Skip to main content

Langka?

Pernahkah teman-teman mengalami kejadian seperti ini? Sebuah situasi kala kita sangat memerlukan sesuatu, tapi anehnya setelah kita cari sana cari sini, ubek sana ubek sini, korek sana korek sini ... dianya tidak ketemu-ketemu. Padahal, di hari-hari biasa, saat kita tidak memerlukan barang tersebut, dia selalu muncul dengan menebar pesona di mana-mana. Hmm ... feelingku sih mengatakan hampir 100% mulai mengangguk-anggukkan kepala ... hehehe. Kadang kalau dipikir, rasanya menjengkelkan yah :)

Dan kejadian seperti itu barusan aku alami kemarin malam. Layaknya saban hari, saat Marvel mau dibobo'in ama maminya, ada 2 syarat utama yang harus dipenuhi. Syarat pertama adalah kamar tidur harus ditutup rapat dengan lampu juga dimatiin. Dan kedua adalah sebisa mungkin aku jangan lagi kelihatan beraktivitas di kamar tersebut. Lho ... kok bisa? Iya, soalnya kalau aku kelihatan masih beraktivitas, si kecil pasti bakal ikut-ikutan dan langsung ajak mainan, meskipun sebenarnya dia udah ngantuk abiz. Mungkin karena seharian jarang ketemu denganku karena pagi-pagi udah harus berangkat kerja dan pulang sudah menjelang malam, makanya sekali ada kesempatan untuk bermain bersama, dia maksimalkan saja staminanya hehe.

Nah, untuk mengakalinya, aku seringnya pura-pura sudah tidur. Meskipun harus menahan diri menghadapi kecerdasan tuh bocah yang dengan sengaja dekatin aku sambil colek sana colek sini untuk memastikan bahwa aku udah tidur benaran, tapi itulah cara paling jitu supaya dia cepatan tidur. Atau kalau tidak, aku pergi mengasingkan diri di luar kamar supaya dia bisa cepat lelap. Setelah suasana kamar sepi alias Marvel udah tidur, baru aku masuk bergabung.

Biasanya kalau aku lagi hijrah ke luar kamar, kegiatanku paling baca-baca. Dari sekadar memelototi huruf dan gambar yang ada di brosur-brosur, komik, koran atau majalah, kadang aku habiskan waktu bertapaku dengan main games yang ada di hape. Pas kemarin aku lihat ada buku TTS lagi nganggur. Rupanya peninggalan mama mertua yang minggu kemarin mampir ke rumah jagaain Marvel saat baby sitter-nya pulang kampung. Iseng aku ambil, bolak-balik halamannya, dan rupanya banyak yang belum keisi. Ah ... daripada bengong, aku isi aja tuh TTS. Itung-itung melatih otak agar tetap cerdas.

Nah ... yang jadi permasalahan adalah di manakah barang yang namanya pulpen itu? Aku cari di ruang tamu, tidak ketemu. Bongkar tas kerja, tidak ada juga. Nguber tas lo pho, tetap tidak ketemu. Laci meja, atas kulkas, TV, sampai lemari dapur aku korek ... tetap saja tidak kelihatan batang hidungnya si pulpen. Aneh bin ajaib, pada menghilang ke mana tuh pulpen. Padahal seingatku di hari-hari biasa selalu ada tuh, pulpen-pulpen pada berserakan.

Ada satu tempat sih yang tidak aku jamah dalam rangka mencari pulpen yang aku yakin pasti ketemu kalau aku cari di sana, yaitu kamar tidurku. Cuma masalahnya kalau aku masuk ke sana, di jamin pasti dipelototi lo pho karena mengganggu proses mem-bobo'in si kecil. Alhasil, setelah hampir selama 15 menit aku berjibaku mencari karena terlanjur kejebak penasaran ... ketemu juga si item manis pulpen. Mau tahu aku temukan di mana? Sebuah tempat yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan di sana ada pulpen, yaitu di dalam sebuah paperbag lusuh yang ditumpuk dus-dus dekat kamar mandi. Kayaknya sih pulpen yang satu ini kurang canggih dalam ilmu bersembunyi, makanya dia berhasil ditemui daku hehehe ...

Selanjutnya aku pun mulai asyik dan tenggelam dalam mengisi TTS tersebut. Pas seru-serunya mengasah otak, tiba-tiba melintas di pikiranku sebuah pertanyaan, kok bisa yah hal seperti ini terjadi. Kala kita sangat membutuhkan sesuatu, dia seolah-olah menghilang. Sedangkan saat kita tidak membutuhkannya, dia sepertinya berselewiran di sekitar kita. Bukan cuma kali ini aku alami kejadian seperti ini, tapi sudah sering. Dari mencari koin 500 perak, gunting kuku, orekan telinga, obeng, isolasi, lakban, peta, hingga duit seratus ribu hahaha ... kalo yang terakhir itu mah, memang karena lagi bokek, makanya tidak ketemu-ketemu :)

Mengapakah hal ini bisa terjadi? Apakah itu karena pola hidup yang tidak disiplin atau tidak menempatkan barang rapi pada tempatnya sehingga saat kita membutuhkan dianya jadi langka? Atau memang karena itulah sebuah fenomena kehidupan yang memperkaya khazanah hidup ini? Atau itu sebuah jawaban dari misteri bahwa sebenarnya barang-barang juga mempunyai kehidupan tersendiri dan bergerak seperti yang pernah digambarkan dalam film Toy's Story? Hmmm ...

* * *

Dalam kehidupan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, apakah peristiwa semacam itu juga terjadi? Dari berbagai segi kehidupan, dari kisah pertemanan hingga pekerjaan, pernahkah kita merasakan saat sangat membutuhkan tapi kita tidak kuasa untuk menggapainya?

Saat seseorang sangat membutuhkan pekerjaan karena berbagai alasan, begitu sulit baginya menemukan pekerjaan yang cocok dengan kualifikasinya. Padahal sebelumnya, dengan mudah dia menemukan daftar lowongan yang sesuai dengan kualifikasinya saat dia masih mantap bekerja. Atau ambil contoh teman sharing. Apakah ini sebuah fenomena saat kita sangat membutuhkan seorang teman atau sahabat untuk berbagi, tapi di tengah banyaknya daftar nama teman yang ada di hape atau buku telp atau deretan kartu nama, tidak satupun yang bisa kita raih untuk kita jadikan telinga untuk menampung curahan hati kita?

Atau bagi yang sudah berumah tangga. Pernahkah mengalami situasi saat kita membutuhkan lengan empuk untuk menyandarkan kepala kala berkeluh kesah dan mengharapkan solusi, namun yang didapat hanyalah tembok bercadas diselingi komentar pedas bernada menghakimi dan menjatuhkan?

Yah ... masih banyak contoh lain. Tapi, seperti pepatah "what ever happens, life must go on ...". Ini kali yah yang namanya kehidupan.

Comments

  1. paragraph yg atas..jelas itu karena factor kebiasaan..klo dari kecil kita dah dibiasain/selalu menaruh kembali barang yg diambil ke tempat semula pasti ga bakal clongak-clongok nyariin makanya sediain tempat bagi masing2 barang,pasti dah bakal cepet nemunya...*hal tsb lg gw terapkan ke rashel*

    klo para paling akhir siy selalu berharap kt selalu mjd lengan yg empuk ya hen bukannya jd nenek lampir kekeke

    ReplyDelete
  2. Anonymous12:53 PM

    Itu bukan faktor tidak di siplin bagiku, tapi itu adalah karena kita tidak cukup memperhatikan keadaan barang tersebut. sebenarnya barang2 itu tetap ada disana, cuma karena kita kurang perhatian sama dia, atau tepatnya saat ia tidak diperlukan belum tahu betapa ia bisa menjadi penting suatu saat. Lihat ia ada dimana-mana2, biarin aja,kasarnya ngak kepakai, atau belum kepakai, so ngak terpikir untuk menaruh barang itu ke tempat yang lebih layak sebagai perhatian kita.Biar suatu hari jika kita memang memerlukannya mudah di ambil, mudah dicari:)

    Artinya sama juga dalam persahabatan, lihat teman tiap hari, kontak tiap hari, tidak pernah kita benar2 sadar, betapa penting seorang teman untuk kita, kadang melihat dari jauh malah sengaja menghindar, enggan untuk beri salam. Saat kita memang perlu sama seorang sahabat, kita selalu merasa kalau kita tidak cukup diperhatikan oleh seorang teman.Saat melihat daftar nama hape, atau kartu nama teman, saat kita dalam kesulitan, kita menjadi enggan untuk sharing dengan mereka, merasa takut menganggu, tidak pantas, merepotkan orang lain,kenapa?karena di hari-hari biasa kita tidak pernah benar2 memberi perhatian untuknya.

    Kadang teman seperti sebuah pulpen yang anda temukan di kardus barang2 bekas itu, sudah banyak debu,tidak terlihat,mengapa ia bisa ada di dalam kardus itu?kita sendiri yang menyimpannya disana, waktu sudah lama, kita tidak ingat lagi, saat kita memerlukan sesuatu dan tidak tercari,ia muncul menjadi barang yang paling berharga.

    Bukankah seorang sahabat juga demikian?Sepertinya nasib seorang sahabat lebih buruk dari sebuah pulpen yang berdebu,karena suatu hari pulpen itu bisa menjadi penting untuk pemiliknya, sedang sahabat kita tahu dia dimana, kita tahu sedang apa, tetap tidak terlihat. Saat ia menjadi penting juga kita tidak tersentuh hatinya untuk melihat betapa ia penting bagi kita:)

    sayangilah yang didepan mata terlihat olehmu, karena suatu hari saat ia hilang dan lenyap dari matamu, ia tidak akan seperti pulpen itu, ditemukan kembali:)

    Sangat suka postingan ini...benar2 suka. Sorry komennya lebih panjang dari postingan:)

    YOU KNOW WHO I AM

    ReplyDelete
  3. Kita akan merasa membutuhkan sesuatu disaat kita merasa kehilangan akan keberadaannya ,,,, bener gk yah tulisan gw hihihihi

    ReplyDelete
  4. hahaha, iya tuh. Sering bgt aku jg mengalami hal kaya gitu, ha3... :) Menyebalkan banget memang. Tapi "You Know Who" (kaya Harpot aja sih... :D) bener jg tuh, mungkin karena saat mereka ada kita gak memperhatikannya, makanya waktu dibutuhkan mereka seakan2 gak ada, padahal ya disitu2 aja... :)

    ReplyDelete
  5. kek percintaan dong,selalu saja tidak merasa yg ada itu berharga,setelah si dia pergi ato putus hubungan baru merasakan kehilangan kakakakak kok komen ama postingan gak nyambung ya :P

    tapi sering kok situasi kek gitu,kalo lagi butuh ihh bertebaran dimana2 sekalo lagi butuh gak nemu2 ampe beli yg baru,setelah dapet yg baru yg lama baru keliatan ck ck ck ck

    ReplyDelete
  6. Mama Rashel: Berarti kuncinya disiplin yah. Hmm ... perlu aku tularkan pada Marvel juga :)

    Anonym: Iya. Persis itu sebenarnya yang ingin aku tulis. Tapi ndak keluar2 hehe ... So, tq untuk memperkaya pemaknaan tulisan ini ...

    Tata: Hehehe ... iya. Seringnya begitu khan :)

    Zilko: Hahaha ... sering juga toh. Toast dong kalo gitu :) Btw, jgn2 si "You Know Who" itu maniak Harpot juga ...

    Kece Bong: Duilleee ... yang baru pisahan bentar dengan sang pacar. Jadi terasa toh kalo si dia begitu berharga :)

    ReplyDelete
  7. Anonymous2:08 PM

    Om ... lama tidak muncul. Sibukkah ...

    Iya, seing juga saya merasa gitu. Pas pengen sesuatu, dianya ilang. Ehh...pas ndak butuh dia nongol hehe ...

    ReplyDelete
  8. Ada apa dengan Hendri?

    ReplyDelete
  9. aku punya banyak banget pulpen neh. tangkaaaappp....!

    ReplyDelete
  10. Rudy: begitulah ... no news is a good news :) Kabarmu baik juga khan?

    Since: Kenapa? Ada apa dengan daku? Daku baik-baik saja :)

    Dian: *nangkap pake keranjang* tqqqqqq!!!!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Barang Baru

Kira-kira sebulan yang lalu, laptop saya mengalami masalah. Entah karena sudah tua, atau kebanyakan buka program, atau isinya udah penuh, mendadak laptop saya hang. Karena kurang sabar, langsung saja aku matiin dengan paksa. Ketika aku mulai menyalakannya lagi, berhasil ... Namun belum sempat aku klik tombol start, mendadak blue screen error muncul. Awalnya aku pikir itu error normal. Aku pun mematikannya lagi, kemudian restart. Windows menyarankanku memilih Safe Mode, aku pun mengikutinya. Namun, apa yang terjadi, tunggu punya tunggu, nanti detik demi detik, windows yang aku nantikan tidak muncul-muncul. Aku mulai panik ... karena secara pelan mulai terdengar suara berisik yang semakin lama semakin keras. Waduh ... fellingku berbicara kali ini harddisk-ku yang kena. Aku coba tenang, lalu mematikan laptop, dan menunggu sekitar 10 menit. Kembali aku coba nyalain ... dan benar, suara gemerisik harddisk membuatku patah arang ... terbayang sudah data-dataku yang bakalan lenyap [karena suda

Private

Sejak blogger menyempurnakan versi betanya, dari sekian perbaikan dan fitur baru yang diperkenalkan, ada satu fitur baru yang belakangan marak dimanfaatkan oleh para blogger. Fitur tersebut adalah blog readers. Aku yakin teman-teman sudah tahu apa fungsi fitur yang terletak di menu permission ini. Yap ... Fungsinya adalah men-setting blog menjadi private sehingga tidak semua orang berhak dan boleh bersantai di sana, tetapi hanyalah orang-orang pilihan yang di-choose atau di-invite yang bisa masuk dan ngopi di sana. Jadi janganlah heran kalau saja suatu saat Anda meng-klik sebuah blog, yang keluar adalah tulisan "blogger: permission denied; this blog is open for invited readers only", yang artinya Anda tidak diundang dan tidak diperbolehkan untuk mengintip isi blog tersebut. Jangan merasa kecewa, karena pasti ada alasan tertentu mengapa seseorang men-setting blog mereka dari semula open menjadi private. Jangan juga merasa patah hati, karena di balik privatisasi tersebut selalu

Sedang ingin bercinta

Wuihhh ... serem abiz yah judulnya: sedang ingin bercinta ... hahaha. Eit ... jangan berpikir yang macam-macam dulu, meskipun benar Hendri sekarang sedang berpuasa panjang dari aktivitas yang namanya bercinta, bukan berarti ini sebuah proklamir atau deklarasi dari hati terdalam tentang keinginan yang terpendam selama waktu yang sangat panjang. BUKAN .... Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa