Skip to main content

Sukses

"Hen, menurutmu apa sih definisi dari sukses itu?"

Itulah sebuah pertanyaan singkat dari rekan kerjaku beberapa waktu yang lalu. Sebuah pertanyaan yang kelihatan sepele. Namun, justru karena ke-sepele-annya itu, pertanyaan tersebut sanggup membuat keningku berkerut dan otakku berputar mempertanyakan: iya yah, apa sih ukuran sukses menurutku ... Belum sempat aku merangkai sebuah jawaban, rekanku bertanya lagi. "Trus, menurutmu sekarang kamu sudah sukses atau belum?"

Sukses. Apakah pengertian dari sukses itu? Iseng saya buka dictionary online, terpampanglah pengertian dari sukses itu. Mau tahu apa kata orang-orang seberang tentang sukses? Nih ... baca sendiri yah :)

suc·cess (sak-sĕs') pronunciation
n. (1) The achievement of something desired, planned, or attempted; (2) The gaining of fame or prosperity; (3) The extent of such gain; (4) a level of social status; (5) the opposite of failure.


Hmm ... tidaklah penting apa kata mereka-mereka tentang sukses. Kalau kita kembalikan kepada orang kita, sukses selalu diartikan dengan dua hal. Apakah itu? Yap ... materi dan jabatan. Tidak percaya? Coba deh lihat di sekeliling kita.

Saat seseorang ketahuan punya tabungan atau deposito atau simpanan duit dalam jumlah digit yang banyak, pasti deh terdengar celutukan: 'wah ... si dia udah sukses yah sekarang'. Apalagi kalau kita tahu si 'orang berduit ' tersebut tiap bulan bolak-balik belanja atau jalan-jalan ke luar negeri, makin kencang deh gosipan kita hehe ...

Contoh lainnya. Saat kita melihat tetangga kita tiba-tiba pindah rumah ke salah satu perumahan yang super-duper elit, maka secara sadar atau tidak akan keluar komentar: 'wiuhhh ... hebat yah tetangga sebelah kita, sudah sukses besar rupanya ..." Pendapat yang sama akan terdengar juga waktu kita melihat garasi tetangga kita tiba-tiba ada isinya atau isinya berubah menjadi merek lain yang lebih keren. Atau saat main ke rumah teman, set sofanya baru, TV-nya berubah menjadi model flat dengan ukuran inch-nya gede, ruang tamu serasa berada di kutub karena hembusan AC anyar, dan banyak lagi hal-hal kecil lainnya yang dapat menjadi indikator bahwa dia sudah sukses.

Semua contoh di atas berbicara tentang materi. Kalau jabatan? Kayaknya udah pada tahu semua deh. Tampilan necis, jas mengkilap, dasi licin, sepatu kinclong, ditambah selembar kartu nama dengan tulisan jabatan/titel yang hebat, maka konotasi pertama yang muncul adalah: sukses. Setuju khan? Jadi tidak salah dong kalau dikatakan dewasa ini materi dan jabatan begitu dikejar dan diagung-agungkan orang.

Dan apakah efek sampingnya? Orang-orang jadi gila kerja, mati-matian memaksimalkan waktu seolah-olah satu hari 24 jam itu tidaklah cukup. Mengejar karir setinggi-tingginya dengan harapan semakin tinggi jenjang karirnya, semakin besar pula materi yang bisa di dapat. Ambil program studi sebanyak-banyaknya, dengan impian semakin banyak titel yang mengekor di belakang namanya, semakin banyak juga rezeki yang mengekor hidupnya juga. Bahkan yang ekstrim, ada yang memanfaatkan fasilitas KKN demi status 'sukses' tersebut.

Apakah salah mereka-mereka yang berprinsip demikian?

Hmm ... Aku bukan tipe orang yang menyepelekan kerja keras. Tidak!!! Malah sebaliknya, aku setuju sekali dengan kerja keras, karena melalui kerja keraslah kita bisa bertahan, bertarung dan menjadi pemenang dalam dunia yang super-kompetisi ini. Tapi bagaimanakah porsi kerja keras tersebut, itulah yang kadang aku pertanyakan.

