Skip to main content

Waktu [2]

Aku seakan tidak percaya saat melihat kalender mejaku. Berulang-ulang kukucek-kucek mataku sekadar untuk memastikan bahwa penglihatanku masih normal. Kubolak-balik kalender tersebut hanya untuk memastikan bahwa itu benar kalender tahun 2006. Kulirik kiri-kanan sambil bertanya kepada teman yang lewat, tanggal berapakah hari ini???

ASTAGA!!! Hari ini sudah tanggal 30 [baca: tiga puluh], hari terakhir di bulan November 2006. Artinya besok secara resmi kita akan memasuki bulan terakhir di tahun 2006 ini alias Desember. Gila yah ... waktu berlalu dengan begitu cepat. Secepat jet coaster yang meluncur kencang ke bawah yang sanggup membuat jantung ini berdetak lebih kencang juga.

Masih jelas diingatanku, awal bulan ini aku menulis posting tentang November Rain. Sekarang dalam hitungan detik, November Rain akan segera berlalu dan berganti dengan December Snow. Kalau mau tarik mundur lagi, masih clear sekali saat aku merayakan ultahku di akhir September, perayaan my first wedding anniversary di awal Juli, kelahiran Marvel di awal April ... sampai memori saat harus merayakan pergantian tahun di Kereta Api untuk pertama kalinya, dengan perut istri masih gede alias Marvel belum nongol hehehe ....

Kalau mau ekstrim tarik mundur lebih jauh lagi, masih terhampar jelas garis waktu dengan titik-titik penuh sejarah yang patut untuk dikenang. Tahun 2005 saat menikah, 2004 saat ikut heboh kampanye dan pemilu, 2003 saat bertunangan, 2002 waktu hijrah ke Jakarta, termasuk tahun 2000 saat ikut-ikutan heboh karena isyu Y2K. Semua kenangan itu masih terekam dengan baik di memori ini. Dan kala ada waktu senggang untuk menggalinya lebih dalam lagi, satu kata meluncur lembut dari bibir ini: luar biasa.

Aku jadi curiga, jangan-jangan sekarang satu hari tidak lagi 24 jam, tapi mungkin cuma 15 atau 16 jam. Jangan-jangan selama ini kita diboongin ama tukang jam, yang secara diam-diam membuat jam yang berdetak lebih cepat dari seharusnya. Kalau tidak, kenapa waktu bisa berjalan begitu cepat? Hayoooo ...

Dulu saat masih kecil, waktu rasanya berjalan lambat sekali. Hari-hari dilalui dengan begitu panjang, seakan waktu tidak jalan. Apalagi kalau ada janji manis yang mengasyikkan, misalnya hari ini hari Rabu, dan orang tua berjanji akan mengajak kita jalan-jalan di hari Minggu, maka penantian kita dari hari Rabu ke Minggu rasanya lamaaaaaaa sekali. Rasa tidak sabar, jam dipelototin terus, kalender dilihat abizz, timbul niat untuk cepatin jam secara manual dengan harapan waktu juga bisa berlalu dengan cepat ... untuk apa? Yap ... supaya hari Minggu segera tiba. Pernah khan teman-teman mengalaminya?

Kalau sekarang? Kita malah mengharapkan waktu berjalan lebih lambat. Kalau bisa selambat mungkin, supaya hidup ini jadi lebih rileks, lebih menikmati, dan segala sesuatu tidak terburu-buru. Bahkan seandainya benar Doraemon itu ada, yang dengan kantong ajaibnya bisa mengeluarkan alat pelambat waktu serta laci mesin waktunya, aku yakin dia pasti jadi bahan rebutan orang sedunia.

* * *

Tapi ngomong punya ngomong, kenapa sekarang waktu seperti berjalan dengan cepat? Menurutku salah satu faktornya adalah banyaknya kesibukan atau aktivitas. Beda dengan dulu waktu kecil yang masih sedikit kegiatan, di mana satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah belajar dan bermain, saat kita sudah dewasa dan terjun dalam dunia kerja, impitan kegiatan dan tugas yang acapkali menuntuk deadline membuat kita tenggelam di dalamnya hingga lupa waktu sudah berjalan sedemikian rupa.

Konsentrasi penuh, pikiran dikuras sedemikian rupa, tenaga dicurahkan maksimal juga salah satu faktor yang membuat kita tidak merasa waktu sudah berjalan. Dalam keasyikan bekerja atau beraktivitas, kita secara sadar atau tidak menempatkan diri kita memasuki waktu kairos [pernah aku bahas sekilas di posting ini: waktu], jadi tidak heran kita merasa waktu berjalan dengan cepat. Tahu-tahu sudah wiken, tahu-tahu sudah senin, tahu-tahu sudah desember, tahu-tahu sudah 2007 ...

Jadi kayaknya tukang jam tidak booingin kita yah hehehe ... Apapun juga, kiranya waktu-waktu yang kita lewatkan bisa kita maknai penuh, hingga kita tidak merasa membuang waktu yang ada dengan sia-sia. Penuhilah, gambarilah, dan warnailah dengan hal-hal yang indah dan berguna ... hingga suatu hari ketika kita melihat kembali jejak waktu kita, kita bisa dengan muka tersenyum dan hati puas menemukan karya-karya terbaik kita.

Comments

  1. Hahaha, iya nih. Tau2 udah mau UAS... :(

    ReplyDelete
  2. apalagi kalo agi ngeblog..ga terasa tau2 anak uda bangun dari bobo siang..padahal anak gue tidurnya ampir 3 jam kekeke

    ReplyDelete
  3. udah tanggal 30 :O
    besok dah tanggal satu...udah waktunya pasang pohon natal,ughhh ribetttt

    ReplyDelete
  4. Anonymous2:50 PM

    tar lagi tahun baru, trus ulang tahun, tambah tua, tapi brarti bentar lagi cetak undangan merah :P

    ReplyDelete
  5. Zilko: iya neh ... tahu2 zilko udah mau diwisuda, trus kerja, trus merit, trus punya anak hahaha ...

    Amey: Apalagi kalo lagi chating yah ... tahu2 udah subuh yah xixixixi

    Mel: asyikkkk ... udah ada pohon natal. Seru yahhhhhhh .. jadi pengen cari di rumah, masih ada ndak pohhon natalnya ;) Natalan ke mana Mel?

    Xu: Waaaaaaa ... apakah itu artinya tahun depan udah ada undangan merah??? Cepatannnnnnnn :))

    ReplyDelete
  6. Anonymous3:56 PM

    Iya juga ... cepat sekali waktu berjalan. Tahu2 ntar udah 2010, 2015, 2020 ... udah tua kali yah hehehe ...

    Setuju dengan kalimat terakhir: tinggalkanlah karya yang terbaik :)

    ReplyDelete
  7. Hen, gak lama lagi si Marvel bakalan balapan ama kamu makan kacang garuda sambil nonton piala duni ...hehehehe...

    ReplyDelete
  8. tau2 Marvel umur 3 taon, punya adik yg umurnya genap setahun, dst...
    waktu...jangan pernah ditunggu...

    ReplyDelete
  9. hen, kok sama sih...?! tadi pagi aku liat kalender, hah ?? tgl 30 ?? cepat banget waktu berlalu..bentar lagi 2007. tambah tua..

    ReplyDelete
  10. Iya ya Hen..selagi masih bs nikmatin kehidupan, gw nikmatin aja deh..:) Wkt berjalan cepet banged..tau2x anak gw dah duduk di kelas 2..

    Ini postingan mirip2x postnya Susie..;)

    ReplyDelete
  11. Rudy: Hehehe ... ngerasa juga yah. U malah udah berpandangan jauh ke depan ;) So ... apa karya terbaikmu yang sudah ditinggalkan?

    Yenny: Hahaha ... yang jelas skrg udah rebutan main komputer. Kalo aku lagi kerja, dia pasti langsung ikutan ... *kapan2 aku cerita deh ;)*

    Tiwi: Waaaa ... belumlah kepikir Marv punya adik ... masih lamaaaa ;) Waktu ... jangan pernah ditunggu ... dan juga dipikirin ;)

    Dian: Wahhh ... kalo gitu kita sehati dong ... atau jangan2 kita orang yang kurang kerjaan, ampe pelototin kalender terus xixixix

    Yulia: Gitu yah ... mengambil tagline sebuah iklan "ENJOY AJA" ;) Btw ... Susie itu yang mana yah? Masa mirip postingannya???

    ReplyDelete
  12. Anonymous9:59 AM

    waduhhh..gak kerasa nih udah mo makan siang. ups... masih lama yak? xixi...

    ReplyDelete
  13. Anonymous11:58 PM

    wakakakaka .. kemaren aku juga liat calendar mas. trus mikir : astaga, ga berasa dah 2007 ... ulang taun lagi ... tambah tuwir deh gua .. hihihihi. jadi deg2an aku kalo dah akhir taun gini.

    ReplyDelete
  14. Anonymous5:32 PM

    Tidak terasa juga yah ... usia blog om udah mau setahun ;) Ada posting istimewa ndak ntar???

    ReplyDelete
  15. Dewi: Hehehe ... apa neh menu lunchnya?

    Meda: Gitu yah ... kok takut tua? Bukannya semakin tua itu berarti semakin bijaksana dan dewasa, plus cantik :) Ada acara apa akhir taon???

    Anonym: Iya neh ... lagi mikir2 mau posting apa hehehe ... judulnya mgkn first anniv of freedom spirit kali yah :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pamali

Sedang membantu menyapu rumah. Saat sapuan mendekat pintu depan, istri langsung ambil alih sapu kemudian balikkan arah sapuan ke dalam rumah. Aku : Lho, ngapain sapu ke dalam? Istri : Kalau malam-malam sapu gak boleh ke depan. Ntar rejekinya ikut kesapu ...' * * * Aku percaya, mayoritas teman yang membaca kisah singat di atas akan tertawa -paling tidak tersenyum- sambil mengaku pernah menjadi 'korban' nasehat serupa. Paling tidak begitulah pengakuan sebagian temanku waktu aku melontarkan hal ini sebagai status. Nasehat yang terkenal ampuh untuk membuat kita 'diam' dan 'taat' waktu kecil karena di dalamnya terdapat unsur dan maksud untuk menakut-nakuti. Belakangan setelah kita dewasa kita mengenalnya sebagai nasehat pamali, yang kalau kita analisa dengan nalar ada maksud logis di balik nasehat tersebut. Sebagai contoh. Nasehat yang mengatakan kita tidak boleh menyapu keluar di malam hari karena rejeki akan keluar juga. Kemungkinan maksud nasehat ini dilatarbe...

Belajar Berenang Saat Kepala 3? Its Possible!

Salah satu hal yang mungkin tidak banyak orang tahu tentang aku adalah aku baru bisa berenang saat usiaku menginjak kepala 3. Ups ... aku baru saja membeberkan satu rahasia tentang diriku hehehe. Meskipun aku lahir dan besar di kampung yang notebene banyak airnya (baca: sungai), aku tidak bisa berenang. Dan ketidakbisaanku ini aku pelihara sampai desawa. Lantas, bagaimana ceritanya akhirnya aku bisa berenang? Sederhana saja. Semuanya berawal saat anak pertamaku menginjak usia Balita. Layaknya kesukaan para bocah, mereka selalu punya ketertarikan yang besar akan air yang menggenang (baca: kolam renang). Awalnya aku tidak terusik dengan nir-dayaku berenang saat menemani anakku ke kolam renang. Aku masih bisa menikmati ikut nyemplung di kolam anak-anak sambil menggendong dan menemani anaku di sana. Tetapi lama-lama, ketika anakku mulai bosan di habitatnya dan pengen terjun ke kolam orang dewasa, aku baru sadar. Ditambah dengan perasaan 'orang lain melihat' (kegeerank...

Introvert yang Memberontak

"Hen, kamu pilih mana. Lembur sampai jam 11 malam atau pergi meeting dengan klien?" Seandainya pertanyaan di atas dilontarkan 8 tahun yang lalu, saya pasti memilih untuk lembur. Tetapi kalau dilontarkan detik ini juga, dengan mantap saya akan memilih meeting dengan klien. Kenapa bisa begitu? Aku adalah seorang introvert yang cenderung ekstrim. Jejak hidupku menceritakan hal tersebut. Waktu SMA aku mengambil jurusan A1 (Fisika) yang notebene banyak hitungan. Masuk kuliah, aku ambil komputer. Pekerjaan pertama? Tidak jauh-jauh. Dengan alasan idealis, aku menekuni pekerjaan yang berhubungan dengan komputer seperti programming, system, trouble shooter, dll. Bisa dikatakan, aku sangat menikmati percumbuanku dengan 'mesin'. Keseharianku juga mengisahkan hal yang sama. Aku lebih suka mengurung diri di kamar dari pada berha-hi-ha-hi dengan banyak orang. Ketika diajak untuk ikut kegiatan-kegiatan yang mengharuskan aku berinteraksi dengan banyak orang, aku cen...