Skip to main content

Ko Nyian [2]

Istilah ko nyian lazimnya digunakan oleh orang khek. Bahasa mandarin menyebutnya xin nien, Indonesia menjadi tahun baru imlek, dan kata yang paling sering digunakan adalah sin cia. Diterjemahkan secara harafiah ko=lewat; nyian=tahun. Jadi artinya kira-kira melewati tahun yang sudah lalu dan memasuki tahun yang baru.

Tapi tahukah Anda dengan pengertian sebenarnya dari ko nyian.

Konon, beribu-ribu tahun yang lalu di negeri tirai bambu, Tiongkok, ada sejenis binatang raksasa yang buas yang disebut orang sebagai 'nien'. Ada yang menggambarkan binatang ini sebagai seekor naga yang besar, kejam, dan menakutkan. Nien ini melewati sepanjang tahun dengan tidur, dan hanya bangun pas satu hari sebelum pergantian tahun kalender imlek. Untuk apa nien ini bangun? Rupanya karena lapar.

Nah, salah satu makanan kesukaan nien yang konon paling lezat adalah manusia. Makanya, di zaman dulu orang-orang selalu ketakutan bila melewati malam itu. Suatu hari, nien ini sedang mengincar mangsanya. Karena takut, mangsa tersebut bersembunyi di dapur, dan dengan tidak sengaja menyenggol rak piring-gelas-panci, sehingga jatuh dan menimbulkan suara yang sangat bising. Nien terkejut ... singkat cerita nien pun melarikan diri dan tidak jadi memangsa orang ini. Rupanya, salah satu hal yang paling dibenci dan juga ditakuti oleh nien ini adalah suara bising.

Cerita ini pun beredar ... dan penduduk menyimpulkan bahwa untuk mengusir nien ini gampang, cuma membuat suara gaduh dan bising. Sejak itu, ketika malam menjelang tahun baru imlek, orang-orang selalu beramai-ramai memukul panci, drum, dan benda-benda lain yang menimbulkan keramaian dengan tujuan mencegah dan mengusir kedatangan nien ini. Dan seiring perkembangan zaman, muncullah yang namanya mercon atau petasan.

Nah ... setelah orang-orang berhasil melewati malam itu tanpa dimangsa nien, paginya beramai-ramai mereka keluar dari rumah, dan berkumpul sambil menyapa selamat, sudah 'ko nien [ko nyian]', yang artinya selamat, sudah lolos dari marabahaya, maut, kematian, dan nien.

* * *

Kemarin malam aku juga barusan mengalami ko nyian. Sewaktu pulang dari makan-makan di rumah kakak di Cengkareng, saya dan istri [naik motor] lewat Daan Mogot. Di suatu titik, karena ada bis yang terlalu pinggir, motor terpaksa aku arahkan ke bahu jalan, turun dari aspal ke pinggir jalan tanah yang berlubang. Nah, ketika aku berhasil mendahului bis tersebut, aku mencoba membelokkan motor kembali ke aspal. Karena jalan yang beraspal lebih tinggi, motorku tergelincir, dan hampir jatuh. Aku udah pasrah, yah ... kali ini jatuh deh.

Istri juga udah panik sambil teriak 'Ya Tuhan ...', dan hatiku juga berteriak yang sama. Di dalam kepasrahanku, tiba-tiba ada tenaga atau tepatnya tangan tak terlihat yang menuntun motor kami hingga tegak kembali, dan ada suara yang berbisik, 'lepaskan gas dan rem tangan ... dan tetaplah tenang'. Aku seperti mendapat tenaga baru, dan ajaib sekali ... aku bisa mengendalikan motorku dan selamat. Hal yang aku tidak habis pikir juga, bis yang tadinya aku dahului, entah kenapa juga tiba-tiba berhenti, seperti ada yang menyetopnya.

Dalam hatiku ... terima kasih Tuhan, Engkau masih menjaga aku dan keluargaku.

Pengalaman-pengalaman seperti kemarin bukan hanya terjadi sekali dua kali. Waktu kecil aku juga pernah mengalami hal yang persis sama. Ketika mencoba nakal bersama teman-teman mau nebeng mobil terbuka. Karena aku yang paling telat naiknya, dan belum siap 100%, tiba-tiba mobil tersebut jalan, sehingga aku tertarik ke belakang dan hampir jatuh terpelanting. Saat itu juga aku udah pasrah, dalam benakku kalau jatuh yah udah ... Namun, keajaiban yang aku alami menyelamatkan aku. Ada tenaga yang menarikku sehingga aku bisa pegangan, dan dengan bantuan teman-teman yang menarikku naik ... selamat.

Ketika aku sharingkan hal ini pada istri, ternyata dia juga pernah mengalami hal yang sama. Ya Tuhan ... sungguh Engkau begitu baik dan masih memelihara kami ... Apakah itu adalah bentuk lain dari 'justru di dalam kelemahankulah, bersamaMu aku kuat ...'

* * *

Ko nyian tidaklah selalu kita rayakan dan lewati setahun sekali. Tetapi setiap hari kita melewatinya. Dengan bisa beraktivitas, melewati waktu, jam ke jam, hari demi hari dengan selamat dalam pimpinanNya, itu juga ko nyian ...

Comments

  1. aku sudah denger cerita raksasa itu dari mama,...
    wah anda beruntung sekali...sukur lah...moga tahun baru selalu diberkati,diberi rejeki...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pamali

Sedang membantu menyapu rumah. Saat sapuan mendekat pintu depan, istri langsung ambil alih sapu kemudian balikkan arah sapuan ke dalam rumah. Aku : Lho, ngapain sapu ke dalam? Istri : Kalau malam-malam sapu gak boleh ke depan. Ntar rejekinya ikut kesapu ...' * * * Aku percaya, mayoritas teman yang membaca kisah singat di atas akan tertawa -paling tidak tersenyum- sambil mengaku pernah menjadi 'korban' nasehat serupa. Paling tidak begitulah pengakuan sebagian temanku waktu aku melontarkan hal ini sebagai status. Nasehat yang terkenal ampuh untuk membuat kita 'diam' dan 'taat' waktu kecil karena di dalamnya terdapat unsur dan maksud untuk menakut-nakuti. Belakangan setelah kita dewasa kita mengenalnya sebagai nasehat pamali, yang kalau kita analisa dengan nalar ada maksud logis di balik nasehat tersebut. Sebagai contoh. Nasehat yang mengatakan kita tidak boleh menyapu keluar di malam hari karena rejeki akan keluar juga. Kemungkinan maksud nasehat ini dilatarbe...

Belajar Berenang Saat Kepala 3? Its Possible!

Salah satu hal yang mungkin tidak banyak orang tahu tentang aku adalah aku baru bisa berenang saat usiaku menginjak kepala 3. Ups ... aku baru saja membeberkan satu rahasia tentang diriku hehehe. Meskipun aku lahir dan besar di kampung yang notebene banyak airnya (baca: sungai), aku tidak bisa berenang. Dan ketidakbisaanku ini aku pelihara sampai desawa. Lantas, bagaimana ceritanya akhirnya aku bisa berenang? Sederhana saja. Semuanya berawal saat anak pertamaku menginjak usia Balita. Layaknya kesukaan para bocah, mereka selalu punya ketertarikan yang besar akan air yang menggenang (baca: kolam renang). Awalnya aku tidak terusik dengan nir-dayaku berenang saat menemani anakku ke kolam renang. Aku masih bisa menikmati ikut nyemplung di kolam anak-anak sambil menggendong dan menemani anaku di sana. Tetapi lama-lama, ketika anakku mulai bosan di habitatnya dan pengen terjun ke kolam orang dewasa, aku baru sadar. Ditambah dengan perasaan 'orang lain melihat' (kegeerank...

Introvert yang Memberontak

"Hen, kamu pilih mana. Lembur sampai jam 11 malam atau pergi meeting dengan klien?" Seandainya pertanyaan di atas dilontarkan 8 tahun yang lalu, saya pasti memilih untuk lembur. Tetapi kalau dilontarkan detik ini juga, dengan mantap saya akan memilih meeting dengan klien. Kenapa bisa begitu? Aku adalah seorang introvert yang cenderung ekstrim. Jejak hidupku menceritakan hal tersebut. Waktu SMA aku mengambil jurusan A1 (Fisika) yang notebene banyak hitungan. Masuk kuliah, aku ambil komputer. Pekerjaan pertama? Tidak jauh-jauh. Dengan alasan idealis, aku menekuni pekerjaan yang berhubungan dengan komputer seperti programming, system, trouble shooter, dll. Bisa dikatakan, aku sangat menikmati percumbuanku dengan 'mesin'. Keseharianku juga mengisahkan hal yang sama. Aku lebih suka mengurung diri di kamar dari pada berha-hi-ha-hi dengan banyak orang. Ketika diajak untuk ikut kegiatan-kegiatan yang mengharuskan aku berinteraksi dengan banyak orang, aku cen...