Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2006

Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada

Apakah kita semua benar-benar tulus menyembah padaNya Atau mungkin kita hanya takut pada neraka dan inginkan surga Reff : Jika surga dan neraka tak pernah ada Masihkah kau bersujud kepadaNya Jika surga dan neraka tak pernah ada Masihkah kau menyebut namaNya Bisakah kita semua benar-benar sujud sepenuh hati Karena sungguh memang Dia ada Memang pantas di sembah memang pantas dipuja * * * Jangan heran dulu. Jangan pula berdecak kagum membaca kata-kata di atas. Itu bukan puisi buatanku. Mana bisa seorang Hendri merangkai kata seindah dan bermakna dalam seperti itu hehe ... Kalau aku mengatakan sebuah nama: Chrisye dan Ahmad Dhani, aku yakin teman-teman bisa menebak rangkaian apakah kata-kata itu. Yap ... benar sekali. Itu adalah lirik dari lagu "Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada". Sebuah lagu karya Ahmad Dhani yang akhir-akhir ini aku rasakan 'mengganggu' dan berbicara terus di telingaku. Aku sebenarnya sudah agak lupa di mana pertama kali aku dengar lagu itu. Tapi per

Kebahagiaan

Bahagia. Itu mungkin satu dari sekian kata yang diincar dan dikejar-kejar manusia di bumi ini sebagai tujuan keberadaan mereka. Katanya hidup ini paling enak dan nikmat kalau bisa menemukan apa yang dinamakan bahagia. Katanya lagi, kalau sudah menemukan kebahagiaan, mati pun rasanya rela. Sebegitu dahsyat dan sakralnya hingga diimpi-impikan banyak orang, seberkas pertanyaan muncul di benakku: sebenarnya apa sih yang membuat manusia merasa bahagia? Dan apakah ada sebuah ukuran untuk kebahagiaan itu? Setuju tidak kalau aku mengatakan punya uang melimpah adalah alasan dan sumber utama kebahagiaan? Aku pikir setuju yah. Gimana tidak? Dengan uang, apa aja bisa didapatkan. Rumah mewah ukuran ribuan meter persegi yang lengkap dengan taman dan kolam renang pribadi? Mobil keren keluaran terbaru yang di dalamnya bisa dibentuk seperti ruang bersantai seolah-olah dapur berjalan? Pakaian luks karya desain top dunia yang harganya selangit, yang dipakai sekali langsung buang? Hingga pesawat jet atau

Pingsan aka Tak Sadarkan Diri

Pernahkah teman-teman pingsan? Seberapa seringkah? Kenapa bisa pingsan? Kata orang-orang sih, alasan terbanyak dan utama kenapa orang pingsan adalah karena kecapekan. Banyak orang, entah disadari atau tidak, sering memaksa dan menggenjot tubuh mereka sedemikian keras --bisa lewat kerja ataupun olahraga-- sampai melebihi limit kekuatannya, yang berakibat overload hingga hasilnya bisa ditebak: pingsan. Mungkin kalau mau mencari perumpamaan, orang pingsan bisa disamakan dengan sebuah komputer yang dipaksa untuk membuka terlalu banyak program yang berat, hingga melebihi kemampuan dan kapasitas memorinya yang terbatas, dan akibatnya komputer tersebut menjadi hang. Kalo komputer sih mudah mengatasinya. Tinggal tekan tombol 'reset' atau cabut powernya, habis perkara. Tapi kalo manusia, apakah semudah itu? Kata orang-orang lagi, selain faktor kecapekan, pingsan juga bisa disebabkan karena kepanasan, terjebak dalam ruang tertutup hingga kekurangan oksigen, kaget atau terkejut. Selain it

Puisi untuk Anakku

Kamulah sang arjuna kecil mungil Sebuah titipan nirwana yang tiada terkira nilainya Selalu memberikan kebahagiaan dan penghiburan Membangkitkan gairah kala jiwa ini terasa lelah Senyummu bagaikan cakrawala senja yang menghadirkan keteduhan Tawamu laksana alunan surgawi dengan orkestra maha dahsyat Pekikan girangmu ibarat paduan suara sangkakala sepasukan malaikat Begitu merdu dan indah menyegarkan batin Halus kulitmu mencerminkan kelembutan sang Pencipta Bening matamu menggambarkan kepolosan sejati Mungil hidungmu menghembuskan nafas keabadian Merah bibirmu menceritakan keajaiban sebuah perjalanan Bersih parasmu laksana salju putih yang tak bernoda Manis senyummu segarkan semangat Kuat tanganmu menggenggam erat perhatian Hebat perawakanmu memberikan kebanggaan tiada tara Keajaiban ... Sebuah kata sederhana bermakna dalam Kami untaikan untuk mengiringi perjalanan hidupmu Menceritakan kepada dunia itulah esensi keberadaan dirimu Keluarga ... Sebuah titipan yang harus kamu ingat dan perta

Keluarga

"Hen, seandainya kamu ditawarin pekerjaan. Gajinya 2 kali lipat gajimu sekarang. Tapi hari Sabtu harus masuk. Kamu ambil tidak pekerjaan tersebut?" "Sabtu kerja? Setengah hari atau full?" "Full. Seperti hari biasa" "Hmm ... Kalo kerja 1/2 hari sih mungkin aku ambil. Tapi kalau harus masuk full ... tidaklah ..." "Kenapa?" "Jelaslah. Hari Sabtu dan Minggu khan waktunya untuk keluarga. Setelah setiap hari waktu yang tersedia untuk keluarga begitu sempit, masa harus ditambah Sabtu kehilangan sehari lagi bersama keluarga. Tidak ah ..." * * * Itulah sepenggal percakapan singkatku dengan rekan kerjaku beberapa hari yang lalu saat kita siap-siap pulang kerja. Aku tidak tahu apa komen awal teman-teman setelah membaca percakapan singkat di atas. Mungkin ada yang menyimpulkan seorang Hendri itu terlalu idealis, atau terlalu berteori, ataupun terlalu naif dengan menolak tawaran seperti itu. Bukan pula maksudku meremehkan dan menyepelekan