Skip to main content

Swan

Angsa, begitulah terjemahannya saat aku melihat kamus. Yang namanya swan pasti ada di mana-mana. Tapi perlakuan terhadap swan berbeda-beda. Kalau di tanah air, swan diperlakukan persis sebagaimana teman-teman sejenisnya seperti ayam, itik, dan bebek. Hidup mereka tidak jauh dari yang namanya rawa-rawa, sawah, dan tempat-tempat yang digenangi air.

Berbeda dengan luar negeri, swan diperlakukan sangat istimewa. Dari tayangan-tayangan di tv [aku ndak tahu kenyataan aslinya lho ...], swan selalu berenang dengan anggun dan indah di kolam yang bersih dan jernih. Bahkan pernah aku lihat seekor swan didandani begitu rupa layaknya manusia menjadi 'cantik' dan 'menarik'. Hmm ... kadang dipikir perlakuan orang asing [baca: bule ato sebagian penduduk asia timur?] terhadap pets [beda dengan animals] kadang keterlaluan juga yah ... didandani, dirias, dipakaikan pakaian, bahkan mereka tidak ragu-ragu untuk keluarkan uang banyak demi 'partner' mereka ... he he ... Mungkin mereka menerapkan prinsip semua ciptaan Tuhan pada intinya sama? May be ...

Kembali ke swan, kalau diperhatikan mereka sebetulnya indah. Bulu-bulunya putih dan bersih, perawakannya besar dan anggun, kepakan sayapnya begitu kuat, sehingga swan sering dilambangkan sebagai sebuah keindahan. Mungkin atas pemikiran seperti itulah sebuah TV asing menggelar sebuah acara yang diberi judul SWAN. Dengan motto mereka 'to transform the ugly goose become a swan', dengan cepat mereka menarik banyak orang untuk ditransformasikan menjadi secantik, seindah, dan seanggun seekor swan.

Pesertanya adalah mereka yang mengganggap diri mereka sebagai 'itik yang jelek'. Kegemukan, rendah diri, trauma di masa lalu merupakan masalah yang mereka bawa untuk ditransform. Dan ajaib sekali. Hanya dalam waktu 4 bulan, mereka melalui sejumlah reparasi di meja operasi, latihan keras di gym, dan konseling intensif untuk menghapus trauma masa lampau, mereka benar-benar diubah menjadi sosok baru yang berbeda sekali. Badan seksi dengan dibaluti gaun malam yang menampilkan keindahan tubuh mereka disajikan. Langkah pasti yang anggun dan penuh percaya diri ditampilkan.

Dan ketika mereka melihat diri mereka untuk pertama kalinya sejak mengikuti program ini [karena selama karangtina semua cermin dihilangkan], rata-rata bereaksi sama: Oh ... aku tidak percaya ini aku; Aku punya pinggang ...; Lihat dadaku yang berisi padat ...; Aku punya senyum yang memikat. Pernyataan-pernyataan yang membuatku bertanya-tanya: apakah kepercayaan diri hanya dilambangkan dengan hal itu saja?

Jumat malam kemarin adalah kontes final untuk menentukan siapa yang menjadi swan yang terpilih. Layaknya pemilihan putri-putri kecantikan lainnya, selalu ada pertanyaan dari juri tentang mengapa mereka layak dinobatkan menjadi swan. Hampir semua menjawab, dengan tubuhku yang baru aku menjadi lebih percaya diri. Jawaban yang seakan-akan menguatkan pandangan orang bahwa hanya merekalah yang mempunyai tubuh yang indah dan cantik yang bisa dan layak untuk percaya diri.

Apa benar seperti itu? Apakah mereka yang dikarunia size besar juga tidak bisa berprestasi dan tampil percaya diri? Apakah benar dunia selalu menantikan, mendambakan, dan melihat yang indah-indah saja?

* * *

Dalam acara ET Show, pernah seorang pembawa acara yang kebetulan cewek melakukan survei berikut. Dia yang aslinya memang dikarunia kecantikan suatu hari dipermak menjadi seorang yang berukuran jumbo [persis yang dilakukan Eddie Murphy di film Nutty Professor]. Kemudian pembawa acara ini melewati hari untuk melihat reaksi orang-orang di sekitarnya terhadap dirinya yang baru itu. Apa yang terjadi? Hampir 99% orang mengabaikan dia. Waktu dia berolahraga, dan dengan sengaja sapu tangannya dia jatuhkan, dengan cuek orang-orang disekitarnya melewatinya begitu saja walaupun dia udah mencoba meminta bantuan. Saat dia menanyakan jalan, orang-orang hanya menjawab seadanya saja. Bahkan, ketika dia berada di keramaian, pandangan sinis sebagian orang harus diterima hanya karena ukuran tubuhnya sangat besar.

Eksperimen kembali dilakukan beberapa hari kemudian, tapi kali ini dengan tubuhnya yang asli. Hasilnya sangat di luar dugaan. Pria-pria dengan senang hati memunggut sapu tangannya yang jatuh meskipun tidak diminta. Saat bertanya jalan, mereka bahkan menawarkan diri mereka untuk mengantarnya sampai tujuan dan mengajak kencan segala. Di keramaian, orang bahkan sepertinya memberikan jalan untuk dia hanya karena dia cantik.

* * *

Dunia oh dunia ... mengapa engkau begitu kejam? Di manakah keadilanmu? Ajarilah dan berikanlah penjelasan kepadaku tentang semuanya ini ...

Comments

  1. hend, kucing aku pernah dirawat inap semalam di animal hospital hihihi..bahkan mereka juga punya hotel lho buat anjing. haiyaa

    ReplyDelete
  2. aku sih kurang suka dengan Swan... soalnya itu kan bentuk tubuh yang idealnya barat, mirip Barbie.... dada besar, kaki kurus berjenjang... mirip Mariah Carey....
    itu acara kan udah berhenti, gak ditrusin lagi di Amriknya sejak awal 2005.. jadi cuman ada 2 season...
    baguslah berhenti, jadi orang gak terobsesi ubah body yang dari sononya indah jadi palsu... :)

    ReplyDelete
  3. yaaa...sukur2 deh kalo 'reparasi'nya berhasil, bikin cewek2 ini cantik. lha kalo malah jadi bengkak and merot2 gimana?...

    ReplyDelete
  4. Emang sih orang lebih suka menilai buku dari covernya.... :) Soalnya kalo harus mbaca keseluruhan dulu kan lama + (mungkin) males juga... :)

    Btw, The Swan tuh katanya yang ga menang kasian loh, kan ga dpt duit tuh utk 'merawat tubuh baru' mereka, akhirnya katanya ada yang kena penyakit2 apaan gitu... . Aku cuma dibilangi temen sih...

    ReplyDelete
  5. Anonymous8:01 PM

    Memang banyak yang kurang mensyukuri anugrah.. dah dikasih cantik masih berasa kurang terus..

    Aku pribadi melihat orang lebih ke dalamnya, innernya, kalo tampilan luar sih ga terlalu nomor satu.. yang penting simpatik, baik, engga jaim, dan engga norse, hehe.. *tau norse gak?

    kalo ga tau, bwt pe-er ya ko..

    ReplyDelete
  6. Dunia tidak bersalah Hen...yg salah adalah mata yang memandang...

    ReplyDelete
  7. Anonymous10:06 AM

    Itulah manusia. Tidak pernah puas atas anugrah yg diberikan Tuhan.

    ReplyDelete
  8. Dian: oic ... dan kucing itu yang pernah jadi avatar-mu yah :) haiyaa ... enak bener jadi pets di negeri sebelah ...


    xu: oh gitu ... jadi udah tamat acaranya. Wah, harus kasih tahu istri neh ... semoga ndak kecewa karena itu salah satu acara fav-nya :)


    Miniez: iya tuh. Lagian khan bahaya banget permak2 tubuh gitu khan ...


    Zilko: Mmm ... gitu yah. kalo dipikir bener juga yah ...

    "Don't judge the book from it's cover" :)

    ReplyDelete
  9. Me: setuju banget ... inner beauty. Norse? makhluk apa itu?


    Sisca: Gitu yah ...


    Beverly: makanya, dunia udah retak gitu yah ... he he


    Dewi: kuncinya bersyukur. Bener khan :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pamali

Sedang membantu menyapu rumah. Saat sapuan mendekat pintu depan, istri langsung ambil alih sapu kemudian balikkan arah sapuan ke dalam rumah. Aku : Lho, ngapain sapu ke dalam? Istri : Kalau malam-malam sapu gak boleh ke depan. Ntar rejekinya ikut kesapu ...' * * * Aku percaya, mayoritas teman yang membaca kisah singat di atas akan tertawa -paling tidak tersenyum- sambil mengaku pernah menjadi 'korban' nasehat serupa. Paling tidak begitulah pengakuan sebagian temanku waktu aku melontarkan hal ini sebagai status. Nasehat yang terkenal ampuh untuk membuat kita 'diam' dan 'taat' waktu kecil karena di dalamnya terdapat unsur dan maksud untuk menakut-nakuti. Belakangan setelah kita dewasa kita mengenalnya sebagai nasehat pamali, yang kalau kita analisa dengan nalar ada maksud logis di balik nasehat tersebut. Sebagai contoh. Nasehat yang mengatakan kita tidak boleh menyapu keluar di malam hari karena rejeki akan keluar juga. Kemungkinan maksud nasehat ini dilatarbe...

Belajar Berenang Saat Kepala 3? Its Possible!

Salah satu hal yang mungkin tidak banyak orang tahu tentang aku adalah aku baru bisa berenang saat usiaku menginjak kepala 3. Ups ... aku baru saja membeberkan satu rahasia tentang diriku hehehe. Meskipun aku lahir dan besar di kampung yang notebene banyak airnya (baca: sungai), aku tidak bisa berenang. Dan ketidakbisaanku ini aku pelihara sampai desawa. Lantas, bagaimana ceritanya akhirnya aku bisa berenang? Sederhana saja. Semuanya berawal saat anak pertamaku menginjak usia Balita. Layaknya kesukaan para bocah, mereka selalu punya ketertarikan yang besar akan air yang menggenang (baca: kolam renang). Awalnya aku tidak terusik dengan nir-dayaku berenang saat menemani anakku ke kolam renang. Aku masih bisa menikmati ikut nyemplung di kolam anak-anak sambil menggendong dan menemani anaku di sana. Tetapi lama-lama, ketika anakku mulai bosan di habitatnya dan pengen terjun ke kolam orang dewasa, aku baru sadar. Ditambah dengan perasaan 'orang lain melihat' (kegeerank...

Introvert yang Memberontak

"Hen, kamu pilih mana. Lembur sampai jam 11 malam atau pergi meeting dengan klien?" Seandainya pertanyaan di atas dilontarkan 8 tahun yang lalu, saya pasti memilih untuk lembur. Tetapi kalau dilontarkan detik ini juga, dengan mantap saya akan memilih meeting dengan klien. Kenapa bisa begitu? Aku adalah seorang introvert yang cenderung ekstrim. Jejak hidupku menceritakan hal tersebut. Waktu SMA aku mengambil jurusan A1 (Fisika) yang notebene banyak hitungan. Masuk kuliah, aku ambil komputer. Pekerjaan pertama? Tidak jauh-jauh. Dengan alasan idealis, aku menekuni pekerjaan yang berhubungan dengan komputer seperti programming, system, trouble shooter, dll. Bisa dikatakan, aku sangat menikmati percumbuanku dengan 'mesin'. Keseharianku juga mengisahkan hal yang sama. Aku lebih suka mengurung diri di kamar dari pada berha-hi-ha-hi dengan banyak orang. Ketika diajak untuk ikut kegiatan-kegiatan yang mengharuskan aku berinteraksi dengan banyak orang, aku cen...