Seseorang yang kadar tertawanya lebih banyak dibandingkan marah selalu lebih kuat. --Chinese wisdom
Apa ada hubungan antara tertawa dengan kesehatan? Apa ada juga hubungan antara marah dengan kesehatan? Manakah yang lebih sehat, tertawa atau marah?
Dalam berbagai penelitian, tertawa diyakini banyak sekali manfaatnya, terutama dihubungkan dengan kesehatan. Dengan tertawa, berbagai macam penyakit mulai dari gangguan jiwa, kanker, hingga gangguan seksual bisa diobati. Lebih lanjut, penelitian menunjukkan tertawa juga bisa meringankan migren, sakit kepala, mengurangi risiko infeksi paru-paru, serta dapat meningkatkan endorphin dalam tubuh kita yang merupakan penghilang rasa sakit.
Selain itu, tertawa juga identik dengan olahraga. Tertawa selama satu menit diyakini efeknya sama dengan kita mengayuh sepeda selama 10 menit. Tertawa seratus kali efeknya setara dengan kita melakukan jogging selama sepuluh menit. Tertawa terbahak-bahak selama 20 detik setara dengan kita melakukan jogging selama 3 menit. Jadi tidak salah kalau dikatakan bahwa tertawa adalah suplemen terbaik untuk memperpanjang umur dan tetap awet muda.
Bagaimana dengan marah? Dulu kita sering mendengar ungkapan: jangan suka marah nanti jantungan. Mungkin ungkapan tersebut ada benarnya. Sebuah studi di AS menunjukkan pria yang bertemperamen keras lebih berpeluang mengalami sakit jantung dini dibanding pria yang lebih kalem.
Studi yang melibatkan lebih dari seribu responden pria ini menyebutkan, pria yang selalu berada pada situasi penuh tekanan dengan perasaan marah dan mudah tersinggung akan mengalami peningkatan resiko gangguan jantung sampai tiga kali lipat sebelum berusia 55 tahun. Pria dengan kondisi ini juga lebih sering terkena serangan jantung sebelum berumur 55.
Marah merupakan emosi yang tersalur melalui sinyal pengantar syaraf atau neurotransmitter, pada sel-sel syarat pusat otak. Sinyal ini diteruskan ke kelenjar endokrin suprarenalis penghasil hormon adrenalin. Akibatnya tekanan darah naik. Mukanya menjadi merah, jantung berdebar-debar kencang mengikuti peningkatan hormon adrenalin tadi.
Hasilnya, selain berdampak terhadap penyakit serangan jantung, pria yang peka dan selalu memendam rasa marahnya beresiko lebih besar mengalami depresi dan kecemasan, yang efek lanjutnya adalah mengundang peningkatan resiko stroke. Dengan kata lain, marah itu efeknya sangat tidak baik untuk kesehatan.
Kalau sudah begitu, pilihan akhirnya ada di tangan kita. Mau hidup lebih sehat dan kuat? Pilihlah tertawa.
Apa ada hubungan antara tertawa dengan kesehatan? Apa ada juga hubungan antara marah dengan kesehatan? Manakah yang lebih sehat, tertawa atau marah?
Dalam berbagai penelitian, tertawa diyakini banyak sekali manfaatnya, terutama dihubungkan dengan kesehatan. Dengan tertawa, berbagai macam penyakit mulai dari gangguan jiwa, kanker, hingga gangguan seksual bisa diobati. Lebih lanjut, penelitian menunjukkan tertawa juga bisa meringankan migren, sakit kepala, mengurangi risiko infeksi paru-paru, serta dapat meningkatkan endorphin dalam tubuh kita yang merupakan penghilang rasa sakit.
Selain itu, tertawa juga identik dengan olahraga. Tertawa selama satu menit diyakini efeknya sama dengan kita mengayuh sepeda selama 10 menit. Tertawa seratus kali efeknya setara dengan kita melakukan jogging selama sepuluh menit. Tertawa terbahak-bahak selama 20 detik setara dengan kita melakukan jogging selama 3 menit. Jadi tidak salah kalau dikatakan bahwa tertawa adalah suplemen terbaik untuk memperpanjang umur dan tetap awet muda.
Bagaimana dengan marah? Dulu kita sering mendengar ungkapan: jangan suka marah nanti jantungan. Mungkin ungkapan tersebut ada benarnya. Sebuah studi di AS menunjukkan pria yang bertemperamen keras lebih berpeluang mengalami sakit jantung dini dibanding pria yang lebih kalem.
Studi yang melibatkan lebih dari seribu responden pria ini menyebutkan, pria yang selalu berada pada situasi penuh tekanan dengan perasaan marah dan mudah tersinggung akan mengalami peningkatan resiko gangguan jantung sampai tiga kali lipat sebelum berusia 55 tahun. Pria dengan kondisi ini juga lebih sering terkena serangan jantung sebelum berumur 55.
Marah merupakan emosi yang tersalur melalui sinyal pengantar syaraf atau neurotransmitter, pada sel-sel syarat pusat otak. Sinyal ini diteruskan ke kelenjar endokrin suprarenalis penghasil hormon adrenalin. Akibatnya tekanan darah naik. Mukanya menjadi merah, jantung berdebar-debar kencang mengikuti peningkatan hormon adrenalin tadi.
Hasilnya, selain berdampak terhadap penyakit serangan jantung, pria yang peka dan selalu memendam rasa marahnya beresiko lebih besar mengalami depresi dan kecemasan, yang efek lanjutnya adalah mengundang peningkatan resiko stroke. Dengan kata lain, marah itu efeknya sangat tidak baik untuk kesehatan.
Kalau sudah begitu, pilihan akhirnya ada di tangan kita. Mau hidup lebih sehat dan kuat? Pilihlah tertawa.
enakan tertawa lah :D monya sih tertawa terus..suka cita sepanjang hari :)
ReplyDeletekalo ketawa ketiwi ndiri ntar malah dikira orang sinting :P
ReplyDeletegw pilih ketawa aja deh Hen, biar awet muda... *katanya sih gitu* :)
ReplyDeletemasa sih sama dengan lari 10 menit?? Wakakakakaka... :lol: :lol: << ketawa neh, he3... :)
ReplyDeleteaku ketawanya pelan-pelan aja ya, taku ngos-ngosan ntar. :D
ReplyDeletekalo yang duduk di sudut jalan tuh yang ketawa mulu... gimana ya??
ReplyDeletekebanyakan ketawa.. ntar masuk angin...
ReplyDeleteketawa trus sepanjang hari di kira orang gila lagi hihihi
tapi gue juga seneng ketawa kok daripada marah.. klo marah2 abis2 energi aja
urusan ketawa ini bisa runyam..heheh, coba kalo anak kecil kebanyakan ketawa, pasti malamnya jadi nangis2
ReplyDelete