Aku juga bukan orang yang memandang rendah jenjang karir. Kalau mau jujur, aku juga pengen mempunyai jabatan yang tinggi pula. Khan enak berjabatan tinggi. Datang dan pulang kantor bisa seenaknya, dapat banyak tunjangan, punya anakbuah yang siap diprintah sana printah sini, tak ketinggalan tiap bulan rekening pribadi bertambah drastis. Asyik khan :)

Jangan pernah juga menuduh bahwa aku orangnya anti pendidikan. Menurutku pendidikan itu sangat bagus, malah kalau bisa kejar dan capailah dia setinggi bintang di langit. Pendidikan itu bagus sekali sebagai bekal yang sangat berharga untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan melangkah maju dalam meraih kesuksesan.

Kalau begitu, kenapa ada kesan aku mengatakan orang-orang yang berprinsip demikian salah?

Keseimbangan. Itulah yang aku harapkan ada dalam hidupku. Bolehlah aku kerja keras, tapi janganlah gara-gara itu, aku lantas menelantarkan kesehatan tubuhku. Jangan demi menggapai karir tinggi, aku mengabaikan waktu dan perhatianku pada keluarga. Demikian pula karena alasan pendidikan, aku kehilangan sentuhan dan singgungan dengan lingkungan dan sesama.

Banyak contoh yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana sebuah keluarga retak hanya karena ambisi untuk sukses secara material. Ku dengar juga berita perceraian karena perselingkuhan akibat impian mendapatkan karir tinggi dengan cara pintas. Kubaca juga banyak eksekutif muda yang harus terikat dengan konsumsi vitamin atau obat kesehatan karena terlalu forsir dalam bekerja. Tak ketinggalan banyak juga yang akhirnya ketar-ketir saat ingat usia mereka sudah bertambah, tapi belum juga ada pendamping sah dalam mengarungi kehidupan ini.

Jadi kalau ukuran sukses seperti itu yang harus digapai, aku menyerah deh. Lebih baik tidak sukses, tapi secara fisik dan jiwa tetap bugar dan bahagia.

* * *

Kembali ke pertanyaan awal, apakah definisi sukses menurutku? Aku hanya bisa bertutur: setiap pagi bisa bangun, bernafas, beraktivitas secara positif, melakukan hal yang berguna, kumpul dan main dengan keluarga, malam hari tidur dengan nyenyak ... itulah sukses menurutku.

So ... terlalu rumitkah mauku itu?

Comments

  1. Anonymous8:30 PM

    Setuju bro... menurut aku sukses itu ketika kita mempunyai hubungan yg baik secara vertikal maupun horisontal, have a happy family, have a good relationship with Jesus n other.

    btw, kemana aja nih? Kok baru nongol lagi?

    ReplyDelete
  2. stujuhhhh hehehe

    punya ambisi oke2 aja tapi terlalu ambisius sampe soulnya tersiksa (tapi sedihnya si org ga sadar), apalah arti sukses

    aku yg penting merasa udah ngelakuin hal konstruktip setiap hari dan bisa tidur tanpa ada beban macem2

    oia, aku dulu ada baca di buku tentang success/failure... ku quote disini ya, agak out of topik sih tapi kusuka aja, bagus hehehe

    "Once you've had some success, the world wants to put you in a box and label you. When you try to do something different, suddenly you're a threat. The critics' first instinct is to kill you. Since they can't literally murder you, they do the next best thing - they try to kill your spirit. It's easy to handle success... The real test is how you handle failure."

    ReplyDelete
  3. Anonymous11:56 AM

    SETUJU!!!

    Sukses (baca: berduit banyaaaaaaak, rumah mewah, deposito banyak digit-nya, mobil seabrek, dll) kalo nggak 'dinikmati' bersama keluarga (yg idealnya sih, untuk 'mereka' orang kerja keras) ya percuma aja dong, he3... :)

    Iya tu, cerita2 dong 3 bulan ini kemana aja?? :D

    ReplyDelete
  4. Jadi... selama ini ngilang buat bertapa mencari artinya sukses ya??
    Sukses donk pertapaannya ;)

    ReplyDelete
  5. Ukuranku sukses yach sekarang ini...bisa ngumpul ama keluarga dan ngumpulin temen2 lewat blog.

    ReplyDelete
  6. Anonymous3:37 PM

    wawwww....
    aku kagum dengan pendapat kamu itu....

    dan aku juga setuju dengan itu...

    padahal sebelum aku mambaca blog kamu itu aku mempunyai cita2 untuk menjadi seorang yang sukses khususnya menja di seorang yang memiliki financil yang tidak terbatasss.....

    setelah membaca blog kamu ada benarnya juga klu kita jangn terlalu memaksakan diri.....

    tapi tetap aku ingin menjadi orang yang sukses dengan versi yang berbeda....

    ok dehhhh........
    sukses selalu buat kamu ya....

    salam DAMAI.....

    ReplyDelete
  7. Dewi: duatuju dengan dikau Wi. Sukses secara horisontal dan vertikal :) Kemana aja ... ada deh :)

    Devilu: nice quote. Itu yang buat siapa?

    Zilko: iyaaa ... makanya mending serba berkecukupan tapi bahagia :) 3 bulan kemana? Ada deh ... :)

    Since: heheehehe ... masih perlu bertapa loh kayaknya. Belum sesukses yang diharapkan :)

    Tiwi: Yoiii ... jadi kapan neh mau kumpul2 ;)

    Anonym: Jadi malyuuu. So, sukses juga untuk kamu yah. Peace ... Nbomong2, kamu siapa? blogmu mana?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Barang Baru

Kira-kira sebulan yang lalu, laptop saya mengalami masalah. Entah karena sudah tua, atau kebanyakan buka program, atau isinya udah penuh, mendadak laptop saya hang. Karena kurang sabar, langsung saja aku matiin dengan paksa. Ketika aku mulai menyalakannya lagi, berhasil ... Namun belum sempat aku klik tombol start, mendadak blue screen error muncul. Awalnya aku pikir itu error normal. Aku pun mematikannya lagi, kemudian restart. Windows menyarankanku memilih Safe Mode, aku pun mengikutinya. Namun, apa yang terjadi, tunggu punya tunggu, nanti detik demi detik, windows yang aku nantikan tidak muncul-muncul. Aku mulai panik ... karena secara pelan mulai terdengar suara berisik yang semakin lama semakin keras. Waduh ... fellingku berbicara kali ini harddisk-ku yang kena. Aku coba tenang, lalu mematikan laptop, dan menunggu sekitar 10 menit. Kembali aku coba nyalain ... dan benar, suara gemerisik harddisk membuatku patah arang ... terbayang sudah data-dataku yang bakalan lenyap [karena suda

Private

Sejak blogger menyempurnakan versi betanya, dari sekian perbaikan dan fitur baru yang diperkenalkan, ada satu fitur baru yang belakangan marak dimanfaatkan oleh para blogger. Fitur tersebut adalah blog readers. Aku yakin teman-teman sudah tahu apa fungsi fitur yang terletak di menu permission ini. Yap ... Fungsinya adalah men-setting blog menjadi private sehingga tidak semua orang berhak dan boleh bersantai di sana, tetapi hanyalah orang-orang pilihan yang di-choose atau di-invite yang bisa masuk dan ngopi di sana. Jadi janganlah heran kalau saja suatu saat Anda meng-klik sebuah blog, yang keluar adalah tulisan "blogger: permission denied; this blog is open for invited readers only", yang artinya Anda tidak diundang dan tidak diperbolehkan untuk mengintip isi blog tersebut. Jangan merasa kecewa, karena pasti ada alasan tertentu mengapa seseorang men-setting blog mereka dari semula open menjadi private. Jangan juga merasa patah hati, karena di balik privatisasi tersebut selalu

Sedang ingin bercinta

Wuihhh ... serem abiz yah judulnya: sedang ingin bercinta ... hahaha. Eit ... jangan berpikir yang macam-macam dulu, meskipun benar Hendri sekarang sedang berpuasa panjang dari aktivitas yang namanya bercinta, bukan berarti ini sebuah proklamir atau deklarasi dari hati terdalam tentang keinginan yang terpendam selama waktu yang sangat panjang. BUKAN .... Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa