Bayangkan kejadian berikut. Suatu hari Anda mendapat undangan kondangan dari seorang sahabat dekat Anda. Tentu saja senang dong. Selain karena ikut berbahagia, juga ajang seperti itu dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk berkumpul, bersapa, bercengkerama ria dengan teman atau sobat yang mungkin sudah lama tidak Anda jumpai.
Saking senangnya, jauh hari Anda pun mempersiapkan diri untuk hari H-nya. Mulai dari merencanakan memakai baju apa, sepatu yang mana, berdandan di mana, hingga mau membungkus duit seberapa dalam bentuk angpau. Pas hari H-nya, kesibukan plus kehebohan dimulai. Khusus untuk kaum hawa neh, beberapa jam sebelumnya sudah nongkrong manis di salon, merelakan wajahnya dipermak habis, menambahkan pernak-pernik sebagai hiasan pemanis, dan yang tidak ketinggalan: memastikan baju yang akan dipakai sudah rapi, kinclong, dan tentu saja wangi alias harum.
Singkat cerita, dengan semangat 66 Anda pun berangkat ke gedung atau restoran tempat resepsi. Dengan muka gembira, seolah memamerkan deretan gigi yang putih cemerlang, tidak ketinggalan langkah tegap dan percaya diri, Anda memasuki ruangan pesta. Saat ketemu teman lama, cipika-cipiki mulai diobral. Tawa renyah dan pekikan senang dilontarkan. Nostalgia masa lalu memenuhi suasana. Tidak ketinggalan gosip-gosip hangat meluncur begitu saja.
Tiba-tiba ... sekelibat bayangan melintas melewati pandangan Anda. Meskipun cuma sesaat, tapi kehadiran sosok tersebut sanggup membuat Anda tertegun, terpana, terpaku, hingga diam seribu bahasa. Siapakah dia? Bekas pacarkah? Atasan Andakah? Orang yang Anda naksirkah [khusus yang belum berumah tangga]? Atau jangan-jangan itu musuh Anda.
Bukan ... orang tersebut hanyalah seorang biasa, yang mungkin tidak Anda kenal. Tapi kenapa Anda bisa tertegun seperti itu? Alasannya sederhana: baju yang dia pakai sama persis dengan yang Anda pakai ... Seandainya Anda dalam kondisi seperti itu, bagaimanakah reaksi Anda?
Aku yakin, hampir 97% akan menjawab: MALU. Seketika keceriaan yang menumpuk buyar dalam hitungan detik. Kepercayaan diri yang tinggi juga lenyap secepat kilat. Rasa jengah menyelimuti kita. Perasaan enggan untuk berlama-lama di ruangan tersebut juga menghampiri kita. Kalau bisa dan memungkinkan, kita akan bertindak seperti burung unta alias menanam kepala kita ke lantai, atau memasukkan diri kita ke laci meja supaya kita tidak kelihatan. Pokoknya kita menjadi serba salah dan berharap waktu cepatlah berlalu. Mungkin ada yang ekstrim langsung meninggalkan ruangan tersebut juga, pulang, dan bersumpah di dalam hati tidak akan pernah memakai baju itu lagi. Benar ndak hehehe ...
Aku mah belum pernah mengalami hal seperti itu. Tapi yang agak mirip pernah. Kejadiannya udah lama, waktu aku awal-awal kuliah. Namanya juga anak kost, saat ada obral besar di salah satu supermarket, aku ikut memborong juga. Salah satu yang aku borong adalah sehelai hem, yang menurutku cakep dan warnanya bagus.
Suatu hari aku memakai baju tersebut jalan-jalan di salah satu mal bersama teman-teman kongkow. Mulanya sih biasa saja alias kita having fun gitu. Setelah beberapa saat, salah satu temanku berbisik padaku: tuh ... ada kembaranmu di pojok sono. Segera aku mengalihkan pandanganku ke arah yang ditunjuk temanku, dan .... ASTAGAAAA.
Kulihat dengan mata kepalaku sendiri, di pojok sana ada seorang cowok, sedang ngobrol dengan teman-temannya juga ... dan MEMAKAI BAJU YANG PERSIS SAMA DENGANKU. Teman-temanku spontan menertawakanku sambil mengejek: dari panti asuhan mana tuh... Dan apa yang aku lakukan? Ambil kaki seribu langkah alias kabur dengan tempo sesingkat-singkatnya dari tempat tersebut. Dan seperti yang aku tulis di atas, dalam hatiku muncul sumpah palapa: mempensiunkan dini baju tersebut alias tidak pernah akan memakai baju itu lagi.
* * *
Kenapa hal di atas bisa terjadi? Terus terang sampai sekarang aku belum mendapat jawabannya. Tapi saat aku menulis postingku yang berjudul "unik", aku sepertinya menemukan sehelai benang merah. Perasaan-perasaan seperti itu mungkin disebabkan satu hal: kita adalah pribadi yang unik.
Saking uniknya, dalam diri kita selalu timbul semangat menginginkan sesuatu yang serba terbatas alias limited version. Makanya tidak perlu heran deh, saat ada peluncuran produk dengan embel-embel limited, dijamin dengan segera diserbu orang alias laku keras, meskipun secara sadar kadang harus merogoh kocek lebih banyak. Tapi perasaan yang didapat itu loh, yang kadang membuat kita merasa sebanding dengan apa yang harus kita keluarkan demi satu kata: LIMITED.
So ... i'm unique gitu loh ...
Bagaimana pula dengan pengalaman teman-teman? Ceritakan juga yah ;)
Saking senangnya, jauh hari Anda pun mempersiapkan diri untuk hari H-nya. Mulai dari merencanakan memakai baju apa, sepatu yang mana, berdandan di mana, hingga mau membungkus duit seberapa dalam bentuk angpau. Pas hari H-nya, kesibukan plus kehebohan dimulai. Khusus untuk kaum hawa neh, beberapa jam sebelumnya sudah nongkrong manis di salon, merelakan wajahnya dipermak habis, menambahkan pernak-pernik sebagai hiasan pemanis, dan yang tidak ketinggalan: memastikan baju yang akan dipakai sudah rapi, kinclong, dan tentu saja wangi alias harum.
Singkat cerita, dengan semangat 66 Anda pun berangkat ke gedung atau restoran tempat resepsi. Dengan muka gembira, seolah memamerkan deretan gigi yang putih cemerlang, tidak ketinggalan langkah tegap dan percaya diri, Anda memasuki ruangan pesta. Saat ketemu teman lama, cipika-cipiki mulai diobral. Tawa renyah dan pekikan senang dilontarkan. Nostalgia masa lalu memenuhi suasana. Tidak ketinggalan gosip-gosip hangat meluncur begitu saja.
Tiba-tiba ... sekelibat bayangan melintas melewati pandangan Anda. Meskipun cuma sesaat, tapi kehadiran sosok tersebut sanggup membuat Anda tertegun, terpana, terpaku, hingga diam seribu bahasa. Siapakah dia? Bekas pacarkah? Atasan Andakah? Orang yang Anda naksirkah [khusus yang belum berumah tangga]? Atau jangan-jangan itu musuh Anda.
Bukan ... orang tersebut hanyalah seorang biasa, yang mungkin tidak Anda kenal. Tapi kenapa Anda bisa tertegun seperti itu? Alasannya sederhana: baju yang dia pakai sama persis dengan yang Anda pakai ... Seandainya Anda dalam kondisi seperti itu, bagaimanakah reaksi Anda?
Aku yakin, hampir 97% akan menjawab: MALU. Seketika keceriaan yang menumpuk buyar dalam hitungan detik. Kepercayaan diri yang tinggi juga lenyap secepat kilat. Rasa jengah menyelimuti kita. Perasaan enggan untuk berlama-lama di ruangan tersebut juga menghampiri kita. Kalau bisa dan memungkinkan, kita akan bertindak seperti burung unta alias menanam kepala kita ke lantai, atau memasukkan diri kita ke laci meja supaya kita tidak kelihatan. Pokoknya kita menjadi serba salah dan berharap waktu cepatlah berlalu. Mungkin ada yang ekstrim langsung meninggalkan ruangan tersebut juga, pulang, dan bersumpah di dalam hati tidak akan pernah memakai baju itu lagi. Benar ndak hehehe ...
Aku mah belum pernah mengalami hal seperti itu. Tapi yang agak mirip pernah. Kejadiannya udah lama, waktu aku awal-awal kuliah. Namanya juga anak kost, saat ada obral besar di salah satu supermarket, aku ikut memborong juga. Salah satu yang aku borong adalah sehelai hem, yang menurutku cakep dan warnanya bagus.
Suatu hari aku memakai baju tersebut jalan-jalan di salah satu mal bersama teman-teman kongkow. Mulanya sih biasa saja alias kita having fun gitu. Setelah beberapa saat, salah satu temanku berbisik padaku: tuh ... ada kembaranmu di pojok sono. Segera aku mengalihkan pandanganku ke arah yang ditunjuk temanku, dan .... ASTAGAAAA.
Kulihat dengan mata kepalaku sendiri, di pojok sana ada seorang cowok, sedang ngobrol dengan teman-temannya juga ... dan MEMAKAI BAJU YANG PERSIS SAMA DENGANKU. Teman-temanku spontan menertawakanku sambil mengejek: dari panti asuhan mana tuh... Dan apa yang aku lakukan? Ambil kaki seribu langkah alias kabur dengan tempo sesingkat-singkatnya dari tempat tersebut. Dan seperti yang aku tulis di atas, dalam hatiku muncul sumpah palapa: mempensiunkan dini baju tersebut alias tidak pernah akan memakai baju itu lagi.
* * *
Kenapa hal di atas bisa terjadi? Terus terang sampai sekarang aku belum mendapat jawabannya. Tapi saat aku menulis postingku yang berjudul "unik", aku sepertinya menemukan sehelai benang merah. Perasaan-perasaan seperti itu mungkin disebabkan satu hal: kita adalah pribadi yang unik.
Saking uniknya, dalam diri kita selalu timbul semangat menginginkan sesuatu yang serba terbatas alias limited version. Makanya tidak perlu heran deh, saat ada peluncuran produk dengan embel-embel limited, dijamin dengan segera diserbu orang alias laku keras, meskipun secara sadar kadang harus merogoh kocek lebih banyak. Tapi perasaan yang didapat itu loh, yang kadang membuat kita merasa sebanding dengan apa yang harus kita keluarkan demi satu kata: LIMITED.
So ... i'm unique gitu loh ...
Bagaimana pula dengan pengalaman teman-teman? Ceritakan juga yah ;)
mungkin itu kali penyebab barang langka jadi mahal harganya, hen, kepuasan memiliki benda yang orang laen ga miliki.
ReplyDeletebuat gue, selama benda yang gue miliki itu biasa2 aja, misalnya baju yang beli di mangdu (wakakaka...) gapapa ketemu orang yang bajunya sama, lha wong gue belinya di mangdu kok, sapa suruh beli murah, hahaha
beda halnya kek gaun pesta. kalo udah ngabisin duit banyak untuk beli gaun itu, apalagi kalo diiming2i buatan designer berdasarkan order, tiba2 ketemu kembaran kan nyesek banget tuh... mendingan beli gaun diskonan aja deh kalo gitu, hehehe....
BTW, GUE YANG PERTAMA YAH
ReplyDeletehahaahaa....
jarang2 komen di blog elo gue dapat numero uno, ^_^
Hen, makanya gw sering pilih baju warna item supay kalo kembar juga gak keliatan2 amat :))
ReplyDeletePernah ga ya?? Kayanya pernah deh, tp dah lamaaaaa banget, he3... :)
ReplyDeletekekek jangan salah loh Hen..ada juga orang yang seneng beli barang yang kembaran..
ReplyDeleteGue pernah ketemu orang kek gitu..gue beli baju apa dia ikut beli..beli tas ikut beli pokoknya mo sama persis ama gue..kalo begini caranya gemana dunk? :D
hehehe k'hen, baju kembar itu kejadian umum di china. :p soalnya kita beli baju kan murah2. so kalo giordano discount, sudah dipastikan 1/5 dari anak indo di sini *lebih dari 20 org* punya baju yg sama. hahaha. entah modelnya, ntah gambarnya atau malah sama persis. hihihi. kita mah lama2 cuek kok. ketemu org di bus dgn baju sama? ngga masyalah.
ReplyDeletemalahan gue sama sahabat gue sering sehati. maklum krn sering belanja bareng, banyak baju yg kembar. mulai dari kaos, baju tidur, sampe kaos kaki. herannya kita sering tanpa sadar pake baju, or kaos kaki yg sama. xixixi.
but rasanya belon pernah ada yg punya pengalaman 'seburuk' ini. beli kaos giordano, item, keren. dipake ke gereja, en ketemu kembaran di sana. parahnya, dia bule en COWOK!!! @%$#@&*^%$
kalo daku karena beli jaket motor di FO, permah ketemu pengendara motor lain yang make jaket sama. Cindy juga malu banget kalo ketemu yang bajunya sama, untung belum pernah (pernah gak ya? belum gua tanya) :D
ReplyDeleteEster: gitu yah ... kalau gitu aku harganya mahal juga dong. Khan di dunia ini aku langka, satu-satunya dari 6 miliar penduduk yang ada hehe ...
ReplyDeleteEmang u belum pernah isi pertama di postingku yah :) congrat deh kalo gitu. Ada hadiahnya ndak yah hihihihih
Yenny: Pilih item? Siapa takut hehehe ... tips jitu neh ceritanya ;)
Zilko: Hayooo ... cerita dong kalo pernah. Kita khan pengen tahu juga :)
Amey: HAHAHA ... emang ada orang seperti itu juga. Keterlaluan abiz kalo gitu ... tipsnya: pindah kota aja Mey ... Bisa tuh jadi alasan ke misua biar bebas dari desa pwkt :)) :))
Grace: Gitu yah ... dulu waktu sincia aku juga pernah beli kaos mirip ... tapi dengan istri. But herannya, sampai sekarang belum pernah tuh dipake bareng hehehe ... besok2 ah, kalo sincia lagi. Skrng harus beli 3 yang kembar, biar Marv ada juga :))
Btw, pengalaman dengan cowok bule itu eloe yah HAHAHAHAHA
Xu: Iya khan, sebel dan malu. Makanya, amit2 deh kalau ada borongan obral lagi. Tahu2 baju kita sama ama mas-mas pinggir jalan. Alamakkkkkkkk ...
iya malu juga sih hen.. tapi kalo gue sih cuek bebek aja, anggap aja tuh orang yang ikut2an pake baju yang sama kayak gue hehe...
ReplyDeleteKayaknya gw belon pernah deh, tp mungkin gw jg akan malu, tergantung sikon :D
ReplyDeletehwhhahhahaaaaaaaaa....oooppss...aku juga pernah, tapi sendal. waktu itu di kapal mau ke singapore. nyampe singapore sendalnya aku buang.
ReplyDeleteHahaha.. njengkelin tapi trus so what?
ReplyDeleteUdah resiko kan kalo beli barang/baju di toko.
Biar kata kembarannya cuman ada 2 di butiq, tapi toch tetep berarti kembaran.
Kalo 'gak mau kembaran, ya pesan khusus aja, ato skalian beli yang harganya selangit, bila perlu langit ke-7 skalian. Aman kan. :D
Xixixixi ... betul tuh. Malyuuuu :) Aku pernah ndak yah? Hmmm ... mikir-mikir dulu hehehe ...
ReplyDeleteIr: Hehehe ... jadi ikutan tag iklan: pede aja lagi ;)
ReplyDeleteLenny: Gitu yah. Kalo tidak berpapasan sih ndak apa-apa. Yang rikuh kalo pas berpapasan gitu loh. Rasanya gimanaaaa gitu hehehe
Dian: HAHAHAHA ... kalo sandal mah kurang ngerasa malunya. Khan di kaki, jadi kurang kelihatan. Yang baju itu lohhhh ...
Since: Hehehe ... seandainya duit kita melimpah, pasti deh, selangit ke-17 aja kita pesen ;) Malah kalo bisa, sekali pake langsung buang HAHAHAHA
Sian: Udah belum mikirnya? Cerita2 yahhh ... btw, apa blog kamu?
pernah!!!!! yang pasti malu dan pengen cepet pulang... hahahahahahaha...
ReplyDeletewaduh gara-gara bajunya sama jingganya temenku na mpe balik gak jadi bareng kuliah bareng, katanya memalukan bangsa dan negara ntar dikira pasukan apaan
ReplyDeleteWah kalau aku pernah juga tuh , di kondangan lagi tapi cuek ajalah, mau diapain hihi namanya juga beli di toko pasti ada yg sama. Yg penting bajunya boleh sama tapi kalau dipake ke kita , apakah org tsb akan sama cantik atau keren-nya keik kita kekekekek kalau masih kerenan kita yah udah gag usah dibuang tuh baju , tapi kalau kerenan tuh org yah udah dibuang aja huahahaha
ReplyDeletegue pernah liat ada orang yang pake tas sama dengnaku..kalo soal baju..gue seh cuek ajah..karena di dia ama dia gue itu baju kan kesannya lain hihihihih baju itu karakternya sesuai dengan yang pake lah..gue seh pede ajah hihihihih
ReplyDeletebelum pernah ngalamin kayak kamu, tapi kalopun terjadi aku juga pasti ngacirrr...
ReplyDeletevi3: Hehehe ... bener khan. Kalo ketemu 'kembaran' pasti pengennya menghilang aja dari dunia :))
ReplyDeleteAfin: HAHAHA ... bisa dibayangkan deh. Udah sama, jingga lagi warnanya. Menyala gituuuu ;) Kalo item atau gelap kayaknya masih mending yah ....
Lisa: So ... pede aja lagi :) Jadi u seringnya buang atau tidak kalo ktemu baju yang sama hehehe
Mel: Gitu yah ... hmmm ... u pede, jgn2 orang yang pake sama yang ngacir abizzz ;)
Tiwi: Hehehe ... i'm unique gitu loh :))
kalo pengalaman gue beda. dulu waktu jaman kuliah, temen2 jurusan biasa kalo mau bikin kegiatan inisiasi semi legal yang gak sepenuhnya disetujui kampus biasanya menyiasati kebutuhan dana dengan cara menjual baju bekas. dan gue pernah jadi panitia penjualannya. setelah dikumpulin trus kita sortir kan. trus gue liat ada baju motif batik yang keren banget, tanpa kerah tapi bagian depannya ada talinya. gue pikir keren banget ini baju. akhirnya baju itu gue ambil. bayar tentunya, Rp 1000, setara harga jual yang akan kita tetapkan.
ReplyDeleteselang seminggu kemudian pas gue lagi make baju itu ke kampus. tiba2 ada cowok lewat trus natap gue dan nyeletuk ke temen2nya segerombolan cewek2: eh itu kan baju bekas gue yang gue sumbangin utk orang miskin kemaren!!!!!
brad
Makanya dagangan gw gak ada yg sama..jd exclusief gitjuuu ;)..apa hubungannya lagi sama pertanyaan elo Hen...ahahahahahahhahahh..
ReplyDeleteBelom pernah punya pengalaman serupa..kalo iya..kaburrrrrr..menghilang tanpa jejak :p
Hen.. Pa kabar.. Lama ga kesini kangen aku mau baca2 dulu yaak..
ReplyDeleteBrad: HAHAHAHAHAHA *ini beneran tertawa sampai terguling2* Trus reaksimu gimana Bro ....
ReplyDeleteYulia: Iya neh ... daku sering surf juga jualan kamu ... emang keren dan unik sih ;) Untung ndak bisnis gituan? Bisa join hehehehe
Tina: Kabar baikkkk ... Dikau juga khan? Iya neh, lama tidak mampir:) Met baca2 yah :)