Skip to main content

Titanic

Apa yang langsung muncul di benak Anda waktu membaca kata Titanic? Mmm ... let's me guest. Teropong bolaku mengatakan, di ujung kapal Titanic, tercetak bayangan dua insan yang berlawanan jenis dengan tangan terbentang luas menikmati indah dan sensasi angin malam, sepasang manusia yang sedang dimabuk asmara walaupun mereka menyadari bahwa mereka sangat berbeda, laksana dua kutub yang dipisahkan lautan dan pulau seluas mata memandang, dengan status bangsawan dengan rakyat jelata ... Yah ... Jake and Rose ... legenda Titanic yang melambangkan cinta sejati yang berani mendobrak tradisi serta kisah percintaan sehidup-semati ...

Dua hari kemarin [Jumat dan Sabtu], sebuah stasiun TV swasta kembali menghadirkan kisah ini dalam rangka serangkaian film-film romantis sepanjang minggu kasih sayang. Kalau diitung-itung, ini adalah kali ke-5 aku menonton film ini. Meskipun begitu, aku tidak pernah bosan tuh menikmatinya. Jalan ceritanya sudah aku hafal, konflik dan intrik aku tahu persis terjadi di mana, bahkan endingnya udah terekam dengan baik di benakku. Namun, ketika aku melihat iklannya bahwa TV akan memutar film ini, aku akan dengan setia menantikannya dan menyiapkan diri untuk tenggelam dalam kisahnya. Ada perasaan gimana gitu ... waktu menontonnya ...

Memang, memori dan kesan yang ingin disampaikan di film ini adalah cinta sejati yang dibawa Rose sampai mati. Namun, ada beberapa pelajaran dan refleksi yang aku petik dan aku berharap menjadi bekal dan cermin bagiku untuk lebih bijaksana dalam melewati hidup ini.

Pelajaran pertama adalah kesadaran bagi diriku untuk selalu bersikap rendah hati, tidak bersikap sombang, dan hidup sederhana. Lho ... apa hubungannya dengan Titanic. Jelas ada. Pernyataan awal sang pembuatnya bahwa Titanic tidak mungkin tenggelam adalah sebuah statement dan sesumbar yang angkuh. Ok-lah, di zamannya Titanic adalah karya yang maha dahsyat dan luar biasa. Tetapi apakah manusia mungkin melawan alam? Kenyataan bahwa hanya menyenggol pinggiran batu es saja Titanic tenggelam adalah sebuah fakta bahwa kita tidak mungkin bertarung dengan alam. Pepatah yang mengatakan di atas langit masih ada langit menyadarkan aku untuk tidak sekali-kali bersikap angkuh.

Kedua, kekayaan dan uang yang berlimpah tidak mampu untuk membeli sebuah kebahagiaan. Kemewahan dan paksaan untuk menjadi orang terhormat bagi Rose justru merupakan kekangan dan sarang emas yang mematikan sukacita sejatinya. Terlihat dengan kepura-puraannya untuk harus tersenyum dan bersikap sopan, sangat kontras dengan kebahagiaan sejatinya di kala dalam lingkungan rakyat biasa. Fakta ini juga memberikan pencerahan bagiku untuk tidak mengukur sesuatu dari banyaknya harta yang dimiliki.

Sesungguhnya, kalau kita mau membuka mata dan memperhatikan dengan akal sehat, kebahagiaan sejati justru lebih banyak kita temukan dalam keluarga yang biasa. Banyak keluarga jutawan atau milioner justru berantakan. Anak-anak mereka yang masih kecil dan sangat mengharapkan sentuhan dan kasih sayang dari orang tua justru dilantarkan begitu saja dengan berbagai mainan atau kesibukan dalam bentuk les sebagai tameng mereka untuk memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Sadarkah, bahwa bukan perlakuan semacam itu yang anak-anak butuhkan. Yang mereka harap dan dambakan adalah kecupan sayang di kala bangun, canda dan tawa di meja makan bersama, kenyamanan dan kehangatan pelukan orangtua di depan TV, serta dongeng dan dekapan untuk menghantarkan mereka masuk ke alam mimpi yang indah.

Tetapi itulah dunia. Di tengah kesibukan dan dendam dengan uang, banyak orang tua merelakan kebahagian dan cetakan memori indah di masa kanak-kanak tercabut begitu saja. Makanya jangan heran, di saat mereka mulai menyadarinya ... semuanya sering sudah terlambat. Yah ... harta bukanlah segala-galanya ...

Petikan lain yang masih nyangkut di otakku adalah kesetiaan dan cinta sehidup-semati sepasang suami-istri yang sudah lanjut usia saling berpelukan di ranjang mereka menantikan tubuh mereka hanyut disapu ganas dan dinginnya air lautan Atlantik. Mmm ... the truly love and they practice their commitment to live and die together ... so touchfull.

Juga ketenangan dan bijaksananya seorang ibu yang tidak rela 2 anak mereka yang masih kecil terseret dalam kepanikan menyelamatkan diri, dengan mendongeng, menidurkan mereka, serta menjanjikan esok hari yang bahagia dan indah.

Sekelompok pemain musik yang saling solider menyajikan dan mempersembahkan alunan musik yang begitu indah di tengah hiruk-pikuk penumpang menyelamatkan diri, dan mereka mengalunkan suara surgawi menyambut kematian mereka sendiri. Kapten kapal yang menyesali kecerobohan dirinya dengan menyendiri di ruang kemudi, petugas yang mengkoordinir penumpang masuk sekoci yang menembak dirinya sendiri karena tidak sengaja melontarkan pelurunya hingga menewaskan seorang penumpang, sampai kerdilnya mental seorang pengusaha yang memanfaatkan seorang anak kecil untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Titanic ... tetesan mataku ambang di kelopak mataku tatkala melihat perjuangan mereka untuk mempertahankan hidup mereka, walaupun itu sebuah hal yang sangat mustahil ...

* * *

Hati seorang wanita laksana samudera yang paling dalam ... itulah kata Rose sebelum dia menutup matanya untuk terakhir kalinya dan terbang ke dunia baru untuk bertemu dengan cinta sejatinya, Jake.

Terlalu dalam untuk diselami oleh pria bukan? Yah, hati seorang wanita ...

Comments

  1. assiik yg pertama nih kasih comment. gw jg suka ama film titanic, penuh kenangan krn waktu itu gw baru putus ama mantan haha tapi eniwei film itu memang bagus banget dan sedih , itu yg namanya cinta sejati.

    ReplyDelete
  2. hend, aku yg keingat dari titanic hanya si rose ngeludah hahaha..and titanic adalah pilm dg pendapatan paling tinggi

    ReplyDelete
  3. Evan-Mom: yap ... masih ingat waktu ngejomblo dulu [film ini khan diputar waktu aku masih jomblo], sehabis nonton film ini langsung cari VCD-nya Celine Dion, trus diputer berulang-ulang ampe ketiduran he he ...


    Dian: ludahnya asli yah :) tapi bagi aktor ndak apa-apa, dibayar mahal kok hi hi hi

    Bev: kisahnya melegenda banget lho. Mau aku ajak nonton :)

    Sama Bin Laden? *auk ah ... gelap*

    ReplyDelete
  4. kalo gue sih teringat waktu dilukis telanjang, teringat waktu gue ditulis telanjang jua kkakakakkakakaakak pengen kayak si rose

    ReplyDelete
  5. Waa... . Refleksinya bagus juga tuh... :)

    Btw, lagunya enak tuh... . My Heart Will Go On.

    ReplyDelete
  6. Bev: Kenapa? takut terjadi hal-hal yang diinginkan yah ha ha ha

    Bronx: Mau dong lukisannya hi hi hi

    Zilko: iya tuh, celine dion is ok punya yah :)

    ReplyDelete
  7. Anonymous2:50 PM

    Baru tahu kalo Hendry punya teropong bola.. (kaya nenek sihir dong, hehe)

    ReplyDelete
  8. Anonymous2:55 PM

    hahaha...teropongnya salah tuh. Gw langsung terbayang kapalnya mo tenggelem trus orang orang pada kocar kacir menyelamatkan diri. :p

    ReplyDelete
  9. gw inget waktu banyak request song dari soundtrack film Tietpanic ini, banyak juga dapet ang pao. rejeki dah.

    ReplyDelete
  10. Hendri,

    Saya juga fanatic banget nonton pilem ini, di bioskop 4 kali, ampe beli VCD segala..:)

    Yg paling berkesan adalah saat Rose berjuang untuk ngelamatin Jack...dan saat Jack menyemangati Rose sembari berdendang sebelum tenggelam untuk selamanya..*usap air mata*

    ReplyDelete
  11. Tina: hus ... bukan nenek sihir, tapi opa sihir ha ha ha ... perlu diteropong?

    Dewi: teropong u belinya di glodok kali, bajakan, makanya beda he he

    Tenfams: Apa hubungan Tietpanic dengan angpao? *bingung*

    Sisca: udah ... air matanya disimpan, eman he he ... VCD? beli aja DVD, full version, ndak ada yang disensor he he ...

    ReplyDelete
  12. huahaha...pengin lihat km kalo bingung Hen. emang Miniez paling suka yg gak nyambung2.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pamali

Sedang membantu menyapu rumah. Saat sapuan mendekat pintu depan, istri langsung ambil alih sapu kemudian balikkan arah sapuan ke dalam rumah. Aku : Lho, ngapain sapu ke dalam? Istri : Kalau malam-malam sapu gak boleh ke depan. Ntar rejekinya ikut kesapu ...' * * * Aku percaya, mayoritas teman yang membaca kisah singat di atas akan tertawa -paling tidak tersenyum- sambil mengaku pernah menjadi 'korban' nasehat serupa. Paling tidak begitulah pengakuan sebagian temanku waktu aku melontarkan hal ini sebagai status. Nasehat yang terkenal ampuh untuk membuat kita 'diam' dan 'taat' waktu kecil karena di dalamnya terdapat unsur dan maksud untuk menakut-nakuti. Belakangan setelah kita dewasa kita mengenalnya sebagai nasehat pamali, yang kalau kita analisa dengan nalar ada maksud logis di balik nasehat tersebut. Sebagai contoh. Nasehat yang mengatakan kita tidak boleh menyapu keluar di malam hari karena rejeki akan keluar juga. Kemungkinan maksud nasehat ini dilatarbe...

Belajar Berenang Saat Kepala 3? Its Possible!

Salah satu hal yang mungkin tidak banyak orang tahu tentang aku adalah aku baru bisa berenang saat usiaku menginjak kepala 3. Ups ... aku baru saja membeberkan satu rahasia tentang diriku hehehe. Meskipun aku lahir dan besar di kampung yang notebene banyak airnya (baca: sungai), aku tidak bisa berenang. Dan ketidakbisaanku ini aku pelihara sampai desawa. Lantas, bagaimana ceritanya akhirnya aku bisa berenang? Sederhana saja. Semuanya berawal saat anak pertamaku menginjak usia Balita. Layaknya kesukaan para bocah, mereka selalu punya ketertarikan yang besar akan air yang menggenang (baca: kolam renang). Awalnya aku tidak terusik dengan nir-dayaku berenang saat menemani anakku ke kolam renang. Aku masih bisa menikmati ikut nyemplung di kolam anak-anak sambil menggendong dan menemani anaku di sana. Tetapi lama-lama, ketika anakku mulai bosan di habitatnya dan pengen terjun ke kolam orang dewasa, aku baru sadar. Ditambah dengan perasaan 'orang lain melihat' (kegeerank...

Introvert yang Memberontak

"Hen, kamu pilih mana. Lembur sampai jam 11 malam atau pergi meeting dengan klien?" Seandainya pertanyaan di atas dilontarkan 8 tahun yang lalu, saya pasti memilih untuk lembur. Tetapi kalau dilontarkan detik ini juga, dengan mantap saya akan memilih meeting dengan klien. Kenapa bisa begitu? Aku adalah seorang introvert yang cenderung ekstrim. Jejak hidupku menceritakan hal tersebut. Waktu SMA aku mengambil jurusan A1 (Fisika) yang notebene banyak hitungan. Masuk kuliah, aku ambil komputer. Pekerjaan pertama? Tidak jauh-jauh. Dengan alasan idealis, aku menekuni pekerjaan yang berhubungan dengan komputer seperti programming, system, trouble shooter, dll. Bisa dikatakan, aku sangat menikmati percumbuanku dengan 'mesin'. Keseharianku juga mengisahkan hal yang sama. Aku lebih suka mengurung diri di kamar dari pada berha-hi-ha-hi dengan banyak orang. Ketika diajak untuk ikut kegiatan-kegiatan yang mengharuskan aku berinteraksi dengan banyak orang, aku cen...