Setelah didesak-desak oleh saudara-saudaranya, akhirnya seorang petani setuju untuk merelakan isterinya melahirkan di rumah sakit di kota. Setelah dekat waktunya, sang petani pun membawa isterinya naik gerobak ke rumah sakit. Sementara isterinya berada di kamar bersalin, sang petani duduk di ruang tunggu sambil mengisap pipa.
Beberapa jam kemudian, seorang perawat mendapatkan petani itu dan memberitahukan bahwa isterinya sudah melahirkan. "Selamat, putra Bapak kembar tiga!" kata perawat.
"Tiga bayi sekaligus?" tanya si petani dengan amat terkejut, sampai pipanya jatuh dari mulutnya. Kemudian si petani mengambil senapan berburunya, berdiri dengan geram dan bersiap pergi.
"Mau kemana, pak?" tanya perawat dengan heran bercampur ngeri.
"Mau kemana?" jawab si petani, "Tentu mau bikin perhitungan dengan dua bajingan yang lain itu."
Sedang membantu menyapu rumah. Saat sapuan mendekat pintu depan, istri langsung ambil alih sapu kemudian balikkan arah sapuan ke dalam rumah. Aku : Lho, ngapain sapu ke dalam? Istri : Kalau malam-malam sapu gak boleh ke depan. Ntar rejekinya ikut kesapu ...' * * * Aku percaya, mayoritas teman yang membaca kisah singat di atas akan tertawa -paling tidak tersenyum- sambil mengaku pernah menjadi 'korban' nasehat serupa. Paling tidak begitulah pengakuan sebagian temanku waktu aku melontarkan hal ini sebagai status. Nasehat yang terkenal ampuh untuk membuat kita 'diam' dan 'taat' waktu kecil karena di dalamnya terdapat unsur dan maksud untuk menakut-nakuti. Belakangan setelah kita dewasa kita mengenalnya sebagai nasehat pamali, yang kalau kita analisa dengan nalar ada maksud logis di balik nasehat tersebut. Sebagai contoh. Nasehat yang mengatakan kita tidak boleh menyapu keluar di malam hari karena rejeki akan keluar juga. Kemungkinan maksud nasehat ini dilatarbe...
Comments
Post a Comment