Setelah didesak-desak oleh saudara-saudaranya, akhirnya seorang petani setuju untuk merelakan isterinya melahirkan di rumah sakit di kota. Setelah dekat waktunya, sang petani pun membawa isterinya naik gerobak ke rumah sakit. Sementara isterinya berada di kamar bersalin, sang petani duduk di ruang tunggu sambil mengisap pipa.
Beberapa jam kemudian, seorang perawat mendapatkan petani itu dan memberitahukan bahwa isterinya sudah melahirkan. "Selamat, putra Bapak kembar tiga!" kata perawat.
"Tiga bayi sekaligus?" tanya si petani dengan amat terkejut, sampai pipanya jatuh dari mulutnya. Kemudian si petani mengambil senapan berburunya, berdiri dengan geram dan bersiap pergi.
"Mau kemana, pak?" tanya perawat dengan heran bercampur ngeri.
"Mau kemana?" jawab si petani, "Tentu mau bikin perhitungan dengan dua bajingan yang lain itu."
Aku ada janji meeting jam 14.00 di Bentara Budaya Palmerah. Jam 12.30, aku jalan dari kantor (Galaxy Bekasi). Tidak ketinggalan aku aktifkan Maps untuk mendapatkan advise jalur yang paling lancar. Maps merekomendasikan tol dalam kota, dan diperkirakan aku tiba di lokasi jam 13.45. Ok. Aku jalan. Kalau aku tiba sesuai waktu yang diperkirakan itu berarti aku akan kehilangan kesempatan untuk lunch. Berpaculah aku dengan waktu. Saat masuk tol Bekasi Barat, Maps merekomendasikan jalur alternatif yang bisa menghemat waktuku sekitar 15 menit. Hmmm ... interesting. Aku lirik jalur yang direkomendasikan. Aku harus keluar di Cawang, kemudian lanjut arteri sampai Pancoran, setelah itu baru nyambung tol lagi di Pancoran. Akal sehatku berkata: itu kan jalur macetttt. Sempat terlintas untuk aku abaikan rekomendasi ini. Apalagi menjelang simpang keluar cawang dan Gate Halim, aku lihat arah Halim lancar. Bimbang dan nimbang. Sepersekian detik, aku putuskan untuk ikut rekomendasi maps. Aku pun kelua...
Comments
Post a Comment