Skip to main content

Guruku


Siapakah guru yang paling berkesan? Siapakah guru yang paling diingat? Siapakah guru yang memberikan kenangan, terutama sebagai motivator untuk kita berprestasi dan mendidik kita seperti sekarang ini? Itulah tema briefing pagi PROAKTIF pagi ini.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tanpa tanda jasa karena kita tidak pernah memberikan tanda jasa, yang selalu disimbolkan dengan penyematan medali –meskipun sebagian ada yang memberikan kenang-kenangan dalam bentuk cincin, bingkai foto, dll---. Tanpa tanda jasa karena mereka tidak mengharapkan banyak dari anak didik mereka kecuali satu, anak-anak mereka menjadi pintar dan menjadi orang yang berguna di masyarakat. Tanpa tanda jasa karena mereka adalah orang yang paling berbahagia di balik kesuksesan anak didik mereka, dan tidak mengharapkan imbalan.

Itu idealisme sebenarnya dari seorang guru. Karena jiwa seorang guru haruslah begitu. Guru yang benar adalah guru yang mengharapkan anak didiknya menjadi lebih besar dari dia. Guru yang benar adalah guru yang selalu berpikir bagaimana caranya anak didiknya bisa cepat menyerap materi pelajaran yang diberikan. Guru yang benar adalah guru yang bangga dan senang melihat anak didiknya berhasil. Guru yang benar adalah guru yang serius mempersiapkan sejumlah aktivitas belajar supaya anak didiknya senang belajar.

Tapi kenyataan sekarang idealisme guru banyak bergeser. Ada guru yang tidak lagi memperhatikan anak didiknya. Yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana hadir di kelas, mengajar rutin apa adanya, bahkan kadang hanya menghabiskan waktu saja tanpa memikirkan perkembangan anak didiknya. Sebagian guru malah memanfaatkan jabatannya untuk mencari penghasilan tambahan, dengan menjual buku-buku pelajaran, mengadakan proyek-proyek fiktif, dan yang parah melakukan transaksi jawaban soal ujian. Ada juga sebagian kecil guru yang mungkin belum memahami hakikat guru yang seharusnya melindungi dan mengayomi, malah menggunakan kelas mereka sebagai ajang olah badan, hingga tidak heran kita baca ada kejadian pemukulan yang dilakukan oleh guru.

Namun demikian, apapun kondisi guru sekarang, setuju atau tidak guru adalah orang yang sangat pantas untuk kita kenang. Dan inilah beberapa kenangan saya akan sosok seorang guru.

* * *

Ada beberapa guru yang berkesan dalam hidup saya. Ada yang saya masih ingat namanya, tetapi ada juga yang saya sudah lupa. Yang pertama adalah guru Bahasa Indonesia saya waktu SD. Dia perempuan, cantik, datang dari Jawa. Yang tidak bisa saya lupakan bukan karena cara mengajarnya atau dia bisa membuat saya mahir dalam mata pelajaran itu. Tetapi yang paling diingat adalah kecantikan dan kelembutannya. Hahaha ... Saking sukanya sama dia, saya ingat pernah sengaja membuntuti dia waktu pulang sehabis ngajar. Tentu saja tidak sendiri, karena rupanya ada beberapa teman pria sekelas yang juga sama. Jadilah kita ramai-ramai, mengendap-endap, diam-diam mengikuti dia. Yah, namanya juga rencana bocah ingusan, akhirnya ketahuan juga. Akhirnya kita malah diajak jalan bareng-bareng, diundang ke rumahnya ... dan disitulah kisah ini berakhir karena dia rupanya sudah punya suami. Setelah kejadian itu, layaknya angin berhembus, lenyap juga rasa sukanya. Dan dia memang tidak lama di kelas, hanya setahun. Tapi ingatan ini membekas, karena saya merasa itulah kali pertama saya jatuh cinta, pada guru bahasa indonesia saya waktu masih SD.

Guru lain yang berkesan adalah guru Matematika waktu SMP. Berkesan karena saya pernah ‘dihina’. Waktu itu saya pernah diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas, tetapi gak bisa. Entah itu cara dia memotivasi atau apa, dia mulai membanding-bandingkan saya dengan kakak saya, yang kebetulan bintang kelas di SMA yang sama. Kata-katanya yang paling saya ingat adalah ‘benar kamu adiknya si A (nama kakak saya). Tapi kok beda ya, satu pintar satu bodoh’. Wuihhh ... sejak itu saya ketertarikan saya dengan mata pelajaran matematikan pupus. Jadi selama SMP, hanya ada satu mata pelajaran saya yang nilainya pas-pasan, matematika.

Di SMP juga ada guru yang bertolakbelakang dengan guru Matematika saya. Namanya Suster Valentine, mengajar Sejarah. Dengan caranya yang sangat kreatif, mengajar dengan metoda bercerita, dia berhasil menarik minat saya untuk menghafal sejarah Republik Indonesia. Dari jaman kerajaan pertama sampai jaman peperangan. Cara dia menceritakan Ken Arok misalnya, begitu memikat sehingga saya bisa mengerjakan ujian tertulis esai dengan sempurna. Metode mengajar, iya, itu adalah cara untuk memotivasi anak didik yang bisa juga diterapkan untuk organisasi.

Pak Sakino, itu adalah guru matematika di SMA yang mengembalikan minat saya akan pelajaran eksakta ini. Cara mengajarnya adalah dengan pendekatan bedah kasus. Ada soal, dia menerangkan logikanya di papan tulis. Kemudian bertahap dia memberikan tugas sekolah, dari soal yang paling mudah sampai sulit. Yang dia beberkan adalah logika, bukan hasil akhir. Bagi dia kalau kita sudah menemukan logika sebuah soal, dijamin sesulit apapun bisa dikerjakan. Hasilnya, di rapor selalu tertera nilai 9.

Ada guru yang memotivasi, ada juga guru yang membuat demotivasi. Dan kasus waktu saya SMA adalah guru Fisika. Membuat demotivasi adalah karena –entah ini benar atau saya GR saya—dia cemburu dengan saya. Hahaha, kenapa bisa? Karena istrinya mengajar Biologi, dan –kata orang-orang—dekat dengan saya. Nah, kebetulan juga waktu SMA saya sudah punya gandengan, yang rupanya guru Fisika ini ‘suka’. Hasilnya bisa ditebak 

* * *

Mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef pernah mengatakan, di dunia ini hanya ada 2 profesi. Pertama adalah guru, dan kedua adalah bukan guru. Pernyataan ini ingin mengatakan bahwa setinggi apapun jabatan kita sekarang, sebesar apapun penghasilan kita saat ini, seluas apapun bisnis kita sekarang, janganlah pernah melupakan bahwa semua itu ada karena jasa seorang guru. Itu adalah profesi yang mulia.

Sangat disayangkan kalau saat ini muncul kasus kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh guru, atau kasus pelecehan yang dilakukan oleh guru, atau kasus jual beli soal yang juga melibatkan guru sebagai aktornya. Itu sangat bertolakbelakang dengan nilai luhur yang diusung dalam profesi guru.

Namun demikian, melalui tulisan ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk semua guru saya, terutama guru jaman sekolah, yang sudah mendidik dan membentuk saya seperti sekarang ini. Saya sudah tidak tahu di mana guru-guru saya berada. Apa kondisi mereka saya juga tidak ikuti. Namun satu hal yang saya tahu, Bapak Ibu guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Dan kiranya Tuhan yang akan membalas semua kebaikan yang sudah diberikan kepada kami semua. [*]

Comments

Popular posts from this blog

Private

Sejak blogger menyempurnakan versi betanya, dari sekian perbaikan dan fitur baru yang diperkenalkan, ada satu fitur baru yang belakangan marak dimanfaatkan oleh para blogger. Fitur tersebut adalah blog readers. Aku yakin teman-teman sudah tahu apa fungsi fitur yang terletak di menu permission ini. Yap ... Fungsinya adalah men-setting blog menjadi private sehingga tidak semua orang berhak dan boleh bersantai di sana, tetapi hanyalah orang-orang pilihan yang di-choose atau di-invite yang bisa masuk dan ngopi di sana. Jadi janganlah heran kalau saja suatu saat Anda meng-klik sebuah blog, yang keluar adalah tulisan "blogger: permission denied; this blog is open for invited readers only", yang artinya Anda tidak diundang dan tidak diperbolehkan untuk mengintip isi blog tersebut. Jangan merasa kecewa, karena pasti ada alasan tertentu mengapa seseorang men-setting blog mereka dari semula open menjadi private. Jangan juga merasa patah hati, karena di balik privatisasi tersebut selalu...

Pamali

Sedang membantu menyapu rumah. Saat sapuan mendekat pintu depan, istri langsung ambil alih sapu kemudian balikkan arah sapuan ke dalam rumah. Aku : Lho, ngapain sapu ke dalam? Istri : Kalau malam-malam sapu gak boleh ke depan. Ntar rejekinya ikut kesapu ...' * * * Aku percaya, mayoritas teman yang membaca kisah singat di atas akan tertawa -paling tidak tersenyum- sambil mengaku pernah menjadi 'korban' nasehat serupa. Paling tidak begitulah pengakuan sebagian temanku waktu aku melontarkan hal ini sebagai status. Nasehat yang terkenal ampuh untuk membuat kita 'diam' dan 'taat' waktu kecil karena di dalamnya terdapat unsur dan maksud untuk menakut-nakuti. Belakangan setelah kita dewasa kita mengenalnya sebagai nasehat pamali, yang kalau kita analisa dengan nalar ada maksud logis di balik nasehat tersebut. Sebagai contoh. Nasehat yang mengatakan kita tidak boleh menyapu keluar di malam hari karena rejeki akan keluar juga. Kemungkinan maksud nasehat ini dilatarbe...

Introvert yang Memberontak

"Hen, kamu pilih mana. Lembur sampai jam 11 malam atau pergi meeting dengan klien?" Seandainya pertanyaan di atas dilontarkan 8 tahun yang lalu, saya pasti memilih untuk lembur. Tetapi kalau dilontarkan detik ini juga, dengan mantap saya akan memilih meeting dengan klien. Kenapa bisa begitu? Aku adalah seorang introvert yang cenderung ekstrim. Jejak hidupku menceritakan hal tersebut. Waktu SMA aku mengambil jurusan A1 (Fisika) yang notebene banyak hitungan. Masuk kuliah, aku ambil komputer. Pekerjaan pertama? Tidak jauh-jauh. Dengan alasan idealis, aku menekuni pekerjaan yang berhubungan dengan komputer seperti programming, system, trouble shooter, dll. Bisa dikatakan, aku sangat menikmati percumbuanku dengan 'mesin'. Keseharianku juga mengisahkan hal yang sama. Aku lebih suka mengurung diri di kamar dari pada berha-hi-ha-hi dengan banyak orang. Ketika diajak untuk ikut kegiatan-kegiatan yang mengharuskan aku berinteraksi dengan banyak orang, aku cen...