AM

    wakakakaka ... hp buat aku yang penting bisa telfon2an ama sms cukup. lebih keren lagi kalo bawa telfon umum kali kemana2. tauan harganya lebih mahal dari handphone :p

    ReplyDelete
  2. Anonymous8:03 AM

    produsen-produsennya yang hebat .... sampe-sampe kita sudah nggak ngeliat unsur fungsionalnya ..

    orang sudah punya sepatu 4, masih juga beli sampe 10 ato lebih, padahal hari khan cuma ada 7 ya kalo dia mo ganti tiap hari ... hheheh

    ReplyDelete
  3. Anonymous8:15 AM

    weks... berarti gw juga norak yah... hp sih ga sampe semahal nokia 9500 tapi fitur di dalamnya jg kebanyakan ga ngerti tuh :p, nongkrong di starbuck sih boro2...Kopi? Apaan tuh? Tapi gw suka ngambilin permen di pesawat xixixi... sekali ngambil, ngeraupnya bisa banyak. Hidup orang NORAK!!

    ReplyDelete
  4. hehehe, pantesan O2 gw dah gak hidup 2 bulan, gak nyambung ternyata ama kopi tubrux n nasi kucing. Maksa dehhh loe, Yen! Borju gak kesampean...heheheh

    ReplyDelete
  5. Anonymous8:44 AM

    eh.. kalo ngambil permen di pesawat sih bukan norak hen, tp tepatnya GA MAU RUGI!! Itulah juga salah satu sifat Rakyat Indonesia tercinta ini.

    ReplyDelete
  6. NORAK ABIEZZ!!! Emang bener sih, semua serba pamer. Meskipun gua seorang gadgeteer yang punya Ipaq 7315,HP Siemen M55, Digicam Powershot A60, pegang 2 flashdisk... ciyee...gua lagi pamer nih. Tapi gak ada yang super mahal atau pengen bikin orang ngiri... semua buat kebutuhan doank... :)
    Kalo dikasih sih mau aja, N9500 enak bisa dipake buat macem2...!! Cuman bentuknya itu yang gak tahan, gede bener.. gua sih seneng yang kecil en simpel (sambil lirik Motorola L7)

    ReplyDelete
  7. mmmmm

    kalo yg tua2 mah rasanya yah bisa dimaklumi kalo gaptek
    tapi kalo sebangsa kita2 dan generasi muda, kayaknya sih harus tau teknologi tepat guna

    kalo soal starbucks ato cofeebean itu, enak loh mcapucino frappenya. tapi yah ga usah jaga gengsi dgn tiap hari nongkrong disana
    toh org2 ya beli suasananya, enak buat ngobrol2 soal bisnis...
    kalo ngobrol2 bisnis di warung pinggir jalan kan susah :p bising :p
    jd utk urusan lobi-melobi enak di starbuck

    ReplyDelete
  8. Anonymous4:35 PM

    sAY, NOrak Abisnya versinya yang ini ya..kirain mau versi ala blogger...tidak BERANIkan???takut kena gencatan senjata blogmu di blokir ya? xixixixixi


    SELINGKUHANMU

    ReplyDelete
  9. Jadi senyum baca postinganmu ini. Itulah Hen, kondisinya udah tercipta untuk menjadi serba "norak". Suka atau 'gak suka, kamu juga mesti ikutan "norak dan agak pamer". Kamu 'gak akan jadi siapa-siapa dan 'gak akan dianggap kalo 'gak "norak" gitu. So, jujur aja, untuk kepentingan diri sendiri, mo pilih jalur yang mana? :)

    ReplyDelete
  10. yg jelas, lattenya starbucks gak ada yg bisa ngalahin meski jenis kopinya bukan yg kwalitas tinggi. (my hubby pernah kerja di starbukcs)

    kalo aku selalu mengganggap orang yg pamer itu adalah berbagi kebahagiaan...dan aku akan turut berbahagia...and ngomong2x, hotel paling berkesan buat daku adalah the datai langkawi...(berbagi kebahadiaan,bukan pamer hahahha)

    ReplyDelete
  11. rhumba frapucinonya enak!! btw, aku jarang duduk di starbucks sini wakaka, abis sendirian, jadi sembari jalan sembari minum.

    btw, daku ke blog dewi n baru ngeh, ternyata dikaw juga author!!!!

    ReplyDelete
  12. Anonymous4:50 PM

    berarti aku gak norak...
    buktinya :
    1.hp-kuh udah bulukan dah sering mati gak gue ganti ganti ...hihihi abis cuman buat nelp ama sms...
    2.gak suka starbuck...bisa bikin ndiri ...mau cafe latte?cappucino?mocha?or?
    3.tidak punya ipod..gak mampu beli
    4.gak suka embat barang/makanan,,ambil secukupnya...

    hhhhmmm apalagi?suka mabok ajah seh...norak gak kalo mabok? hahahahah

    ReplyDelete
  13. Anonymous8:59 PM

    setuju ma Mee Chan

    ReplyDelete
  14. Engeltje: Hahahaha ... gitu yah. Masa sih telp umum lebih mahal dari HP? Yang aku tahu sizenya emang gede abiz :)

    Johan: Jadi salah satu lagi habit Republik ini, mudah termakan iklan hehehe ... Iya tuh, sepatu di rumah aja 2, dan itu aja udah cukup. 10 pasang? Hmmm ... si kaki duapuluh kali hahaha

    Imelda: Hahaha ... ngaku juga dikau :) Iya juga yah, tidak mau rugi :)) *ide untuk postingan neh hahahaha*

    Yen: Emang ada hubungannya O2 dengan nasi kucing? Hehehe ... ingat aja nih anak tentang angkringan :)) Emang di Bali ada juga neng ...

    Xu: Hehehe ... tidak norak sih sebenarnya, asal digunakan aja sesuai dengan kapasitasnya. Kapan-kapan difoto dong propertimu itu hehehe ... jadi penasaran bentuk Motorola L7 itu gimana :)

    Mee: Hehehe ... semoga deh, jadi ndak asal ngaya :) Bener juga sih, starbucks dan sejenisnya cocok untuk lobby bisnis. Tapi yang norak itu kalo sengaja iseng aja :)

    Selingkuhanku: Emang ada versi yang blogger dear? Hehehe ... ntar blogku diblacklist lagi hahahaha

    Since: Gitu yah :) Jadi berlaku motto: tidak apa norak, yang penting dapat perhatian ... hehehe

    Dian: Oooo ... baru tahu *maklum, seumur belum pernah ke Starbucks* Hahaha ... hotel yang paling berkesan buatmu bukannya yang di Bali itu, yang sempat kamu kencingin segala HAHAHAHA

    Violet: Gitu yah ... emang rasanya gimana *maklum, gagap rasa kopi* Daku author juga? Hmm ....

    Meli: Hahahaha ... itu sebagai ekspresi prihatin ato gimana atuh :)) Mabok ... iya tuh ... ilangin non :)

    Tina: Gitu yah :)

    ReplyDelete
  15. Hen, gue termasuk norak gak ya..punya laptop baru, gak berani pake..takut rusak wakakakka

    ReplyDelete
  16. Sisca: Hahaha ... itu mah bukan norak lagi, tapi norak abiz hahahaha ... tapi wajarlah, barang baru selalu disayang2, ntar kalo udah lama, pasti deh dilantarin :))

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Private

Sejak blogger menyempurnakan versi betanya, dari sekian perbaikan dan fitur baru yang diperkenalkan, ada satu fitur baru yang belakangan marak dimanfaatkan oleh para blogger. Fitur tersebut adalah blog readers. Aku yakin teman-teman sudah tahu apa fungsi fitur yang terletak di menu permission ini. Yap ... Fungsinya adalah men-setting blog menjadi private sehingga tidak semua orang berhak dan boleh bersantai di sana, tetapi hanyalah orang-orang pilihan yang di-choose atau di-invite yang bisa masuk dan ngopi di sana. Jadi janganlah heran kalau saja suatu saat Anda meng-klik sebuah blog, yang keluar adalah tulisan "blogger: permission denied; this blog is open for invited readers only", yang artinya Anda tidak diundang dan tidak diperbolehkan untuk mengintip isi blog tersebut. Jangan merasa kecewa, karena pasti ada alasan tertentu mengapa seseorang men-setting blog mereka dari semula open menjadi private. Jangan juga merasa patah hati, karena di balik privatisasi tersebut selalu

Barang Baru

Kira-kira sebulan yang lalu, laptop saya mengalami masalah. Entah karena sudah tua, atau kebanyakan buka program, atau isinya udah penuh, mendadak laptop saya hang. Karena kurang sabar, langsung saja aku matiin dengan paksa. Ketika aku mulai menyalakannya lagi, berhasil ... Namun belum sempat aku klik tombol start, mendadak blue screen error muncul. Awalnya aku pikir itu error normal. Aku pun mematikannya lagi, kemudian restart. Windows menyarankanku memilih Safe Mode, aku pun mengikutinya. Namun, apa yang terjadi, tunggu punya tunggu, nanti detik demi detik, windows yang aku nantikan tidak muncul-muncul. Aku mulai panik ... karena secara pelan mulai terdengar suara berisik yang semakin lama semakin keras. Waduh ... fellingku berbicara kali ini harddisk-ku yang kena. Aku coba tenang, lalu mematikan laptop, dan menunggu sekitar 10 menit. Kembali aku coba nyalain ... dan benar, suara gemerisik harddisk membuatku patah arang ... terbayang sudah data-dataku yang bakalan lenyap [karena suda

Sedang ingin bercinta

Wuihhh ... serem abiz yah judulnya: sedang ingin bercinta ... hahaha. Eit ... jangan berpikir yang macam-macam dulu, meskipun benar Hendri sekarang sedang berpuasa panjang dari aktivitas yang namanya bercinta, bukan berarti ini sebuah proklamir atau deklarasi dari hati terdalam tentang keinginan yang terpendam selama waktu yang sangat panjang. BUKAN .... Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa