Skip to main content

Based on True Story

Salah satu film favorit saya adalah film-film yang dibuat berdasarkan kisah nyata atau yang keren dilabeli based on true story. Beberapa di antaranya adalah film Door to Door, sebuah kisah yang bercerita tentang Bill Porter, seorang yang kurang beruntung karena lahir tidak normal (sebagian tubuhnya lumpuh), namun berhasil menjadi seorang penjual sukses. Atau Ali, film dengan peran utama Will Smith yang bercerita perjalanan hidup petinju legendaris, Muhamad Ali.

Senada dengan film Ali, ada film yang berjudul Cinderella Man. Diperankan oleh sang Maximus Gladiator, Russel Crowne, film ini juga menampilkan kisah nyata seorang petinju juara dunia kelas berat, James "Jimmy" Braddock. Selain itu, perjalanan hidup veteran perang Vietnam, Ron Kovic, yang diperankan dengan apik oleh arjuna Katie Holmes, Tom Cruise, dalam film Born on The Four of July juga sudah aku lahap.

We are Marshall, film yang menceritakan perjuangan Jack Lengyel yang diperankan Matthew McConaughey untuk membangkitkan spirit dan gairah masyarakat yang berduka karena kecelakaan pesawat yang menewaskan pemain-pemain top beserta fans olahraga Rugby di lingkungan Marshall University juga sudah mampir dalam daftar tontonanku. Tak ketinggalan riwayat hidup tokoh-tokoh dunia seperti Gandhi dan Mother Teresa dipastikan menjadi sasaran empuk lahapan mataku.

Entah kenapa aku selalu antusias kalo melihat sebuah film dibuat berdasarkan kisah nyata. Banyak alasannya. Tapi yang terutama adalah aku merasa pasti ada hikmah yang bisa aku ambil kalau aku menyempatkan diri untuk menonton mereka. Dan kenyataannya adalah memang begitulah yang terjadi. Hampir bisa dipastikan semua film jenis itu dibuat karena ada nilai plusnya, dalam artinya untuk memberikan manfaat lebih dibandingkan film-film genre lain yang bertebaran. Entah itu dalam suntikan motivasi, perenungan makna hidup, pembelajaran sekolah kehidupan, dan masih banyak lagi.

Makanya kalau teman-teman selama ini hanya tertarik untuk mengkonsumsi film-film genre lain, entah itu action, komedi, drama, horor, ataupun yang biru-biru (atau abu-abu hehehe) ... sempatkanlah diri untuk melirik film based on true story. Dijamin deh, setelah menonton film jenis ini, pemaknaan akan hidup pasti semakin bertambah :)

* * *

Beberapa hari yang lalu aku nonton ulang film World Trade Center (WTC), film yang bertutur tentang dua Polisi PAPD (Port Authority Police Departemen) yang terjebak dalam tragedi 11 September 2001. Aku yakin teman-teman juga sudah pernah menonton film ini. Diperankan oleh Nicholas Cage (sebagai John McLoughlin) bersama rekannya Michael Pena (memerankan Will Jimeno), film ini banyak memberikan hikmah tersendiri bagiku.

Hikmah pertama yang aku dapat adalah kepedulian dan kesedian membantu orang tanpa memikirkan diri sendiri. Hikmah ini aku dapatkan dari adegan saat Nicholas Cage (John) memberikan penawaran kepada tim-nya, siapakah yang bersedia mengikuti dia untuk masuk ke gedung dalam rangka turut membantu evakuasi korban. Spontan ada 3 perwira (termasuk Will) menyodorkan dirinya untuk ikut. Sebenarnya bisa saja mereka tidak mau ikut, tapi tafsiranku berkata atas dasar kemanusiaan dan rasa peduli dengan sesama-lah yang mendorong mereka untuk bersedia masuk. Dan hasilnya dua perwira lainnya, yaitu Antonio Rodrigues dan Dominick Pezzulo tewas.

Adegan lain adalah saat tim penyelamat berusaha mengevakuasi John dan Will. Dengan terperangkap puing sedalam 6 meter (kalo ndak salah) plus posisi John yang lebih dalam lagi, mereka tetap berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan John dan Will. Keselamatan sendiri tidak mereka pedulikan lagi. Nyawa mereka sendiri menjadi taruhan karena sewaktu-waktu runtuhan puing itu bisa saja amblas. Alih-alih menolong orang, bisa-bisa mereka ikut menjadi korban ditimpa reruntuhan.

Tidak dapat diketepikan juga kepedulian mantan marinir Dave Karnes (diperankan Michael Shannon) yang datang dari tempat jauh dan tidak menyerah sampai malam hari masih mencari di antara reruntuhan apakah ada korban lain yang masih hidup. Dan karena dialah, John dan Will diketemukan dan diselamatkan.

Hikmah kedua adalah sebuah penguatan bagiku untuk lebih mendekatkan diri kepada pimpinan Tuhan. Satu adegan saat John dan Will dalam keadaan tidak berdaya karena terjebak, tiba-tiba reruntuhan di atasnya goyang, sehingga mereka berpikir itulah akhir hidup mereka. Tahu apa yang terjadi? Yap ... John langsung meneriakkan Doa Bapa Kami. Adegan lainnya adalah saat Will bermimpi didatangi Yesus yang menyodorkan sebotol air minum, sungguh membuat aku merinding. Sebuah penyadaran bagiku untuk tidak mengingat Dia saat terdesak atau memerlukan pertolongan saja. Tapi hendaklah dalam setiap saat dan setiap perbuatan.

Hikmah ketiga adalah semangat berjuang untuk tetap hidup. Berkali-kali ditampilkan pembicaraan antara John dan Will untuk tidak pernah jatuh tertidur. Bisa dimaklumi, dalam keadaan pendarahan dan tidak berdaya, seandainya mereka jatuh tertidur sebentar saja, bisa dipastikan mereka tidak akan pernah membuka mata lagi selama-lamanya. Makanya mereka saling meningatkan dengan melakukan pembicaraan-pembicaraan supaya mereka bisa tetap terjaga. Dari sini aku belajar untuk selalu struggle, karena hidup ini sangatlah berharga :)

* * *

Hikmah terakhir adalah tentang keluarga. Satu adegan yang menohok diriku adalah saat ada perkataan "aku bahkan tidak ingat apa kata terakhirku yang kuucapkan pada istriku" seperti yang dibatinkan oleh John. Sebuah kalimat pendek yang menyadarkan diriku betapa penting dan bermaknanya arti keluarga.

Saat aku menulis posting terakhirku yang berjudul Langka?, sebenarnya salah satu poin yang ingin aku refleksikan adalah tentang keluarga. Bagaimana seringnya kejadian saat kehadiran orang-orang yang kita kasihi sedemikian rutin sehingga dipandang sebagai hal yang kurang bermakna, saat kita membutuhkan (baca hampir kehilangan) barulah kita menyadari pentingnya kehadiran mereka dalam hidup kita.

Entah itu suami atau istri atau anak (bagi yang sudah berkeluarga), entah itu orang tua, entah itu saudara-saudara, entah itu sahabat, teman, rekan ... mereka haruslah kita pandang sebagai sebuah gift dariNya yang sangat mahal harganya. Untuk itu, peliharalah, pupuklah, dan jagalah mereka dengan baik, sehingga kalau saatnya kita kehilangan, tidak timbul rasa sesal dalam diri kita.

Sering aku mendengar orang berkata menyesali, "kenapa waktu orangtuaku masih hidup aku tidak menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu dengan mereka?" atau "aku menyesal waktuku selama ini aku habiskan untuk hal lain ... dan keluargaku aku telantarkan sehingga menjadi kacau balau seperti ini." atau "kalau tahu begini dan ada waktu untuk mengulang lagi, aku bakal meluangkan lebih banyak waktu untuk dia ..."

Hmm ... sebuah penyesalan yang sepatutnya tidak perlu terjadi kalau dari awal kita sudah memandang pentingnya kehadiran mereka. Dan pribadiku berkata, janganlah kata-kata seperti itu sampai keluar dari mulutku ... dan semoga juga teman-teman :)

* * *

Sebuah peristiwa kecil yang aku ingat yang menyadarkan diriku betapa aku sangat membutuhkan kehadiran keluargaku adalah saat anak-istri lagi pulang kampung selama hampir seminggu. Saat itu menjelang libur panjang, dan kebetulan aku tidak bisa ikut karena ada kerjaan. Jadi berangkatlah orang yang aku kasihi itu tanpa diriku...

Hari pertama, karena jarang sendiri lagi, langsung deh serasa menjadi bujangan baru hehe ... dalam arti bisa bebas lagi mau ngapain tanpa ada yang rewelin. Nonton TV ampe subuh, makan cemilan seenaknya, bangun siang tanpa diributin, dan banyak hal lain yang tidak bisa aku lakukan kalau ada istri dan anakku.

Memasuki hari kedua, masih enjoy. Ketiga, dikit enjoy.

Menginjak hari keempat, sudah mulai bosan dan rasa kangen mulai datang. Hari kelima, udah kebakaran jenggot. Kangen istri, kangen anak, kangen dengar larangan istri, kangen dengar celotehan anak ... pokoknya serba ndak enak. Dan dititik itulah aku baru menyadari, aku mereka sangat berarti bagiku dan aku tidak ingin kehilangan mereka.

Marvel Enrico and Mom ... Dad loves u ...

Comments

  1. makanya aku pengen pensiun cepat di indo,biar bisa ngabisin waktu ama keluarga

    pilem moh ali aku suka banget

    ReplyDelete
  2. Anonymous9:55 AM

    saya jg suka nonton yg based on true story, tapi yg horror. hehe...

    ReplyDelete
  3. kisah nyata memberi inspirasi

    ReplyDelete
  4. hahaha, kalo yg based on true story kadang2 agak membosankan... lol. Misalnya yg Long Road to Heaven itu kan didasari peristiwa Bom Bali (ini "inspired by true story" sih, bukan "based", haha... :D). Jadinya membosankan skaliii... :(

    tapi memang sarat makna sih.. :)

    ReplyDelete
  5. Anonymous2:03 PM

    Hendri tulisannya dari atas sampe bawah menarik sekali, aku juga jadi tersadar, terkadang aku lupa kata² terakhir yang aku ucapkan buat suamiku sewaktu dia berangkat bekerja. thanks for sharing... *hugzz*

    nb: makasih ya ucapannya ...

    Aiko's Mom
    our-beautiful-day.com

    ReplyDelete
  6. hobi kita sama rupanya, suka ama film yang based on true story... yup betul, byk hikmah yang bisa dipelajari.
    gua ntn Pursuit of Happiness, yg maen Will Smith, sedih ampe ampir nangis.. beneran.

    ReplyDelete
  7. Dian: Berarti sekarang lagi ngumpulin dolar yang banyak biar cepat pensiun yah hehehe ... Ali ... yap keyennnn ...

    Dewi: Emang ada yang horor? Mau dong kalo ada referensinya ;)

    Tata: Yap. makanya aku suka dengan film kisah nyata ...

    Zilko: Ooo ... aku malah belum nonton tuh film yang diinspirasi Bom Bali, emang bagus? Bukannya serem? Model2 film Sumanto gitu yah hehe ...

    Aiko-Mom: Senang deh kalo tulisanku bisa memberi manfaat :) Iya neh, sejak nonton film itu, jadinya pengen dekat keluarga terus :)

    Xu: *toast dong kalo gitu* Pursuit of Happiness? Hmm ... ntar hunting ah. Mau lihat seberapa dramatis tuh film sampai dikau ikut nangis ;)

    ReplyDelete
  8. caileeee, yang lagi kangen... kalo ama aku kangen gak Hen? :D

    ReplyDelete
  9. Anonymous3:38 PM

    saya pernah nonton film door to door. inspiring banget, mengingat perjuangannya yg gigih. btw,tulisan kamu menyentuh loh. terima kasih ya. bagai air segar disiram ke hati saya, saat saya baca tulisan kamu. tetap rajin menulis dan membagikannya pd kita semua ya. gbu :)

    ReplyDelete
  10. Anonymous4:45 PM

    Rudy: We Are Marshal bagus Om. saya udah pernah nonton :)) Kayaknya om jago rsensi film juga nehh.

    ReplyDelete
  11. Yenny: Emang diijinkan kangen ama loe. Takutnya ntar ada yang bawa pentungan lagi hehehe ...

    Melani: Iya ... door to door inspiring bangetz :) Tq yah Mel kalau tulisanku bermanfaat. Jadi rajin nulis neh hehehe ...

    Rudy: Hahaha ... kadang meskipun udah bisa ditebak endingnya, tapi tetap saja ada rasa penasaran dan deg2an yah :) Resensi film? Hmm ...

    ReplyDelete
  12. kl gw suka nontonnya dan juga baca buku2 true stroy :)

    ReplyDelete
  13. demen pilem apa aja kecuali pilem nehi nehi hahahahahahah

    ReplyDelete
  14. klo film God must be crazy based on true story ga hen kira2? kekeke

    masak siy hari ke 4 baru kalang kabut hen? perasaan papanya acel baru sehari jg dah kelimpungan ..makanya pergi kemana aja acel selalu ditenteng2 kekeke...

    ReplyDelete
  15. post-nya meaningful sekali, khun. Thanks for sharing... aku setuju sekali dengan point2mu itu, terutama ttg Tuhan dan keluarga.
    Wah... baru 4 hari sudah kelimpungan yah? Bagaimana dengan aku yang terpisah 2 bulan gara2 visa yang tertunda? Huhuhu...

    ReplyDelete
  16. wah Hen, maap, salah nama huhuhuhu... aku saking bingungnya, tp aku baca post yg bener. Maaf ya! :D

    ReplyDelete
  17. Yulia: kalo aku lebih suka nonton. Habis kalo baca kelamaan hehehe ...

    Kece: acha acha acha ... ini film kalo ketemu pohon nyanyi, ketemu jembatan nyanyi, ketemu dinding nyanyi, gembira nyanyi, putus cinta nyanyi hehehe ... nehi nehi nehi ...

    Mama Rashel: Wa... kalo itu sih kayaknya fiksi deh hehe ... lutu :)
    Iya ... 4 hari baru kangen. Tapi ndak tahu skrng, kayaknya tiap hari kangen tuh :)

    Nie: hehe ... antara Hen dan Khun itu tetanggaan kok :) 2 bulan? Jadi setelah kawin u ditinggal dong. waaa ... tegaaaaa ... Kapan nyusul jadinya?

    ReplyDelete
  18. Peliharalah berkat yang kamu miliki. Sekarang!!! Bukan nanti!!!

    ReplyDelete
  19. Since: Yap. Sekarang juga ... biar tidak ada penyesalan di hari belakang :)

    ReplyDelete
  20. Saya ada beberapa film yang di angkat dari kisah nyata....

    1. Pride (seorang perenang kulit hitam yang di diskriminasi saat mengikuti pertandingan olahraga renang dengan kulit putih..sangat menyentuh)

    2. An American Crime (seorang anak kecil yang di siksa oleh ibu angkatnya dan anak2 tiri nya...mirip dengan ari anggara..wajib ntn)

    3. Facing The Giants (ini bukan based on true story tapi isinya sangat ter inspirasi sekali...di saat susah maupun senang kita harus berdoa)

    4. (Children) Escape From Huang Shi : film yg mengisahkan di zaman perang china dimana seorang pemuda lulusan dari Oxford mengajari anak2 kecil di Huang SHi sebuah pedalaman kota di china sampai akhirnya harus mengungsi karena kondisi peperangan (BAGUSSS BANGETTT....karena di akhir film anak2 itu masih hidup smp sekarang)

    Mungkin itu aja dulu...kalo ada lagi menyusul....

    I Love film based on true story...it's real

    ReplyDelete
  21. soul surfer
    bercerita tentang seorang gadis yg sangat menyukai selancar sejak kecil.
    sampai pd saat ia sdg berlatih utk kejuaraan selancar yg diikutinya, tangan kiriny mendapat serangan hiu, dan ia harus menerima hidup dgn satu tangan, tp ia tak pernah menyerah.
    film yg sngt menginspirasi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Barang Baru

Kira-kira sebulan yang lalu, laptop saya mengalami masalah. Entah karena sudah tua, atau kebanyakan buka program, atau isinya udah penuh, mendadak laptop saya hang. Karena kurang sabar, langsung saja aku matiin dengan paksa. Ketika aku mulai menyalakannya lagi, berhasil ... Namun belum sempat aku klik tombol start, mendadak blue screen error muncul. Awalnya aku pikir itu error normal. Aku pun mematikannya lagi, kemudian restart. Windows menyarankanku memilih Safe Mode, aku pun mengikutinya. Namun, apa yang terjadi, tunggu punya tunggu, nanti detik demi detik, windows yang aku nantikan tidak muncul-muncul. Aku mulai panik ... karena secara pelan mulai terdengar suara berisik yang semakin lama semakin keras. Waduh ... fellingku berbicara kali ini harddisk-ku yang kena. Aku coba tenang, lalu mematikan laptop, dan menunggu sekitar 10 menit. Kembali aku coba nyalain ... dan benar, suara gemerisik harddisk membuatku patah arang ... terbayang sudah data-dataku yang bakalan lenyap [karena suda

Private

Sejak blogger menyempurnakan versi betanya, dari sekian perbaikan dan fitur baru yang diperkenalkan, ada satu fitur baru yang belakangan marak dimanfaatkan oleh para blogger. Fitur tersebut adalah blog readers. Aku yakin teman-teman sudah tahu apa fungsi fitur yang terletak di menu permission ini. Yap ... Fungsinya adalah men-setting blog menjadi private sehingga tidak semua orang berhak dan boleh bersantai di sana, tetapi hanyalah orang-orang pilihan yang di-choose atau di-invite yang bisa masuk dan ngopi di sana. Jadi janganlah heran kalau saja suatu saat Anda meng-klik sebuah blog, yang keluar adalah tulisan "blogger: permission denied; this blog is open for invited readers only", yang artinya Anda tidak diundang dan tidak diperbolehkan untuk mengintip isi blog tersebut. Jangan merasa kecewa, karena pasti ada alasan tertentu mengapa seseorang men-setting blog mereka dari semula open menjadi private. Jangan juga merasa patah hati, karena di balik privatisasi tersebut selalu

Sedang ingin bercinta

Wuihhh ... serem abiz yah judulnya: sedang ingin bercinta ... hahaha. Eit ... jangan berpikir yang macam-macam dulu, meskipun benar Hendri sekarang sedang berpuasa panjang dari aktivitas yang namanya bercinta, bukan berarti ini sebuah proklamir atau deklarasi dari hati terdalam tentang keinginan yang terpendam selama waktu yang sangat panjang. BUKAN .... Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa