Skip to main content

Kupu-kupu malam [1]

Aku adalah seorang gadis desa. Hidup sederhana dalam sebuah dunia yang seadanya khas suasana desa umumnya. Hari-hariku dilewati dengan kegiatan rutin: membantu ibu memasak di dapur, membawakan makanan untuk ayah yang bekerja di sawah, bercengkerama dengan teman-teman sebaya, serta tidak ketinggalan belajar berbagai keterampilan dari menjahit baju sampai menari.

Kata orang-orang aku beruntung dikaruniai wajah yang cantik dan menarik. Meskipun jauh dari yang namanya berdandan, kata orang-orang justru di situlah kecantikan alamiku terpancar. Tidak heran banyak pemuda desa yang akrab denganku, bahkan aku menangkap banyak di antara mereka yang berlomba-lomba sekadar untuk menarik perhatian diriku. Aku sih senang saja melihat ulah tingkah mereka: lucu, menyenangkan, dan aku menganggap mereka semua sebagai teman yang derajatnya sama.

Kata orang tuaku, aku sudah beranjak dewasa. Banyak teman-teman orang tuaku datang malam-malam bertamu, yang entah apa yang menjadi topik pembicaraan mereka. Dan setiap kali aku keluar untuk membawakan minum, aku selalu merasa jengah dan hanya bisa tersenyum malu melihat cara mereka memandangku. Aku tidak tahu apa niat mereka, dan aku memang tidak ingin tahu. Tapi yang jelas, setiap kali aku melihat mereka pamit dari jendela kamarku, aku bisa menangkap ada sebersit kekecewaan terpancar di wajah mereka.

Hingga suatu kali, datanglah seorang tamu dengan penampilan necis dan berbeda dengan tamu-tamu sebelumnya. Aku melihat orangtuaku begitu gembira menyambut kedatangannya. Seperti biasa, akulah yang mendapat tugas untuk membawakan minum dan sedikit makanan kecil. Namun kali ini ada yang tidak biasa. Saat usai menyajikan, aku disuruh untuk ikut bergabung dan nimbrung. Aku hanya bisa heran dan nurut saja. Mengambil tempat di pojok, aku duduk diam dan menunduk.

Aku tidak begitu memahami arah pembicaraan mereka, namun secara sekilas aku bisa menangkap bahwa tamu tersebut memuji kecantikanku, bertanya pendek kepadaku apa ketrampilanku, serta memberikan janji-janji kepada orangtuaku yang sama sekali tidak aku mengerti. Setelah beberapa lama waktunya, tamu itupun pamit seraya menyelipkan sesuatu ke kantong ayahku.

Setelah tamu itu pergi, akupun diberitahu apa sesungguhnya yang terjadi. Rupanya tamu tersebut mengaku utusan sebuah sanggar tari di ibu kota yang diutus khusus ke desa ini untuk mencari bakat-bakat baru untuk diorbitkan. Dan salah seorang yang menurutnya beruntung, berbakat, dan layak untuk diboyong adalah aku. Dengan janji akan kehidupan yang lebih baik, dia meminta ijin kepada orangtuaku agar mau melepaskan aku dengan sejumlah uang yang katanya sebagai honor awal. Dengan keterampilan dan kepribadianku yang katanya menarik, dijamin dalam waktu singkat aku akan bertransformasi dari gadis desa menjadi selebriti idola masyarakat. Aku diberi waktu untuk memikirkan dan memilih. Namun sejujurnya bukan sebuah pilihan, tapi semacam ada paksaan agar aku segera menyanggupi penawaran itu.

Singkat cerita, akupun akhirnya berangkat ke ibukota dengan diiringi tangisan serta sejuta doa agar dalam waktu segera aku bisa menjadi orang yang sukses dan berhasil.

* * *

Hari pertamaku di ibukota aku lewatkan dengan istirahat. Aku ditempatkan dalam sebuah kamar dengan beberapa penghuni lainnya dalam sebuah rumah yang sangat besar. Teman-teman sekamarku semuanya berpenampilan cantik dengan dandanan yang menarik. Hati kecilku berkata, mereka pasti penari yang sudah sukses. Dan ada segenggam harapan dan keinginan aku juga ingin seperti mereka juga.

Menjelang siang, datanglah seorang ibu yang dipanggil teman-teman sebagai 'mami'. Dia begitu ramah menanyakan kabar, kondisi, serta keadaanku. Aku diberi beberapa helai baju baru yang cantik, seperangkat kosmetik untuk berdandan, dan dia memerintahkan teman-teman sekamarku untuk membantuku kalau aku mengalami kesulitan dalam berpenampilan. Dia lantas menyuruh aku istirahat yang cukup, dan katanya nanti malam aku akan diajak untuk keluar. Aku gembira mendapat perlakuan yang begitu baik. Dan impianku melambung tinggi karena sebentar lagi aku akan memulai karir baruku di ibukota ini.

Sore beranjak, dan malam pun tiba. Aku pun berusaha berpenampilan secantik mungkin. Dengan balutan gaun baru dan dandanan yang menarik, aku siap untuk berangkat. Aku dibawa ke sebuah tempat yang sangat ramai, berisik, dan suasana begitu meriah. Asap rokok memenuhi seisi ruangan. Tertegun aku melihatnya.

Namun belum lama, aku segera diseret menuju ke sebuah kamar di pojok ruangan. Di sana sudah menunggu seorang pria berperut buncit. Dengan ramah sang mami memperkenalkan aku kepadanya. Karena masih shock dengan keriuhan suasana, aku tidak memperhatikan dengan jelas apa yang menjadi perbincangan mereka.

Tiba-tiba saja pria tersebut melingkarkan tangannya ke pundakku. Dengan kaget dan panik, aku coba menepis seraya memandang sang mami. Tapi aneh, dia hanya tersenyum dan menyuruhku diam. Aku protes, namun sia-sia saja. Perlakuan pria tersebut semakin kasar, dia mulai memeluk dan menciumku. Dari mulutnya aku mengendus bau asing begitu menyengat. Sedetik kemudian sang mami pun pamit sambil berkata agar aku jangan macam-macam dan turuti saja keinginan pria tersebut. Dan ... pintu kamar pun ditutup meninggalkan aku berduaan dengan pria tersebut.

Aku mencoba mengancam agar jangan berbuat macam-macam, kalau tidak aku akan teriak. Namun ancamanku hanya ditanggapi dengan tawanya yang terbahak-bahak. Kekurangajarannya semakin bertambah. Seperti harimau ketemu mangsa, begitulah perilakunya kepadaku. Dengan ganas dia mengejar dan ingin menerkamku, dan aku berusaha sekuat tenaga menghindar. Aku berlari ke pintu dan berusaha membukanya supaya bisa kabur, namun apa lacur, pintunya terkunci.

Dalam kepanikanku, pria tersebut semakin ganas menyerang. Dan aku semakin panik saat melihat dia mulai membuka bajunya ... mendekatiku, mulai menggerayangi tubuhku, dan menyeretku ke kasur. Aku memberontak, namun sia-sia. Aku berteriak, tapi percuma. Sekuat tenaga aku mencakar, menendang, menggigit ... namun apalah dayaku, kekuatan seorang gadis dibandingkan nafsu pria yang dipengaruhi alkohol.

Aku tidak berdaya ... dan hanya bisa menangis.

* * *

Sejak saat itulah, aku terjerumus dalam dunia prostitusi. Sebuah profesi baru yang dijuluki sebagian orang sebagai kupu-kupu malam. Semuanya bukan karena keinginanku, tapi aku benar-benar dijebak. Saat aku memohon ingin pulang ke kampung, aku malah diancam dan ditunjukkan sejumlah uang yang harus aku bayar sebagai uang tebusan. Dan selama aku tidak mampu bayar, selama itulah aku menjadi sapi perahan sebagai pemuas hawa nafsu dan mesin penghasil uang.

Kalau ditanya, apakah aku berbahagia dengan profesi tersebut? Aku hanya bisa tersenyum. Apakah aku menangisi nasibku? Aku juga hanya bisa tersenyum. Namun kalau ditanya apakah aku punya harapan untuk keluar dari dunia kelam ini? Dengan lantang aku berkata: INGIN SEKALI.

Siapa sih yang ingin selamanya terjerumus dalam dunia kelam ini? Siapa sih yang bersuka di atas bisnis haram ini? Masih banyak impian dan harapanku di masa mendatang. Aku ingin mempunyai sebuah keluarga, dan ingin kembali ke keluargaku nun jauh di sana. Aku ingin mempunyai masa depan yang masih jauh terbentang di depanku. Namun, keterkaitan dan ketergantunganku dengan yang namanya utang yang masih belum bisa aku lunasi, itulah yang membuat aku masih bertahan sekarang.

Tapi yang jelas, aku ingin secepatnya dan sepenuhnya keluar dari dunia nista ini. Tapi kapankah? Aku belum tahu ...

* * *

Kisah di atas mungkin kisah sederhana, simpel, dan mudah ditemui entah itu di surat kabar, TV, maupun internet. Namun sejujurnya itu adalah sebuah kisah yang terjadi. Seuntai cerita yang terjadi dan menimpa banyak sekali gadis-gadis desa yang masih polos dan tidak tahu apa-apa. Dan aku ingin mengatakan, bukan satu atau dua yang bernasib sama seperti itu, banyak sekali ...

Waktu aku membaca laporan dari sebuah surat kabar nasional, dikatakan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ada 2 juta korban lainnya yang mengalami nasib yang sama. Konon, itu pun yang selama ini terlacak dan diketahui. Belum tahu ada berapa lagi yang tidak ketahuan ...

Sebagai penutup, aku selalu bertanya: mengapa semua ini terjadi? Jelaskanlah kepadaku ...

Comments

  1. Anonymous3:58 PM

    Jika si kupu kupu ingin keluar dari kenistaannya, pasti bisa. Yg penting niat dan usaha trus, Tuhan yg akan tunjukkan jalannya.

    ReplyDelete
  2. Waa, dikit banyak mirip sama cerita bagian awalnya: Memoirs of A Geisha tuh, bedanya yang ini dijadiin pelacur....

    Oya, pas dulu kelas 2 aku dapet tugas wawancara, kelompok lain dapet tugas wawancara pelacur (wah, untung bukan kelompokku tuh, he3.... :D). Kata mereka sih, si pelacur itu jadi pelacur ya karena terpaksa... . Sebenernya sih jelas aja mereka nggak mau jadi pelacur selamanya, nah biasanya mereka tuh dikit demi sedikit nabung trus nanti mau "lari", gitu katanya....

    ReplyDelete
  3. Seperti membaca kisah oh mama oh papa.

    Yg menyedihkan, ketika terjerusmus, jalan untuk kembali sangat berliku.

    ReplyDelete
  4. kalo di thailand, karena tradisi. pelacuran adalah salah satu budaya. mereka prefer jadi ayam drpd pembantu

    ReplyDelete
  5. ku tak mau jadi kupu-kupu malam, ku hanya ingin membelai senja jingga, tak hilangkan makna janji setia, tapi mengucap kata hingga akhir sempurna

    [hehehe, komen error]

    ReplyDelete
  6. ku tak mau jadi kupu-kupu malam, ku hanya ingin membelai senja jingga, tak hilangkan makna janji setia, tapi mengucap kata hingga akhir sempurna

    [hehehe, komen error]

    ReplyDelete
  7. ini hidup wanita si kupu-kupu malam...

    *lagunya Tante Titiek bagus banget pas dibawaian ama Peterpan, nyentuh banget*

    ReplyDelete
  8. Mengapa terjadi ??? krn mereka butuh duit buat beli makan hend,trus pasti nanya lagi,kan ada kerjaan lain ??? Emang ada cuman merekanya aja gak mau cape :P,maunya yg ringan,cepat and duit yg banyak :)) ..tanya gih :P ahahahhahah.

    ReplyDelete
  9. jadi kupu kupu yg high class dunk kayak dari eastern europe hehehe jangan yg kelas teri wuahahaha

    ReplyDelete
  10. Anonymous11:43 AM

    yah kalo mereka niat pasti bisa keluar dari lembah nista... masih banyak peluang kerja kok.. cuma yah itu seperti kata dian...
    Lebih baik jadi Ayam daripada jadi pembantu, pembantu kerja nya lebih capek gaji dikit.. kalo jadi Ayam lebih ringan.. and dapat duit banyak. emang komen nya keliatan kejam yah tapi itu lah kenyataan nya.. buat mengais duit lebih banyak yang bahkan sebenarnya bukan buat mereka sendiri, tapi buat keluarganya..ada juga yang dapat ancaman mungkin kalo kabur keluarga nya di bunuh atau bla bla bla.. jadilah dia terikat disitu terus.. tapi ada juga yang bener2 niat jadi kupu2 malam, banyak anak2 sekolah / smu yang sudah mulai suka menjajakan dirinya.. yah alasan nya pengen cari duit banyak buat beli HP lah , beli baju bagus lah, beli perhiasan lah.

    ReplyDelete
  11. Susah juga yah, jaman skrg cari kerja susah, lullusan sma aja paling gajinya ga nyampe 1 juta itupun masih susah nyari kerja..

    sbnrnya tugasnya pemerintah lah yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap warga negaranya, kalo masing2 dr mereka terjamin kehidupannya, pasti yang jadi kkupu2 malam ga akan sampai menembus angka 2 juta dan matilah si om2 nerhidung belang tak terpuaskan nafsunya.

    ReplyDelete
  12. Anonymous1:53 PM

    menurutku karena adanya kesenjangan yang terlalu besar antara mereka2 yg di desa dan mereka2 yg di kota...sedemikian mudah mereka dibodohi...kalau mau lebih jelas, coba tanyakan pada sang sutradara...:)..tapi terus terang aku juga sedih klo denger crita2 gituan. Bukan cuma di tipi, juga dalam kenyataan

    ReplyDelete
  13. Bener tuh Lucy, eh.. salam kenal dulu nih Lucy :)

    Tapi yang lebih mendasar sih, sebenarnya mereka terjerumus dalam mimpinya sendiri. Mereka tertipu dengan fatamorgana yg mereka ciptakan sendiri.
    Jika mereka sedikit lebih realistis, mereka 'gak akan menelan mentah2 kata-kata manis dari para "calo" itu.

    Benar, memiliki mimpi dan keinginan untuk menjalani hidup yg lebih baik sah-sah saja, tapi sukses secara instant??? Waah nanti dulu.. *sambil sibuk cari-cari udang di balik bakwan*
    Bukannya tidak ada orang yg sukses secara instant, tapi berapa banyak kemungkinannya sih?

    Ada banyak alasan seorang perempuan menjadi PSK. Ada bahkan yg lebih miris dari ceritamu Hen.
    Dan kondisi2 ini tidak hanya terjadi di Indonesia.

    Mengapa semua ini terjadi?
    Simpel Hen, balik ke hukum ekonomi,
    ada barang karena ada permintaan, ada suply karena ada demand.
    So???

    ReplyDelete
  14. Dewi: Setuju dengan dikau. Yang penting mau berusaha dan selalu meminta agar jalan dibukakan olehNya :)

    Zilko: Hahaha ... pasti wawancaranya ke sarkem yah :)) *emang Hendri tahu daerah gituan?* Hahahaha

    Sisca: Hehehe ... anggaplah ini Oh Mama Oh Papa versi Hendri :) Begitulah ... sekali terjerumus, sangat susah untuk bangkit ... dan itulah hukum dunia :)

    Dian: Oh, gitu toh. *maklum tidak pernah ke Thailand* hehehe

    Madame: Ooo .. jadi maunya memegang peran sebagai kupu-kupu sore saja yah :)

    Xu: Iya tuh ... lagunya sendu. Aku punya mp3-nya, dikau ada ndak?

    MissUnperfect: Hehehe ... istilahnya kerja short time bisa dapat penghasilan jauh banget dibandingkan kerja full time yah :) Kalo gitu, siapa yang ndak iler dengan bisnis ini hehehe

    Bronx: Emang kelas tertinggi itu apa yah? Kelas Paus yah hahaha

    Ir: Iya ... banyak alasan sebenarnya kenapa orang menjadi kupu2 malam. *sebenarnya akan aku eksplor dari serial* Nantikan saja yah :) Btw, nice share ..

    Wina: Yah ... begitulah. So, bersyukurlah kita2 yang bisa bertahan dengan kerjaan kita saat ini ... dari sini aku belajar satu hal: JANGAN PERNAH MENGELUH :)

    Lucy: Iya ... setuju dengan kamu. Dan emang realita sekitar kita menunjukkan hal itu benar2 nyata ... sedih kadang kalo memikirkannya *sigh*

    Since: So ... face the realita right? and always be wise ...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Barang Baru

Kira-kira sebulan yang lalu, laptop saya mengalami masalah. Entah karena sudah tua, atau kebanyakan buka program, atau isinya udah penuh, mendadak laptop saya hang. Karena kurang sabar, langsung saja aku matiin dengan paksa. Ketika aku mulai menyalakannya lagi, berhasil ... Namun belum sempat aku klik tombol start, mendadak blue screen error muncul. Awalnya aku pikir itu error normal. Aku pun mematikannya lagi, kemudian restart. Windows menyarankanku memilih Safe Mode, aku pun mengikutinya. Namun, apa yang terjadi, tunggu punya tunggu, nanti detik demi detik, windows yang aku nantikan tidak muncul-muncul. Aku mulai panik ... karena secara pelan mulai terdengar suara berisik yang semakin lama semakin keras. Waduh ... fellingku berbicara kali ini harddisk-ku yang kena. Aku coba tenang, lalu mematikan laptop, dan menunggu sekitar 10 menit. Kembali aku coba nyalain ... dan benar, suara gemerisik harddisk membuatku patah arang ... terbayang sudah data-dataku yang bakalan lenyap [karena suda

Private

Sejak blogger menyempurnakan versi betanya, dari sekian perbaikan dan fitur baru yang diperkenalkan, ada satu fitur baru yang belakangan marak dimanfaatkan oleh para blogger. Fitur tersebut adalah blog readers. Aku yakin teman-teman sudah tahu apa fungsi fitur yang terletak di menu permission ini. Yap ... Fungsinya adalah men-setting blog menjadi private sehingga tidak semua orang berhak dan boleh bersantai di sana, tetapi hanyalah orang-orang pilihan yang di-choose atau di-invite yang bisa masuk dan ngopi di sana. Jadi janganlah heran kalau saja suatu saat Anda meng-klik sebuah blog, yang keluar adalah tulisan "blogger: permission denied; this blog is open for invited readers only", yang artinya Anda tidak diundang dan tidak diperbolehkan untuk mengintip isi blog tersebut. Jangan merasa kecewa, karena pasti ada alasan tertentu mengapa seseorang men-setting blog mereka dari semula open menjadi private. Jangan juga merasa patah hati, karena di balik privatisasi tersebut selalu

Sedang ingin bercinta

Wuihhh ... serem abiz yah judulnya: sedang ingin bercinta ... hahaha. Eit ... jangan berpikir yang macam-macam dulu, meskipun benar Hendri sekarang sedang berpuasa panjang dari aktivitas yang namanya bercinta, bukan berarti ini sebuah proklamir atau deklarasi dari hati terdalam tentang keinginan yang terpendam selama waktu yang sangat panjang. BUKAN .... Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa