Skip to main content

Korban Gaya Hidup?

Dari sebuah majalah bisnis yang aku baca beberapa waktu yang lalu, di sana tertulis sebuah survei yang dikembangkan menjadi sebuah prediksi hingga akhirnya ditelorkan menjadi sebuah fakta. Sebuah fakta yang sangat-sangat mencengangkan diriku. Hmm ... mau tahu apakah gerangan fakta tersebut?

Melalui sebuah survei yang dilakukan majalah tersebut pada para eksekutif muda (esmud) Jakarta yang berkantor di segitiga emas, dengan mengambil sampel dari sekelompok esmud yang berpenghasilan antara 15-20 juta perbulan, diyakini bahwa sekitar 10 tahun mendatang mereka akan terjebak dalam sebuah situasi kerumitan keuangan alias terlilit utang yang tiada ujungnya.

Lha ... kok bisa? Membayangkan gaji 15 juta perbulan saja sepertinya sudah impian atau awang-awang yang susah untuk digapai. Bayangkan, duit 15 juta perbulan itu bukan sedikit loh. Buanyakkkk ... Kalau digunakan untuk beli cendol, bisa tuh tiap hari sebanyak kolam renang hehehe ... Tapi kok bisa diprediksikan bakal jatuh dalam neraka lingkaran utang? Apakah ada dasarnya?

Yap ... salah satu kunci yang mensukseskan mereka masuk dalam lubang masalah keuangan adalah gaya hidup mereka. Tahu khan bentuk gaya hidup tinggi para esmud Jakarta --dan mungkin esmud-esmud di tempat lain--? Dahsyat booo ... Dengan segala keterbatasanku, aku minta ijin yah, mencoba memaparkan gimana sih dahsyatnya gaya hidup mereka-mereka yang tergolong esmud nan bergaya ini :)

Breakfast di hotel, lunch di restoran, dinner di cafe, hangout di pub, wiken di villa, liburan dan shopping di luar negeri, serta seabrek kegiatan rutin yang jelas-jelas membutuhkan dana ekstra sepertinya adalah menu wajib biar tetap dilabeli esmud bergaya masa kini. Ndak seru khan kalo pas ngumpul-ngumpul ditanya: "Liburan kemarin ke mana?" Trus jawab: "Tidak kemana-mana, paling antar anak beli sepatu di Cibaduyut ..."

Waaa ... seketika jatuh bebas dong nih gengsi. Coba jawabnya elegan seperti gini: "Ah ... mau tahu saja. Biasa, seperti liburan-liburan sebelumnya, shopping ke luar negeri dong. Kalo sebelumnya antar anak shopping di Singapur, kemarin kita shopping di Paris. Bosan ah, Asia terus ... sekali-kali merambah Europe dong!" Wah ... dijamin deh, hidungnya langsung mengembang saking bangganya ...

Tidak ketinggalan sejumlah aksesoris yang sifatnya WAJIB menempel di tubuh mereka. Dari kacamata gaya-gayaan yang harganya jut-jutan, busana bermerek buatan italiano, sepatu kinclong asli kulit buaya, sampai pernah aku dapati seorang teman membeli ikat pinggang yang harganya sampai 1 juta-an. Alamak!!! Dalam hatiku berbatin: kalau aku mah, ikat pinggang yang harganya kurang dari 100rb-an sudah bagus banget tuh hehehe ...

Ciri lain esmud adalah nangkrin manis di atas boil mengkilap keluaran terbaru. Bagus kalo boil-nya sudah lunas dan sah jadi milik sendiri, tapi setahuku sih kebanyakan dari mereka statusnya masih kreditan. Kalau bicara tempat tinggal? So pasti harus di apartemen mewah berlokasi pusat kota, atau kalau tidak minimal di perumahan kelas tinggi tipe 72 pangkat 3 alias gede dengan fasilitas komplit. Dari kolam renang lengkap dengan ruang sauna-nya hingga taman berlampu crystal yang sangat cocok untuk pacaran. Ahhh ... si Hendri lagi ngebayangin enaknya hidup ala esmud ...

Mana mau mereka diajak nyarap di warung amigos (agak minggir got sedikit), atau lunch di rumah makan padang, atau dinner di warung pecel lele. "Ndak level lah yaww ..." begitulah celetukan mereka. Atau "turun dong gengsi eke ..." (ngomongnya sambil mengibaskan tangan gaya tata dado). Atau "Mau taruh mana nih muka gue kalau kebetulan dilihat anggota gang kongkow gue ..."

Mereka hampir dipastikan menolak dengan tegas kalau diajak nguber angkot. Alasannya, "Gerah dan berdebu neh, sia-sia dong ntar perawatan kulit gue kena kotoran jalan raya." Kalau ajak naik busway? Hmm ... masih bisa dikit kompromi-lah, soalnya ada AC-nya hehe ... Sesekali ajak jalan-jalan ke perkampungan padat, wah ... lagaknya kayak artis atau pejabat republik ini yang lagi turun menjenguk massanya saja.

Makanya tidak heran, kalau diprediksikan 10 tahun mendatang mereka bakal mengalami krisis keuangan. Habis, untuk menjadi esmud itu perlu modal yang sangatttt besar. Dengan kata lain, gaji mereka yang sebulan bisa mencapai 15-20 juta hanya habis sekejap dalam hitungan hari atau minggu. Selebihnya, modal kartu kredit kelas gold atau platinum dengan limit puluhan juta jadilah andalan utama.

Tidak jadi masalah sih kalau kebetulan dia adalah anak konglomerat yang harta warisan keluarganya tidak bakal habis hingga 5 turunan. Menurutku itu mah sah-sah saja karena selain mereka mampu dengan ada beking mantap, karena memang mereka berhak menikmatinya, juga karena itulah tugas utama mereka: menghabiskan harta keluarga :) Lha, kalau bukan untuk dihabisin, emang mau dikemanain tuh duit yang bejibun itu? Emang mau ikutin cara Om Gober Bebek yang sampai secara khusus membuat gudang uang untuk menyimpan semua harta kekayaannya? Tidak khan ...

Tapi kalau si dia kebetulan bukan dari keluarga hebat, tapi hanya dengan alasan ikut-ikutan supaya diterima dalam pergaulan kelas tinggi, dengan konsekuensi harus menggadaikan masa depannya dengan utang model gali lubang tutup lubang ... waduh, saranku jangan deh. Mending hidup sederhana dan serba berkecukupan --dengan sesekali menelan ludah iri melihat mereka-mereka yang mampu hidup mewah--, tapi dengan satu jaminan: masa depan lebih terjamin dan bebas dari utang yang menjerat. Setuju khan :)

* * *

"Idealnya jumlah uang yang dihabiskan untuk membayar utang adalah maksimal 30% dari total pendapatan bulanan. Utang itu bisa berarti cicilan rumah, mobil, ataupun utang dalam bentuk jumlah pembayaran minimum kartu kredit ..."

Demikian sepenggal tips yang aku peroleh saat aku berbincang-bincang dengan salah satu mentorku yang kebetulan terkenal juga sebagai jago perencana keuangan. Lebih lanjut diapun melanjutkan ...

"Sisanya usahakan untuk mencadangkan sebesar minimal 10% untuk tabungan/investasi. Tabungan bisa berupa simpanan konvensional di bank, deposito, termasuk juga angsuran bulanan asuransi. Lebih bagus lagi kalau porsi untuk ini diperbesar ... syukur bisa mencapai 30%. Nah, kalau kamu cerdas dan pintar melihat peluang, investasikanlah dana lebih itu. Bisa ke reksadana, equity insurance, buka bisnis baru, atau kegiatan-kegiatan lain yang membuat uang itu berputar. Sisanya barulah digunakan untuk konsumsi ..."

Aku hanya mangut-mangut saja mendengar tips gratis ini sambil itung-itung dalam hati apakah pengelolaan keuangan keluargaku sudah menerapkan prinsip ini. Belum sempat angka-angka tersebut keluar, mentorku berkata lagi ...

"Dan itulah kunci utama masa depan terjamin. Hampir bisa dipastikan mereka yang menerapkan prinsip keuangan seperti itu, bisa menikmati masa pensiun dengan tenang ..."

Kelihatannya memang perlu pengorbanan ekstra yah. Tapi bukankah ada pameo "no pain no gain" atau yang keren kita dengar sebagai "sersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian"? Sepertinya pilihan ada di tangan kita semua. Setujukah?

Comments

  1. Anonymous2:56 PM

    kayaknya emang gitu yah Hen, klo pendapatan gede standar hidup pasti tinggi.

    Tp ada jg sih yg pendapatan gede masih mo maem di warteg, nyekolahin anaknya di sekolah negeri, penampilan apa adanya, mobilnya gak mewah (Xenia)... itu cici gw. :D

    Prinsip hidupnya bagus jg, dia gak mo foya2.. uangnya ditabung dan deposit utk 2 anaknya gede ntar, mo jadi dokter semua (kayak papanya) katanya. :)

    klo gw sih masih merangkak rangkak, susah banget nanjaknya. tapi rajin menabung lho.. dan rajin naek angkot. (daripd jalan kaki hahaha...

    ReplyDelete
  2. haha, sebenernya gak masalah tuh asal bisa mengatur arus uang dengan sangat baik. Selama gak besar pasak daripada tiang masih oke lah...

    eh, tp pengeluaran yang kaya gitu jg penting (berguna) loh kalo mampu, bisa memberika "power" soalnya, ha3... :) Misalnya:

    A & B sama kayanya. A ini "menggunakan" kekayaannya (rumah mahal dan mewah, mobil 5 semuanya berkelas, dsb), yang B lebih "sederhana". Ketika keduanya menghadapi orang luar yang sama, orang luar ini kan jadi lebih "menurut" sama yang si A, ha3... :) Duh, ngerti gak yah maksud saya?? :D

    ReplyDelete
  3. mentor kamu itu Roy Sembel bukan Hen? sepupuku dia soale hihihihi..
    kalo iya titip salam ya, bilangin taun depan april Yola anaknya tante Trees dtg ma tante Trees dan Meike ;) minta di traktir hueheheheheh..

    comment apa lagi ini :p

    setuju deh sm mentor kamu.

    ReplyDelete
  4. prinsip hidupku mah, kalo tua gak mau nyusahin anak. Ibarat tua nanti kena kanker, biaya RS pun kudu dari kantong sendiri bukan dari anak. jadi.... gw kudu nabungggggggg yang banyak, kalo perlu pengeluaran 10%, 90% ditabung :p

    ReplyDelete
  5. Anonymous6:25 PM

    Perasaan pernah baca tulisan kaya gini tapi entah kapan dan dimana ...

    eniwei, mungkin memang seperti itu, apabila esmud itu gak berkembang hidupnya, kalau yang aq lihat diluaran, orang-orang tersukses yang merangkak dari bawah sampai bisa punya penghasilan puluhan juta perbulan hidupnya biasa saja, dalam artian tidak mengumbar gaya hidup mewah, gak banyak utang, kecuali buat ekpansi usaha kali yah

    sy rasa kl esmud pada begitu itu krn mereka blm pernah merasakan susah, tiba2 dapat hidup enak jadi ya boros dan sombong

    ReplyDelete
  6. kayaknya berlebihanlah, hen kalo cuma gaji 15-20 juta berkehidupan seperti diatas hikhik....

    bayar DP rumah aja puluhan juta. bulanannya ? mana mampu lagi ke paris. janagn2x apply visa pun tak dapat kekkekkek

    iya, asuransi penting tuh.

    ReplyDelete
  7. 15-20 juta ukuran jakarta lumayan gede lah....
    Aku pernah punya kenalan gajinya palingan dibawah 3 jutaan, herannya jam tangan yang dipake harganya 2 kali lipat gajinya... biar tekor asal kesohor!

    ReplyDelete
  8. Dewi: Wah ... asyik dong kamu punya contoh panutan hidup hemat. Emang harusnya hidup kayak gitu yah, tidak usah macam2, yang penting hidup serba kecukupan :) Iparmu itu dokter apa Wi?

    Zilko: Hahaha ... daku mengerti kok maksudmu :) Ini istilah kerennya duit berkuasa membeli orang ... kira2 gitu yah ...

    Yulia: Waaa ... dikau sepupunya Bung Roy Sembel toh. Berarti u pasti dapat tips gress dong seputar finance and wisdom :) Mentorku bukan dia, tapi mentorku akrab dengan dia kok :) Meskipun demikian, salam dan tagihan traktirnya tetap akan aku sampaikan ;)

    Yenny: sama dong prinsip kita. Kesusahan sendiri biarlah ditanggung sendiri, tapi kebahagiaan haruslah dinikmati bersama :) Tabung 90%? Emang bisa? Tipsnya dongggg ...

    Rakhmat: Selain karena mereka belum pernah merasakan susah, ada kelompok lain yang hidupnya boros dan sombong. Yaitu mereka yang dendam dengan kemiskinan. Makanya sekali dapat duit banyak, langsung lupa daratan deh :)

    Dian: Justru itu, karena gajinya ndak cukup untuk macam2, makanya larinya ke utang. Dan hasilnya yah itu ... jatuh terbelit dalam utang berkepanjangan ...

    R3: Lumayan tuh, kalo mau dilevel gaji segitu manager-lah. Jam tangan 6 juta? Astaga!!! Jangan heran, kan ada idiom: biar miskin yang penting sombong :))

    ReplyDelete
  9. Anonymous8:58 AM

    Ngomong2, gaji om udah level itu belon? mau dong kapan2 ditrkatir :))

    ReplyDelete
  10. 30% buat bayar 'utang'? musti gaji berapa tuh? kalo cicilannya aja 2 juta sebulan, gaji berarti 7 jutaan... busett dah.. itu dah manager kali ya? kalo semua jadi manager, staf pada kemana?
    gua kurang suka kalo pengaturan keuangan pake dasar yang butuh gaji gede, mustinya pake dasar gaji kecil tapi bisa menjamin masa depan gitu lo.. :) kan enak

    ReplyDelete
  11. duh hen kok PERSIS sama kek kondisi temenku,gaji sktr segitu, kantor didaerah itu,gaya hidup borju, msh bujang,cowok akhirnya utangnya buanyak ..gantungin hidup sm kartu kredit dikejar2 jatuh tempo, tp begaya mah tetep, ga ada yg nyangka utangya segunung...utangnya seharga mobil yg dia ambil, dia sdr bilang utang dia ga akan kebayar ama gaji dia..terakhir mobilnya mo ditarik tp gaya hidup mah tetep tuh ga ngaruh untung ada temen dia yg nalangin jatuh temponya dulu ..tp utangnya mah tetep kan cuma pindah tempat doank huaaaa...ga ush nunggu 10 thn..sekarang aja doi dah terlilit utang ga ada ujungnya..jgn2 ini temen kamu juga ya hen, kamu berkantor dimana emang? hahahha

    ga kuku dah ngikutin gaya hidup yg beginian biar kata gaji selevel itu mending buat bayarin anak2 yg pengin sekolah tp ga ada biaya *menurut gw*..investasi jg kok itu...:D smoga paham apa yg sy maksud :D
    bs baca amsal 11:24-25 ini sms dr temenku ( cewe ) yg ironisnya adik dr temenku yg diatas tadi ... sgt beda pilihan gaya hidupnya...benar katamu hen..semua tergantung pilihan kita..thanks for sharing...:)

    ReplyDelete
  12. Anonymous11:36 AM

    wih ngebayangin gaji 15 jeti sebulan aja kek diawang2 euy...

    ReplyDelete
  13. Anonymous12:49 PM

    semakin besar gaji semakin besar pula kebutuhan semakin banyak kemauan... yah jadi gak pernah cukup deh mau gaji brp aja :D .. kira2 kapan gaji gue bisa 15 jeti yah wakakaka....

    ReplyDelete
  14. Rudy: HAHAHA ... mau tau aja. Yang jelas bisa tetap bikin dapur ngebul-lah :) Mau ditraktir? Yuuu ... kapan???

    Xu: Hehehe ... maksudnya itu total penghasilan keluarga. Jadi misalnya kalo cicilan 2 jeti perbulan, bisalah suami gajinya 4 jutaan, trus istri 2 jutaan :) Kuncinya menurutku bukan besar-kecilnya gaji, tapi kedisiplinan kita menabung aja. gitchu loh :)

    Mama Rashel: *senang karena ada contoh nyata yang mendukung tulisanku :)* Aku ngerti maksudmu kok yang investasi yang satu itu :) *sambil buka alkitab elektronik baca apa isi Amsal 11-24-25*

    vi3: Samaaaaaaa ... daku juga udah melayang ke langit 7 ngebayangi gaji segitu hehehe ... kapan yaaaa...

    Ir: Yap. Dan sekali terjebak dalam kemauan yang besar itu, semakin susah keluar darinya. Makanya, harus benar2 disiplin tuh atur masalah uang :) Kapan Ir punya gaji 15 jeti? Jgn lupa bagi2 yah :)

    ReplyDelete
  15. Gak mau ikut2an deh Hen gaya hidup kek yang kamu ceritakan, ada duit beli barang, gak ada duit pamali kalo ngutang....jadi hidup yang biasa2 aja....

    Lagian, udah style nya kali wah di luar tapi kalo udah utangnya numpuk baru deh nangis2.

    ReplyDelete
  16. jadi keinget ama buku cewek matre heheheheeh

    ReplyDelete
  17. Besar pasak daripada tiang kan cuman ada dalam pelajaran peribahasa, bahasa Indonesia, Hen.

    ReplyDelete
  18. ada tuh karyawan pajak di batam, tali pinggangnya jutaan.

    korupsilah...darimana lagi....kantor tempatku kerja nunggak pajak ratusan juga, dia bilang gampang.....bayar aja 500 juta, beres

    ReplyDelete
  19. Hueheheheh jd kenal Roy yak? ;)

    Boro2 dpt support kek gituan Hen, wong dia dr dulu pendiem..kl gak di ajak ngomong ya diem. Tp kl sekali mbanyol bisa ngompol kita2 yg dengerin hehehehehehh..

    Baru februari kmrn mampir ke rumahnya (tiap mudik kudu mampir, secara mertua perempuannya temen akrab nyokap gw), tp rumah kosong cm mertua dan anaknya yg plg kecil di rumah plus para pembokat :p

    Weleh malah cerita disini lagi hihihihi..

    ReplyDelete
  20. Tiwi: Sama dong kalo gitu. Daku juga malas ikut2an, suka hidup sederhana dengan budget yang terjangkau saja. Jadinya idup tenang tanpa harus mikirin utang ;)

    Kece: Jadi ingat lagu cewek matre ... cewe matre, cewe matre, kelaut aje :))

    Since: Hehehe ... mgkn saking seringnya dengar peribahasa itu di sekolah, jadinya mengendap di pikiran, hingga banyak yang akhirnya mempraktekkannya yah. Makanya banyak yang jatuh dalam lingkaran utang :)

    Dian: Hahaha ... khan ada tuduhan tak tertulis, orang pemerintahan mana sih yang tidak korupsi :) Pernah juga toh alami bayar beres masalah pajak ... wah wah wah *geleng2 kepala*

    Yulia: Kenallah ... cuma masalahnya dianya yang kenal aku ndak HAHAHA ... Biasanya khan orang terkenal lebih dikenal orang dari pada mengenal orang :) Emang kang Roy pendiem? Perasaan ndak ah ...

    ReplyDelete
  21. Anonymous4:35 AM

    wah bener banget hen, hihihi... gaji besar itu malah jadi racun jika kita tidak bisa mengolahnya. apalagi esmud jaman sekarang, lebih mengutamakan gengsi dibanding hari depan.

    again, nice sharing.. i love your writing style ;)

    nb: hen, sorry aku baru tau ada message di SB, jangankan mo updated, masuk blogku sendiripun tak bisa :(

    Aiko's Mom
    our-beautiful-day.com

    ReplyDelete
  22. yap, kurang lebih emang gitu lah, ha3... :)

    Baidewei, yang A sama B itu contoh nyata loh, baru aja terjadi beberapa bulan yang lalu dan kebetulan aku tau kasusnya dan ternyata memang dekat dengan saya, ha3.. :) (gak perlu diceritain siapa dan dimana deh... :D)

    eh, tp kalo emang berduit ya duit mending dipake lah, ngapain juga disimpen trus. Kan jadi jamuran. Daripada jamuran mendingan untuk saya aja, akan saya "rawat" dengan baik2 deh, ha3... :)

    ReplyDelete
  23. Namanya juga gaya hidup..
    artinya trend yang dianut atau dipercaya dianut oleh sebagian besar orang yang hiudp paad suatu masa dan dalam lingkup wilayah tertentu.. tapi sebagian besar ga berarti semuanya toh?!

    Aku cuma kepikiran seandainya esmud kristiani bisa mengembangkan prinsip-prinsip calvinisme sebagai suatu gaya hidup yang menular.. maka pasti WOW banget hasilnya

    Insya Allah, maka pencapaiannya bukan saja kemandirian finansialnya bukan sekedar individu dan keluarga tapi juga komunitas.

    ^_^

    ReplyDelete
  24. aiko mom: Begitulah profil esmud masa kini hehe ... semoga kita2 tidak terseret yah, artinya bisa menahan diri dan mengelola segala sesuatunya dengan baik :) Thanks untuk pujiannya, jadi malyuuu :))

    Zilko: Ooo ... based on true story toh hehe ... Makanya Zilk, aku tulis dalam salah satu paragraph: Tidak jadi masalah sih kalau kebetulan dia adalah anak konglomerat yang harta warisan keluarganya tidak bakal habis hingga 5 turunan. Menurutku itu mah sah-sah saja karena selain mereka mampu dengan ada beking mantap, karena memang mereka berhak menikmatinya, juga karena itulah tugas utama mereka: menghabiskan harta keluarga :)

    George: Yap ... sebagian besar. Dan aku yakin di luar itu masih banyak yang hidupnya tetap bersahaja dan di jalur yang benar :) Prinsip Calvinisme? Bisa cerita lebih lanjutkah :)

    ReplyDelete
  25. gaya hidup dan bagaimana kita "menghidupi kehidupan kita" kayaknya tergantung sama prioritas kita deh. apa yg kita kejar dalam hidup ini, gitu gampangnya. mengabdi Tuhan? mengabdi negara? menolong sesama? atau mengabdi pada diri sendiri? terserah deh. apa yg kita tabur, itu pula yg akan kita tuai. nulisnya sih gampang, tp nglakoninya belum tentu bisa hehehe

    ReplyDelete
  26. Kris: hehehe ... itulah perjuangan kita. Bagaimana menghidupi apa yang bisa kita tulis, jadi bukan sekadar knowledge tapi udah ke practice :) Keep going to fight yah ...

    ReplyDelete
  27. Prinsip Calvinisme yang gw maksud adalah apa yang dikenal sebagai etika protestan yang dipelopori oleh Calvin dan memberi sumbangsih besar pada kebangkitan perekonomian Amerika dan Eropa. Jelasnya sih silahkan baca textbook or browsing di web mengenai hal ini.

    Tetapi ada beberapa point (interpretasiku sih) yang gw pikir it’s a great idea! Yaitu kerja keras sebagai wujud pertanggungjawaban atas hidup, perilaku bersahaja termasuk didalamnya pola hidup sederhana (bisa ngebedain lha antara keinginan dan kebutuhan) dan kebiasaan menabung, kejujuran yang setali tiga uang dengan pola hidup bersahaja tadi karena ngebekalin banget agar tidak terjebak dalam kompromi2 yang ngga perlu, serta integritas pribadi. Kayaknya masih banyak sih, tapi ini doang nih yang gw hi-light.

    Kalo hal-hal tersebut bisa jadi gaya hidup serta identitas, maka follow up nya adalah kelebihan dana dan daya dapat dipakai untuk mengembangkan potensi pribadi agar lebih berguna bagi lebih banyak orang, atau dapat pula men-support masyarakat golongan marginal untuk memiliki potensi menolong diri mereka, sekaligus menikmati kebahagiaan bersama-sama. Dengan demikian setiap orang didorong untuk tidak sekedar memikirkan kemandirian finansialnya sendiri doang (karena kalo demikian hasilnya udah keliatan banget kan di Indonesia, yang kaya tambah kaaayyyyaaaaa… yang miskin yo wis nasibmu lha nak!) tetapi juga seperti yang dibilang Yeremia, usahakanlah kesejahteraan kota dimana kamu tinggal termasuk kesejahteraan those around you.

    Wis yo… kepanjangan euy! Lagian gw bukan pakarnya hehehe… but alhamdulilah kalo bisa memprovokasi calvinis-calvinis baru dari Indonesia.

    (notes: di Kompas beberapa waktu yang lalu kalo ga salah ada rekan dari Muhammadiyah juga yang mencoba mengkaji tentang gagasan Calvin dan Weber serta pengejewantahannya dalam islam)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Barang Baru

Kira-kira sebulan yang lalu, laptop saya mengalami masalah. Entah karena sudah tua, atau kebanyakan buka program, atau isinya udah penuh, mendadak laptop saya hang. Karena kurang sabar, langsung saja aku matiin dengan paksa. Ketika aku mulai menyalakannya lagi, berhasil ... Namun belum sempat aku klik tombol start, mendadak blue screen error muncul. Awalnya aku pikir itu error normal. Aku pun mematikannya lagi, kemudian restart. Windows menyarankanku memilih Safe Mode, aku pun mengikutinya. Namun, apa yang terjadi, tunggu punya tunggu, nanti detik demi detik, windows yang aku nantikan tidak muncul-muncul. Aku mulai panik ... karena secara pelan mulai terdengar suara berisik yang semakin lama semakin keras. Waduh ... fellingku berbicara kali ini harddisk-ku yang kena. Aku coba tenang, lalu mematikan laptop, dan menunggu sekitar 10 menit. Kembali aku coba nyalain ... dan benar, suara gemerisik harddisk membuatku patah arang ... terbayang sudah data-dataku yang bakalan lenyap [karena suda

Private

Sejak blogger menyempurnakan versi betanya, dari sekian perbaikan dan fitur baru yang diperkenalkan, ada satu fitur baru yang belakangan marak dimanfaatkan oleh para blogger. Fitur tersebut adalah blog readers. Aku yakin teman-teman sudah tahu apa fungsi fitur yang terletak di menu permission ini. Yap ... Fungsinya adalah men-setting blog menjadi private sehingga tidak semua orang berhak dan boleh bersantai di sana, tetapi hanyalah orang-orang pilihan yang di-choose atau di-invite yang bisa masuk dan ngopi di sana. Jadi janganlah heran kalau saja suatu saat Anda meng-klik sebuah blog, yang keluar adalah tulisan "blogger: permission denied; this blog is open for invited readers only", yang artinya Anda tidak diundang dan tidak diperbolehkan untuk mengintip isi blog tersebut. Jangan merasa kecewa, karena pasti ada alasan tertentu mengapa seseorang men-setting blog mereka dari semula open menjadi private. Jangan juga merasa patah hati, karena di balik privatisasi tersebut selalu

Sedang ingin bercinta

Wuihhh ... serem abiz yah judulnya: sedang ingin bercinta ... hahaha. Eit ... jangan berpikir yang macam-macam dulu, meskipun benar Hendri sekarang sedang berpuasa panjang dari aktivitas yang namanya bercinta, bukan berarti ini sebuah proklamir atau deklarasi dari hati terdalam tentang keinginan yang terpendam selama waktu yang sangat panjang. BUKAN .... Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa