Dalam keheningan malam, ketika sebagian alam sudah menghentikan aktivitasnya, dengan sengaja aku menceburkan diriku dalam sebuah perenungan akan perjalanan hidupku. Satu persatu memori masa lalu hadir dan tercetak dengan jelas bagaimana diriku hidup, tumbuh, dan berkembang. Selembar demi lembar semuanya tersaji layaknya sebuah pertunjukan slide layar lebar yang seketika mencengangkan diriku bahwa sudah banyak yang sudah aku lewati. Sepatah ucapan syukur dengan spontan meluncur dari lubuk hatiku yang terdalam, berdesis melalui pita suaraku, mengalir melewati tenggorokanku, hingga menggerakkan lidahku untuk menggetarkan sebuah kata: terima kasih.
Semakin hanyut dan tenggelam diriku dalam retrospeksi, secara perlahan tapi pasti ada desakan begitu kuat menekan kantong mata hingga aku tidak sanggup lagi untuk menahan sebutir air membasahi mataku dan menetas meleleh di pipi. Begitu terharu batinku atas kebaikan yang sudah aku terima sepanjang hidup. Begitu bahagia diriku menyadari semua yang sudah dilimpahkan Sang Pencipta kepadaku. Begitu bersukacita hatiku menjerit mengingat segala kecukupan yang sudah dilimpahkan untukku. Dan lagi-lagi aku tidak sanggup lagi untuk tidak berkata: terima kasih.
* * *
Di sebuah kota tenang di Kalimantan Barat, bertepatan dengan peringatan sebuah peristiwa pengkhiatanan dan percobaan mengambil alih kekuasaan di Republik ini, sepasang orangtua sedang dipenuhi kebahagiaan luar biasa menyambut kehadiran anak ke-3 putera ke-2 mereka. Yap ... inilah statusku yang pertama, yaitu sebagai seorang ANAK.
Masih terngiang baik di alam bawah sadar, betapa orangtuaku menyayangi dan mengasihiku. Aku melewatkan masa kecil dalam sebuah keluarga sederhana namun bahagia, rukun, dan religius. Adalah munafik aku mengatakan kalau 100% waktu kecilku dilewati dengan kebahagiaan. Tetapi dengan lantang aku menyatakan bahwa porsi sukacita jauh lebih besar aku alami dibandingkan secuil duka. Aku pernah dirotan, dimarah, dihukum, dan sederetan penderitaan yang dialami bocah seusia aku. Tetapi itu tidak merubah keyakinan dalam hatiku bahwa itu tidak sebanding dengan ciuman, dekapan, pelukan, serta pujian yang aku terima. Jadi apakah salah kalau aku mengatakan: Terima kasih Papa dan Mama untuk semuanya?
Menginjak usia remaja aku menerima status kedua, yaitu sebagai seorang PACAR. Di hari berkasih sayang di tahun 1993, aku resmi menyandang status ini. Betapa bahagianya diriku kala itu. Setiap hari dengan setia aku selalu menanti si dia melewati rumahku. Atau secara iseng aku naik sepeda dengan pelan melewati rumahnya hanya sekedar memandang dan memperhatikan, dan sda perasaan puas hanya dengan itu. Gejolak masa remaja semakin bersinar tatkala kita bertemu, mengobrol, bercanda, dan melewatkan waktu bersama. Yah ... she is my first love. And people say the memories of it never die and always recorded in your mind.
Tapi status itu harus aku tanggalkan di bulan November 1995. Hatiku remuk, batinku menjerit, dan aku menangis. Sebuah tangisan dari seorang remaja yang putus cinta untuk pertama kalinya. Dalam kekecewaan, kesakitan, dan keputusasaan, hatiku bertanya-tanya: Mengapa itu harus terjadi? Apakah itu memang ditakdirkan dialami semua orang? Mungkinkah itu sebuah cawan kepahitan yang harus diminum semua orang? Serta benarkah itu sebuah proses yang harus dialami setiap orang dalam proses pendewasaan dirinya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut terus bergelayut dalam diriku, namun jawaban dari semuanya tetap tidak aku temukan. Dalam kefrustasian diriku, secara terpaksa aku harus menyandang status baru: JOMBLO. Masa-masa itu aku lewatkan dengan konsentrasi ke studi, bersosialisasi, mencoba sebanyak mungkin aktivitas, serta aku manfaatkan sebagai arena untuk mencari jati diriku yang sesungguhnya. Perlahan tapi pasti, aku menikmatinya. Dan kesendirian tersebut membuat diriku berkembang dalam berbagai imajinasi dan cita-cita. Diriku ditempa untuk menjadi lebih kuat, kokoh, dan dewasa menghadapi kerasnya dunia ini.
Memasuki kuartal ke-4 tahun 1997, aku bertemu dengan adik kelasku. Dia begitu menggoda, mempesona, dan membangkitkan kembali kerinduan dalam diriku akan seorang untuk mendampingi hidupku. Semuanya bermula ketika dia dikenalkan sama adik kelasku yang lain dengan embel-embel: tolong aku diajarin yah kalau ada mata kuliah yang sulit. Awalnya biasa saja. Tetapi dewi Armor memang kurang kerjaan dan tangannya gatal untuk meluncurkan panah asmara kepada dua insan yang saling berdekatan dengan beragam persamaan, cita-cita, dan visi bersama. Alhasil, 28 juni 1998 aku pun menyandang kembali status keduaku, dan dia resmi menjadi pacarku yang ke-2.
Status itu aku sandang bertahun-tahun lamanya. Suka dan duka terjadi begitu saja memperkuat dan mengokohkan hubungan kami. Perencanaan akan masa depan secara perlahan kami bangun dalam sebuah kebersamaan. Rasa saling membutuhkan satu sama lain berakar begitu saja. Dan secara alami itulah yang terjadi.
Tepat 4 hari melewati 7 tahun masa pacaran, aku menyandang status lainnya: SUAMI. Yap ... tepat di tanggal 02-07-2005 yang kami simbolkan sebagai bersatunya 2 pribadi setelah 7 tahun mengarungi keberasamaan, kami resmi menikah. Kebahagiaanku begitu melimpah di hari itu. Dan sebuah cincin bertahtakan sebutir berlian secara permanen nongkrong di jari manis tangan kananku seolah berbicara: pemilik cincin ini sudah resmi menjadi milik seseorang. KTP-ku pun berubah status dari Tidak Kawin menjadi Kawin, dan selembar kertas dengan judul Kartu Keluarga secara resmi aku terima dengan tulisan KEPALA KELUARGA di kolom kanan deretan namaku.
Keluarga kecilku memang sangat diberkati. Belum genap sebulan pernikahan kami, kebahagian semakin bertambah dengan hadirnya onga di rahim istri tercinta. Tokcer, so blessed, congrat, itulah komentar yang aku terima kala aku mewartakannya. Tetapi aku suka yang satu ini: Penjantan Tangguh. Bagaimanakah perasaanku? Baca selangkapnya di postingku yang berjudul: Onga.
And ... status terbaruku aku terima yang melambungkan kebahagiaanku ke puncak tertinggi terjadi tepat pada tanggal 7 April 2006, yaitu sebagai seorang DADDY. Keberadaan diriku terasa lengkap dan sempurna dengan hadirnya si kecil: Marvel Enrico Bun. Mengutip pernyataan dari adikku di Kanada, ini adalah kado paskahku yang terbesar dan terindah. Sebuah berkat sekaligus amanah besar yang harus aku tanggung. Aku sadari perjalananku masih sangat panjang. Masalah, rintangan, dan tantangan dengan setia menunggu diriku melewatinya. Tetapi aku mempunyai segenggap keyakinan bahwa aku pasti sanggup menghadapinya. Mengapa? Karena aku selalu melewati semuanya bersama dengan DIA.
* * *
Di sisa hidupku masih banyak status baru yang menantiku. Dan aku masih belum tahu kapan itu terjadi. Tetapi melihat kembali semua pengalaman hidupku aku selalu berdoa: mampukanlah diriku untuk menghadapinya. Seketika selembar kedamaian mengalir begitu lembut menelusuri sumsumku dan segumpal harapan menggantung menungguku untuk menggapainya.
Terima kasih Tuhan ... aku mempercayakan semuanya kepadaMu ...
Semakin hanyut dan tenggelam diriku dalam retrospeksi, secara perlahan tapi pasti ada desakan begitu kuat menekan kantong mata hingga aku tidak sanggup lagi untuk menahan sebutir air membasahi mataku dan menetas meleleh di pipi. Begitu terharu batinku atas kebaikan yang sudah aku terima sepanjang hidup. Begitu bahagia diriku menyadari semua yang sudah dilimpahkan Sang Pencipta kepadaku. Begitu bersukacita hatiku menjerit mengingat segala kecukupan yang sudah dilimpahkan untukku. Dan lagi-lagi aku tidak sanggup lagi untuk tidak berkata: terima kasih.
* * *
Di sebuah kota tenang di Kalimantan Barat, bertepatan dengan peringatan sebuah peristiwa pengkhiatanan dan percobaan mengambil alih kekuasaan di Republik ini, sepasang orangtua sedang dipenuhi kebahagiaan luar biasa menyambut kehadiran anak ke-3 putera ke-2 mereka. Yap ... inilah statusku yang pertama, yaitu sebagai seorang ANAK.
Masih terngiang baik di alam bawah sadar, betapa orangtuaku menyayangi dan mengasihiku. Aku melewatkan masa kecil dalam sebuah keluarga sederhana namun bahagia, rukun, dan religius. Adalah munafik aku mengatakan kalau 100% waktu kecilku dilewati dengan kebahagiaan. Tetapi dengan lantang aku menyatakan bahwa porsi sukacita jauh lebih besar aku alami dibandingkan secuil duka. Aku pernah dirotan, dimarah, dihukum, dan sederetan penderitaan yang dialami bocah seusia aku. Tetapi itu tidak merubah keyakinan dalam hatiku bahwa itu tidak sebanding dengan ciuman, dekapan, pelukan, serta pujian yang aku terima. Jadi apakah salah kalau aku mengatakan: Terima kasih Papa dan Mama untuk semuanya?
Menginjak usia remaja aku menerima status kedua, yaitu sebagai seorang PACAR. Di hari berkasih sayang di tahun 1993, aku resmi menyandang status ini. Betapa bahagianya diriku kala itu. Setiap hari dengan setia aku selalu menanti si dia melewati rumahku. Atau secara iseng aku naik sepeda dengan pelan melewati rumahnya hanya sekedar memandang dan memperhatikan, dan sda perasaan puas hanya dengan itu. Gejolak masa remaja semakin bersinar tatkala kita bertemu, mengobrol, bercanda, dan melewatkan waktu bersama. Yah ... she is my first love. And people say the memories of it never die and always recorded in your mind.
Tapi status itu harus aku tanggalkan di bulan November 1995. Hatiku remuk, batinku menjerit, dan aku menangis. Sebuah tangisan dari seorang remaja yang putus cinta untuk pertama kalinya. Dalam kekecewaan, kesakitan, dan keputusasaan, hatiku bertanya-tanya: Mengapa itu harus terjadi? Apakah itu memang ditakdirkan dialami semua orang? Mungkinkah itu sebuah cawan kepahitan yang harus diminum semua orang? Serta benarkah itu sebuah proses yang harus dialami setiap orang dalam proses pendewasaan dirinya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut terus bergelayut dalam diriku, namun jawaban dari semuanya tetap tidak aku temukan. Dalam kefrustasian diriku, secara terpaksa aku harus menyandang status baru: JOMBLO. Masa-masa itu aku lewatkan dengan konsentrasi ke studi, bersosialisasi, mencoba sebanyak mungkin aktivitas, serta aku manfaatkan sebagai arena untuk mencari jati diriku yang sesungguhnya. Perlahan tapi pasti, aku menikmatinya. Dan kesendirian tersebut membuat diriku berkembang dalam berbagai imajinasi dan cita-cita. Diriku ditempa untuk menjadi lebih kuat, kokoh, dan dewasa menghadapi kerasnya dunia ini.
Memasuki kuartal ke-4 tahun 1997, aku bertemu dengan adik kelasku. Dia begitu menggoda, mempesona, dan membangkitkan kembali kerinduan dalam diriku akan seorang untuk mendampingi hidupku. Semuanya bermula ketika dia dikenalkan sama adik kelasku yang lain dengan embel-embel: tolong aku diajarin yah kalau ada mata kuliah yang sulit. Awalnya biasa saja. Tetapi dewi Armor memang kurang kerjaan dan tangannya gatal untuk meluncurkan panah asmara kepada dua insan yang saling berdekatan dengan beragam persamaan, cita-cita, dan visi bersama. Alhasil, 28 juni 1998 aku pun menyandang kembali status keduaku, dan dia resmi menjadi pacarku yang ke-2.
Status itu aku sandang bertahun-tahun lamanya. Suka dan duka terjadi begitu saja memperkuat dan mengokohkan hubungan kami. Perencanaan akan masa depan secara perlahan kami bangun dalam sebuah kebersamaan. Rasa saling membutuhkan satu sama lain berakar begitu saja. Dan secara alami itulah yang terjadi.
Tepat 4 hari melewati 7 tahun masa pacaran, aku menyandang status lainnya: SUAMI. Yap ... tepat di tanggal 02-07-2005 yang kami simbolkan sebagai bersatunya 2 pribadi setelah 7 tahun mengarungi keberasamaan, kami resmi menikah. Kebahagiaanku begitu melimpah di hari itu. Dan sebuah cincin bertahtakan sebutir berlian secara permanen nongkrong di jari manis tangan kananku seolah berbicara: pemilik cincin ini sudah resmi menjadi milik seseorang. KTP-ku pun berubah status dari Tidak Kawin menjadi Kawin, dan selembar kertas dengan judul Kartu Keluarga secara resmi aku terima dengan tulisan KEPALA KELUARGA di kolom kanan deretan namaku.
Keluarga kecilku memang sangat diberkati. Belum genap sebulan pernikahan kami, kebahagian semakin bertambah dengan hadirnya onga di rahim istri tercinta. Tokcer, so blessed, congrat, itulah komentar yang aku terima kala aku mewartakannya. Tetapi aku suka yang satu ini: Penjantan Tangguh. Bagaimanakah perasaanku? Baca selangkapnya di postingku yang berjudul: Onga.
And ... status terbaruku aku terima yang melambungkan kebahagiaanku ke puncak tertinggi terjadi tepat pada tanggal 7 April 2006, yaitu sebagai seorang DADDY. Keberadaan diriku terasa lengkap dan sempurna dengan hadirnya si kecil: Marvel Enrico Bun. Mengutip pernyataan dari adikku di Kanada, ini adalah kado paskahku yang terbesar dan terindah. Sebuah berkat sekaligus amanah besar yang harus aku tanggung. Aku sadari perjalananku masih sangat panjang. Masalah, rintangan, dan tantangan dengan setia menunggu diriku melewatinya. Tetapi aku mempunyai segenggap keyakinan bahwa aku pasti sanggup menghadapinya. Mengapa? Karena aku selalu melewati semuanya bersama dengan DIA.
* * *
Di sisa hidupku masih banyak status baru yang menantiku. Dan aku masih belum tahu kapan itu terjadi. Tetapi melihat kembali semua pengalaman hidupku aku selalu berdoa: mampukanlah diriku untuk menghadapinya. Seketika selembar kedamaian mengalir begitu lembut menelusuri sumsumku dan segumpal harapan menggantung menungguku untuk menggapainya.
Terima kasih Tuhan ... aku mempercayakan semuanya kepadaMu ...
Koko..belum tidur yah nih?
ReplyDeleteMet paskah ya..Semoga paskah kali ini akan selalu terkenang dengan hadirnya jagoan kecil si Marvel..Paskah 2006 will never be the same for Koko and Cici ^^ I feel so blessed juz to know you Koko...Hugs buat Marvel
hen, kok jadi puitis gini nulisnya ? haiyaaaa....jd mirip2x tulisan....hehehe
ReplyDeleteEnjoy ur new status Hen. Gut lak yak!
ReplyDeleteJadi bapak itu enak lho, palagi punya anak jagoan ntar bisa diajak maen bola bareng, ngadu ps2..eh jaman Marvel gede besok masih pake ps 2 gak yak? xixi... pasti ada yg lebih canggih.
(Angina's mom)
Aduh yang lagi seneng sama status barunya :)
ReplyDeleteiya yah hen, anak itu blessing fm god, tapi juga harus dijaga, dibimbing agar ga salah arah, dan itu jelas bukan tugas yang mudah, kadang malah bisa balik jadi bumerang kita. Apalagi jaman gila kayak gini, jujur aja aku suka parno deh takut ntar anakku gini, gitu dll.. whuaaah.. masih ada sejuta ketakutan..
eniwei, btw, congrats for ur new status once again.. enjoy it
Waa.... . Iya tuh, jadi agak2 puitis sama relekfsi bgt, he3... :)
ReplyDeleteSelamat ya 'Kado Paskah'nya... :)
Ley: Met paskah juga ... benar seperti katamu, paskah 2006 adalah terindah sejauh ini yang kami lewati :) Senang mengetahui kehadiranku bisa memberikan makna buatmu juga ...
ReplyDeleteDian: Hehehe ... kenapa? Sekarang khan musimnya buat puisi :) Mirip tulisan siapa sih?
Angina Mom: Hehehe .. aku sudah membayangkan ntar aku punya tandem untuk nonton bola, balapan, tinju, dll hahaha ... senangnya daku :))
Wina: Gitu yah hehehe ... tapi yang jelas ketakutan tersebut jangan membuat kita terlalu over protect yah. Let it flow aja, dan serahkan ama yang di atas :)
Zilko: Hehehe ... lagi ketularan auranya Chairil Anwar kali :)
Bev: Makanya, cepatan genapin tuh status :) Ingat khan deal kita kemarin? Hehehehe ... Hidup jomblo mania yah :)
Wow.... biografi Papanya Marvel... well written, MARVELLous hehe...
ReplyDeletePacaran ama bini lama juga yah 7 taon, hiks saya juga pengen bisa awet gitu ama co ku... apa resepnya hen, bagi2 donk!!!
Hen, bentar lagi statusmu adalah OM dari teman teman Marvel,kemudian menjadi kakek ( co A Kung ) dari hasil percintaan Marvel kelak...syukur kalo akhirnya kamu berhasil melihat Marvel punya cucu, saat itu..apa masih ngeblogs ya..hihihi
ReplyDeletestatus ku masih single kakakakak...
ReplyDeletejadi ultahnya 30 september yee :P
welehh ternyata ko bun bun setia nih yee pacar cuman 2 biji :P
Hen, met Paskah buat keluarga kecilmu. Nikmati tugas seorang ayah, bikin capek tapi bahagianya selangit. Nantikan saat2 peranmu berubah; saat jadi papa mertua.
ReplyDeletesiapa lagi kalo bukan Hendri yang punya ide postingan kayak gini *plok plok plok*
ReplyDeleteBahkan first love, second love and marriage dikemas begitu apik.
Bro, ada satu lagi kesamaan nih, sama-sama TOKCER gimana donk ?
Vylette: Hahaha ... begitulah. Apakah ada produser yang mau mem-film-kannya? Resep bisa langgeng? Wah ... bisa jadi bahan posting neh hahaha ... Tapi yang jelas keterbukaan dan tentunya doa. That's it ...
ReplyDeleteLucy: Iya neh ... kalo kita merenungkan kembali apa yang sudah kita lalui bersama, jadi makin mersa deh :)
Sisca: Hahaha ... kalo OM sih udah dari dulu. Yang a kung itu belon tahu, kesampaian apa kagak hahaha. Iya juga yah, besok2 kalo udah tua gitu masih sempat ngeblog ndak yah hahaha
Bolot: Yah begitulah ... dulu sering diejek karena bertepatan ultah seluruh Indo mengibarkan bendera 1/2 tiang tanda berkabung, seolah tidak rela dengan kehadiran aku hahaha ... Tipe setia? Tentu dong :)
Tenfams: Met paskah juga. Papa mertua? Waaaa .... masih belum kepikiran hahaha
Hide: *jadi begitu tersanjung hahaha* TOKCER? Emang loe udah buktiin?
Tuhan itu maha baik & selalu baik, tidak akan pernah berubah sampai selama-lamanya....
ReplyDeleteTuhan itu maha baik & selalu baik, tidak akan pernah berubah sampai selama-lamanya....
ReplyDeletehehehe....seru jg perjalanan hidupnya. Gimana rasanya putus cinta? udah lupa donk...kan udah ada Marvel. Met Paskah ya...God Bless.
ReplyDeletewah..ngebales punya aku formal banget...hahahaha..he em..bisa jadi bahan postingan nih gmna awet 7 tahun..ditunggu! :D
ReplyDeletestatusku masih PACAR... hehehe
ReplyDeleteada status baru nih....
ReplyDelete"MARRIAGE BUT AVAILABLE"
huehueuehue, goblek daaaah...
duh COngrulation yg udeh jadi Daddy,^sorry late^...
ReplyDeleteso statusnya udeh brubah jadi "married with one son" donk :P
wah iya yah, kalo udah status nya co A kung sama co A Pho , masih bisa nge-Blog gak yah hihihi...
ReplyDeleteNainggolan: Amin. Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya :)
ReplyDeleteImelda: Rasanya putus cinta? Udah lupa tuh *ngomong kayak habis minum obat yang ada iklannya* Met paskah juga. GBU
Ley: Formal? Hehehe ... bener juga yah. Aku renung-renungkan dulu yah, kisah-kasih di kampus hahah
Xu: Trus katanya udah mau upgrade statusnya? Kapan ...
Madame: Waaaa ... emangnya status itu diperbolehkan hahaha ...
MissUnperfect: Makacih. Mending telat dari pada tidak sama sekali :) Ok juga status tambahannya hehe
Ir: Iya neh ... gokil juga yah kalo udah a kung-a pho masih blogwalking hahaha ...
Wah, me telat nih bacanya.. met paskah, met ngurus anggota baru, met happy and met yang laen yaak..
ReplyDeleteSalam bwt si kecil..
Tina: hehehe ... monitornya udah ok? Makasih yah, doain agar diberi hikmat untuk mendidik si kecil :)
ReplyDeleteWell done!
ReplyDelete[url=http://zoabymzi.com/ekbd/zgep.html]My homepage[/url] | [url=http://lfhyaflp.com/ltou/zlyr.html]Cool site[/url]
Thank you!
ReplyDeleteMy homepage | Please visit
Great work!
ReplyDeletehttp://zoabymzi.com/ekbd/zgep.html | http://jxcnwbbn.com/efrp/jgda.html