Skip to main content

Chutzpah

Hahaha ... kembali aku memperkenalkan sebuah istilah baru: Chutzpah. Tahukah Anda akan artinya?

Aku adalah salah satu penggemar Oprah. Seri talkshow yang mampu menyedot perhatian pemirsa di rumah dengan menghadirkan rumor, issue, kehidupan selebriti, perwujudan mimpi sebagian orang, hingga mampu menjadi arena untuk mendamaikan pihak-pihak yang berseberangan. Disajikan dengan setting santai, acara ini aku yakini adalah salah satu show yang paling ditunggu-tunggu, baik oleh penonton maupun orang tertentu untuk dijadikan tokoh acara.

Masih sangat jelas diingatanku, bagaimana dalam suatu episode, dia begitu royal dengan membagi-bagikan mobil kepada semua penonton live. Semuanya dapat bagian. Mungkin ada yang datang dengan angkutan umum, atau sebagian besar membawa kendaraan sendiri, tidak disangka-sangka pulang dengan senyum ceria seraya memboyong boil baru. Wow ... keren ... sambil membayangkan seandainya daku juga berada di sana hahaha ...

Salah satu seri yang juga jelas di memoriku, adalah sebuah penghargaan kepada wanita-wanita berprestasi dan hebat yang dinamakan Chutzpah Award. Istilah Chutzpah sendiri konon berasal dari bahasa Ibrani yang berarti confident, brave, and desire yang diterjemahkan ke Indonesia kira-kira menjadi percaya diri, keberanian, tekad, dan hasrat untuk berubah menjadi lebih baik.

Dalam episode ini dihadirkan beberapa tokoh untuk menceritakan perjalanan hidup mereka, dan bagaimana chutzpah mereka bekerja. Dan aku coba sharingkan kisah yang satu ini.

* * *

Dia adalah produk dari keluarga gagal dan berantakan. Bapanya adalah seorang penjudi kelas berat yang juga seorang drunken master, sedangkan ibunya juga tidak mau kalah dengan menjadi seorang drug-holic, bahkan terinfeksi penyakit mematikan, AIDS, karena penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Bisa bayangkan bagaimana pengaruh tingkah laku pasangan ini kepada anak mereka.

Di kala si anak membutuhkan kasih sayang, apa yang dia dapat? Bukan ciuman dan pelukan hangat, melainkan sumpah serapah yang disertai pukulan. Manakala sebagian anak seusia dia menikmati malam dengan berselimutkan cinta, dia harus meringkuk di bawah kolong meja hanya sekedar menghindarkan diri dari menjadi sasaran kemurkaan orangtua. Ketika teman-temannya melewatkan waktu dengan penuh canda dan keharmonisan dalam sebuah wadah yang dinamakan keluarga, dia terpaksa menelan pil pahit melihat kedua orang tuanya dihinggapi roh kemarahan hingga terjadilah yang namanya pertengkaran.

Alhasil dia berkembang menjadi anak yang pendiam sekaligus pemalu. Di sekolah tidak ada satupun yang bersedia menjadi temannya, malah dia selalu menjadi sasaran ejekan karena perilaku orangtuanya. Dia adalah seorang yang sangat kesepian. Beruntung ada seorang anak yang tinggal tidak jauh dari rumahnya bersedia menjadi temannya. Dan di sanalah dia pernah merasa hidup tenang, dan merasakan arti dari kasih sayang.

Umur 8 tahun, dia harus berhenti dari sekolah karena tidak ada biaya. Bahkan dia harus bekerja sebagai pembungkus makanan untuk membiayai hidupnya dan keluarganya. Hhhh ... tragis ...

Menginjak usia 15 dia minggat dari rumah dan berkumpul dengan rekan senasib menjadi homeless [kalo di-Indonesiakan kira-kira menjadi gelandangan aka tunawisma]. Diceritakan saat itu dia merasa tidak punya lagi bayangan akan masa depan, dia merasa hidupnya sudah tidak ada gunanya lagi.

Turning point dalam hidupnya adalah saat ibunya menyusul pass away saat berusia 16 tahun. Dengan hati hancur, dia mengunjungi makam ibunya. Di sana dia merenung, merefleksi, dan seperti penuturannya disitulah dia menemukan apa yang dinamakan Chutzpah. Dia mendapat pencerahan bahwa kehidupan kedua orang tuanya adalah berakhir dengan sia-sia. Timbul pertanyaan menantang baginya: apakah dia juga akan mengakhiri hidupnya seperti mereka, atau berubah saat itu juga.

Dia bergumul, bergulat, dan bertarung dengan dirinya. Dan ... dia memilih yang ke-2, yaitu berubah. Sejak itu, dia tinggalkan kehidupannya sebagai gelandangan, mulai bekerja untuk mencari biaya hidup, serta mulai menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung. Salah satu cita-citanya adalah melanjutkan sekolah lagi. Secara perlahan dia kumpulkan biaya seraya belajar secara outodidak untuk mengejar ketertinggalannya.

Saat biaya yang diperlukan cukup, dia pun mendaftarkan diri untuk sekolah lagi. Tidak tanggung-tanggung, dia ambil 2 sekolah sekaligus. Pagi ke sekolah A, sorenya bekerja, dan malamnya ke sekolah B. Semua tempat, di kereta api, stasiun, tempat kerja, pokoknya setiap ada kesempatan dimanfaatkannya untuk belajar. Hasilnya dia bisa menyelesaikan sekolahnya hanya dalam waktu 2 tahun dari waktu normal 4 tahun.

Dan yang paling membanggakannya, Liz Murray, mendaftarkan diri untuk menerima beasiswa di Harvard University ... dan DITERIMA. Luar biasa ...

Konon kisah hidupnya sudah ditransform ke berbagai bentuk, seperti buku, VCD, maupun DVD. Cuma waktu aku mencarinya belum dapat :)

* * *

Lingkungan adalah salah satu faktor yang menentukan mau seperti apa dan mau menjadi bagaimana diri kita. Kalau lingkungannya keras, kata para ahli kita akan menjadi keras juga, dan demikian juga sebaliknya. Tetapi apakah benar kita harus menyerah dan terseret dalam arus seperti itu?

Kita mempunyai kapasitas untuk memilih. Kita juga dianugerahi kemampuan untuk melihat manakah yang benar dan manakah yang salah. Jadi sangat salah jika kita langsung angkat tangan. Bangkit dan bermetamorfisislah menjadi lebih kuat, indah, dan menawan ... Dan tetaplah berjuang untuk menjadi dirimu yang terbaik ...

Comments

  1. waduh ceritanya bener bener menyentuh nih, menginspirasiku untuk "chutzpah" dari kerjaan kuliku hahaha

    tumben gw nomer satu yang komen, apa karena ini posting dini hari yah ? wakaka

    Hen, taukah kamu bahwa bayi baru bisa melihat sempurna setelah 30 hari-an ? Jadi sekarang ini yang dia liat itu baru bayang-bayang buram *hitam dan putih saja* just in case u don't know

    CHUTZPAH deh

    ReplyDelete
  2. Anonymous8:29 AM

    Hen ini cerita yang menyentuh hati.

    ** pagi pagi dapat sarapan Chicken Soup For the Soul **

    hehehe Met Paskah yah...

    ReplyDelete
  3. inspiring story....
    satu waktu dalam kehidupan kita adalah waktu dimana kita bertekad untuk berubah, dan waktu itu yang akan menentukan jadi apa kita nantinya...

    ReplyDelete
  4. saya mo liat poto marvel!!!! potoin donk papa MEB.... pajang poto plzz (-_-)

    and for this post

    Problems, if it doesnt DESTROY u, it makes ur STRONGER

    ReplyDelete
  5. kalo talk show paporitku, DR Phil. bukan celebritis, tapi semua masalah keluarga.

    ReplyDelete
  6. Iya tuh, menyentuh bgt ceritanya... :)

    Wakaka, enak bgt tuh ya pulang2 dikasi mobiL?? Btw, beneran tuh?? Gile, brapa duit tuh yach??

    ReplyDelete
  7. Hide: Hahaha ... jadi turning pointnya mau dari kuli menjadi apa neh :)) Btw, kaget bisa komen pertama hihihi ... Iya neh, aku juga dibilangin, Marvel ternyata belum bisa lihat wajahku hiks hiks hiks


    Lucy: Yap. Makanya dari sekian kisah ini yang paling nyangkut di memoriku :)


    Ir: Bukan chicken soup, tapi chicken soto for the soul hihihi ... Met paskah juga


    Xu: So ... what's ur turning point? Bisa jadi ide postingmu lho hahaha


    Bev: Itulah seninya kehidupan. Ibarat sayur tanpa garam, demikianlah hidup ini tanpa masalah dan keretakan :) Jadi, semoga kita selalu menjadi yang tetap bertahan. Setuju?


    Vylette: Hahaha ... penasaran dengan potonya yah :) Menyusul yah. Btw, edisi perdana udah sempat ngintip khan?

    Dian: Dr. PHILL? Perasaan belon masuk Indo yah ... Ceritain dong ...


    Zilko: Makanya, kalo ada talkshow-talkshow-an, buruan ikut hehehe. Tapi kalo di Indo kapan yah bisa dapat gituan ...

    ReplyDelete
  8. Hen, sy datang paling akhir...dalam keadaan mata setengah meram....lalu kusadari diriku berpotensi mencerna postinganmu....bertahan menjadi pemenang.

    Kemudian harus kuacungkan seluruh jempol atas ide berbagimu yg luar biasa. SALUT !!!!

    ReplyDelete
  9. Sisca: hehehe ... berarti tulisanku berhasil membangkitkan kepincingan mata dan kelelahan dirimu untuk dicerna yah :) Semoga kita selalu menjadi pemenang yah ..

    Thanks banget untuk jempolnya ...

    ReplyDelete
  10. Bagus ceritanya.
    but gw lebih tertarik ama Jay leno talk show ,he he he..dun get me wrong :P,i'still like OPrah kok ^_^

    ReplyDelete
  11. Missunperfect: Hehehe ... berbeda pendapat dan selera itu khan biasa, bahkan harus :) Itulah esensi kebebasan semua manusia :)

    Jay Leno talk show yang gimana yah?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Private

Sejak blogger menyempurnakan versi betanya, dari sekian perbaikan dan fitur baru yang diperkenalkan, ada satu fitur baru yang belakangan marak dimanfaatkan oleh para blogger. Fitur tersebut adalah blog readers. Aku yakin teman-teman sudah tahu apa fungsi fitur yang terletak di menu permission ini. Yap ... Fungsinya adalah men-setting blog menjadi private sehingga tidak semua orang berhak dan boleh bersantai di sana, tetapi hanyalah orang-orang pilihan yang di-choose atau di-invite yang bisa masuk dan ngopi di sana. Jadi janganlah heran kalau saja suatu saat Anda meng-klik sebuah blog, yang keluar adalah tulisan "blogger: permission denied; this blog is open for invited readers only", yang artinya Anda tidak diundang dan tidak diperbolehkan untuk mengintip isi blog tersebut. Jangan merasa kecewa, karena pasti ada alasan tertentu mengapa seseorang men-setting blog mereka dari semula open menjadi private. Jangan juga merasa patah hati, karena di balik privatisasi tersebut selalu

Barang Baru

Kira-kira sebulan yang lalu, laptop saya mengalami masalah. Entah karena sudah tua, atau kebanyakan buka program, atau isinya udah penuh, mendadak laptop saya hang. Karena kurang sabar, langsung saja aku matiin dengan paksa. Ketika aku mulai menyalakannya lagi, berhasil ... Namun belum sempat aku klik tombol start, mendadak blue screen error muncul. Awalnya aku pikir itu error normal. Aku pun mematikannya lagi, kemudian restart. Windows menyarankanku memilih Safe Mode, aku pun mengikutinya. Namun, apa yang terjadi, tunggu punya tunggu, nanti detik demi detik, windows yang aku nantikan tidak muncul-muncul. Aku mulai panik ... karena secara pelan mulai terdengar suara berisik yang semakin lama semakin keras. Waduh ... fellingku berbicara kali ini harddisk-ku yang kena. Aku coba tenang, lalu mematikan laptop, dan menunggu sekitar 10 menit. Kembali aku coba nyalain ... dan benar, suara gemerisik harddisk membuatku patah arang ... terbayang sudah data-dataku yang bakalan lenyap [karena suda

Sedang ingin bercinta

Wuihhh ... serem abiz yah judulnya: sedang ingin bercinta ... hahaha. Eit ... jangan berpikir yang macam-macam dulu, meskipun benar Hendri sekarang sedang berpuasa panjang dari aktivitas yang namanya bercinta, bukan berarti ini sebuah proklamir atau deklarasi dari hati terdalam tentang keinginan yang terpendam selama waktu yang sangat panjang. BUKAN .... Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa