Pernah dengar Levi's, Wrangler, atau Guess. Yap, mereka merupakan sejumlah merek jeans yang sudah menjadi trademark dan menjadi buruan orang, terutama fanatik jeans. Emang siapa sih yang tidak pernah pakai jeans? Bentuk lain dari kain yang sifatnya kasar, tebal, dan kaku merupakan variasi dari berbagai pilihan untuk dikonsumsi oleh khalayak ramai. Seolah tidak mau kalah dengan kelembutan kain sutra, jeans muncul dengan tampilan garang, keras, dan tentunya berkelas tinggi.
Coba saja lihat iklan-iklan jeans, hampir tidak pernah kita temukan iklannya di-shoot dengan alunan musik lembut yang dipadu dengan suasana kalem dan tenang. Mereka selalu tampil dengan musik keras, nge-rock, bahkan mungkin sedikit metal dengan latar dunia keras dan juga brutal, serta diselingi dengan wanita seksi dan cantik seolah ingin menunjukkan dirinya dengan berkata: jeans is something too, jadi tidak bisa diremehkan begitu saja.
Mendengar jeans, pikiran pertama apa sih yang muncul dalam benak Anda? Yap ... celana. Tidak heran kalau kita langsung berpikir itu, karena memang pada awalnya produk pertama dari jeans adalah celana. Ditambah lagi selama hampir beberapa dekade memang hanyalah celana yang bisa dihasilkan sebagai produk jeans. Namun, seiring perkembangan dan inovasi produk, saat ini variasi pakaian dalam bentuk jeans juga udah mulai beragam. Jaket jeans, kemeja jeans, oblong jeans, hingga topi jeans tentu bisa dengan mudah kita temui sekarang. Yang tidak ada mungkin underwear jeans kali yah, soalnya kalo ada dijamin pasti tidak laku, karena bukan kenyamanan yang didapat, justru sebaliknya hehehe ...
Tahukah asal muasal munculnya jeans? Konon, di negeri asalnya jeans, ide penggunaan kain jenis ini bermuara pada para pekerja bangunan. Karena banyak yang mengeluh celana kain biasa yang mereka pakai sering atau mudah rusak dan robek, entah karena tersangkut paku, tergores, dan beberapa alasan lainnya, maka mereka mengharapkan agar ada solusi. Setelah melakukan berbagai inovasi dan percobaan, maka muncullah jeans yang notebene tebal dan tidak mudah sobek sebagai pemecahan masalah terbaik. Alhasil, sejak itulah jeans diproduksi besar-besaran untuk memenuhi keinginan para pekerja. Singkat kata, produsen jeans untung, dan para pekerja pun senang.
Tidak heran, kalau jaman dulu berbicara tentang jeans pasti konotasi dengan dunia kasar. Bahkan saking kasarnya, jeans sering diremehkan sebagak produk kelas sekian di bawah jenis kain lainnya seperti sutra ataupun katun. Dengan kata lain, hanyalah orang kasar atau orang yang tidak mampu membeli kain kelas ataslah yang mau mengkonsumsi jenis kain ini. Kalau masyarakat kelas atas? Say sori deh untuk jeans ...
Namun, secara perlahan tapi pasti pamor jeans mulai terangkat. Dengan membidik orang muda, citra jeans mulai diubah. Slogan semangat orang muda yang ingin selalu tampil gaul dan bergaya, dimanfaatkan jeans dengan menyamakan bahwa gaul sama artinya dengan garang. Kalau mau jadi anak gaul, pakailah jeans yang berpenampilan garang dan keras. Kira-kira begitulah senjata produsen jeans membidik pasar barunya. Ditambah trik marketing, mereka menyamakan juga bahwa kalau memakai jenis lain, itu sama saja dengan berpenampilan kalem alias ngga gaul, nggak level deh untuk dikonsumsi anak muda.
Hasilnya memang mengena. Berbondong-bondong kawula muda pun beralih ke jeans. Dan ... jeans pun mulai disetarakan dengan produk kain lainnya. Karena sifat jeans yang kaku dan keras, dia jadi mudah untuk dibuat dalam berbagai variasi. Mau bentuk baggy, semi baggy, konvensional, hingga model ekstra ketat yang membuat orang yang memakainya untuk jongkok aja susah dengan mudah dibentuk. Ditambah lagi jeans bisa disisik kayak sobek-sobek di paha, lutut, pegelangan kaki, hingga pantat, jeans benar-benar meroket menjadi super star yang diminati orang ... hingga saat ini.
Sempat jadi trend pada musimnya, semakin butut dan belel sebuah jeans, itu artinya semakin gaul. Alhasil, jangan heran orang-orang berlomba-lomba membiarkan jeans mereka tidak dicuci-cuci hingga berminggu-minggu, sengaja supaya kelihatan kotor, kusam, bahkan lebih bagus kalo sobek, karena itu artinya semakin ok punya. Ha ha ha ... ada-ada saja :)
* * *
Aku juga pernah punya jeans. Waktu masih muda dan termakan trend sekeliling, celana jeans menjadi satu-satunya yang ada di lemari baju. Celana kain? Jauh dari lirikan mata. Dari berbagai merek, bentuk, dan mode pernah aku konsumsi dan pakai. Namun seiring semakin dewasa dan tuntutan aktivitas juga, secara perlahan aku mulai melirik celana kain. Memasuki dunia kerja, secara pelan tapi pasti, jeans mulai terasing dan hilang dari tumpukan bajuku. Tidak asyik khan, kalo masuk kerja pake jeans? Ditambah semakin majunya perut alias buncit, kepedean memakai jeans juga mulai berkurang. Selain rasanya aneh, juga perut ini rasanya sesak karena sudah tidak muat.
Kadang aku sedikit iri melihat teman-teman yang masih muat pakai jeans. Pengen juga mengenang kembali masa muda dengan berpenampilan gaul dengan memakai jeans. Tapi ... gitulah. Semakin malas berolahraga, semakin enggan beraktivitas, semakin berkurang mengeluarkan keringat, membuat tubuh ini menjadi dimanjakan, terutama bagian perut. Yah ... kebuncitan membuat aku harus melupakan enaknya memakai jeans.
Tapi itu dulu. Beberapa waktu ini, aku pun mulai berolahraga dan juga diet terpaksa. Maksud diet terpaksa adalah selama istri cuti 3 bulan tidak kerja, selama itu pula pasokan bekal pagiku untuk sarapan menjadi terhenti. Alhasil berat badanku turun sebanyak 3 kg. Kasihan yah? Tapi tidak apa-apa, karena perubahan yang mulai aku rasakan adalah perutku semakin mundur alias mulai langsing. Celanaku udah mulai dikit melorot, sehingga kalo pakai sabuk, harus agak dikencengin.
Komentar beberapa teman pun semakin meyakinkanku bahwa aku sudah lebih langsing. Ditambah dengan olahraga, aku mulai merasakan bahwa diriku semakin fit, dan gairah masa mudaku pun muncul lagi. Bahkan istri sedikit curiga, kenapa suaminya mengalami transformasi dan mulai lebih care dalam berpenampilan? Apakah karena sedang puber ke-2? Hahaha ...
* * *
Kemarin persis, aku mengobrak-abrik tumpukan celanaku. Apa yang aku cari? Yah ... celana jeansku. Setelah beberapa lama, aku ketemu satu. Dengan pelan, aku mulai mencoba ... dan ... MUAT.
Hahaha ... welcome back my jeans. Jangan bosan-bosan yah, ntar kamu akan sering aku pakai. Suatu hari jangan bingung juga karena kamu akan mendapat teman baru, karena aku akan mulai hunting jeans lagi ...
Coba saja lihat iklan-iklan jeans, hampir tidak pernah kita temukan iklannya di-shoot dengan alunan musik lembut yang dipadu dengan suasana kalem dan tenang. Mereka selalu tampil dengan musik keras, nge-rock, bahkan mungkin sedikit metal dengan latar dunia keras dan juga brutal, serta diselingi dengan wanita seksi dan cantik seolah ingin menunjukkan dirinya dengan berkata: jeans is something too, jadi tidak bisa diremehkan begitu saja.
Mendengar jeans, pikiran pertama apa sih yang muncul dalam benak Anda? Yap ... celana. Tidak heran kalau kita langsung berpikir itu, karena memang pada awalnya produk pertama dari jeans adalah celana. Ditambah lagi selama hampir beberapa dekade memang hanyalah celana yang bisa dihasilkan sebagai produk jeans. Namun, seiring perkembangan dan inovasi produk, saat ini variasi pakaian dalam bentuk jeans juga udah mulai beragam. Jaket jeans, kemeja jeans, oblong jeans, hingga topi jeans tentu bisa dengan mudah kita temui sekarang. Yang tidak ada mungkin underwear jeans kali yah, soalnya kalo ada dijamin pasti tidak laku, karena bukan kenyamanan yang didapat, justru sebaliknya hehehe ...
Tahukah asal muasal munculnya jeans? Konon, di negeri asalnya jeans, ide penggunaan kain jenis ini bermuara pada para pekerja bangunan. Karena banyak yang mengeluh celana kain biasa yang mereka pakai sering atau mudah rusak dan robek, entah karena tersangkut paku, tergores, dan beberapa alasan lainnya, maka mereka mengharapkan agar ada solusi. Setelah melakukan berbagai inovasi dan percobaan, maka muncullah jeans yang notebene tebal dan tidak mudah sobek sebagai pemecahan masalah terbaik. Alhasil, sejak itulah jeans diproduksi besar-besaran untuk memenuhi keinginan para pekerja. Singkat kata, produsen jeans untung, dan para pekerja pun senang.
Tidak heran, kalau jaman dulu berbicara tentang jeans pasti konotasi dengan dunia kasar. Bahkan saking kasarnya, jeans sering diremehkan sebagak produk kelas sekian di bawah jenis kain lainnya seperti sutra ataupun katun. Dengan kata lain, hanyalah orang kasar atau orang yang tidak mampu membeli kain kelas ataslah yang mau mengkonsumsi jenis kain ini. Kalau masyarakat kelas atas? Say sori deh untuk jeans ...
Namun, secara perlahan tapi pasti pamor jeans mulai terangkat. Dengan membidik orang muda, citra jeans mulai diubah. Slogan semangat orang muda yang ingin selalu tampil gaul dan bergaya, dimanfaatkan jeans dengan menyamakan bahwa gaul sama artinya dengan garang. Kalau mau jadi anak gaul, pakailah jeans yang berpenampilan garang dan keras. Kira-kira begitulah senjata produsen jeans membidik pasar barunya. Ditambah trik marketing, mereka menyamakan juga bahwa kalau memakai jenis lain, itu sama saja dengan berpenampilan kalem alias ngga gaul, nggak level deh untuk dikonsumsi anak muda.
Hasilnya memang mengena. Berbondong-bondong kawula muda pun beralih ke jeans. Dan ... jeans pun mulai disetarakan dengan produk kain lainnya. Karena sifat jeans yang kaku dan keras, dia jadi mudah untuk dibuat dalam berbagai variasi. Mau bentuk baggy, semi baggy, konvensional, hingga model ekstra ketat yang membuat orang yang memakainya untuk jongkok aja susah dengan mudah dibentuk. Ditambah lagi jeans bisa disisik kayak sobek-sobek di paha, lutut, pegelangan kaki, hingga pantat, jeans benar-benar meroket menjadi super star yang diminati orang ... hingga saat ini.
Sempat jadi trend pada musimnya, semakin butut dan belel sebuah jeans, itu artinya semakin gaul. Alhasil, jangan heran orang-orang berlomba-lomba membiarkan jeans mereka tidak dicuci-cuci hingga berminggu-minggu, sengaja supaya kelihatan kotor, kusam, bahkan lebih bagus kalo sobek, karena itu artinya semakin ok punya. Ha ha ha ... ada-ada saja :)
* * *
Aku juga pernah punya jeans. Waktu masih muda dan termakan trend sekeliling, celana jeans menjadi satu-satunya yang ada di lemari baju. Celana kain? Jauh dari lirikan mata. Dari berbagai merek, bentuk, dan mode pernah aku konsumsi dan pakai. Namun seiring semakin dewasa dan tuntutan aktivitas juga, secara perlahan aku mulai melirik celana kain. Memasuki dunia kerja, secara pelan tapi pasti, jeans mulai terasing dan hilang dari tumpukan bajuku. Tidak asyik khan, kalo masuk kerja pake jeans? Ditambah semakin majunya perut alias buncit, kepedean memakai jeans juga mulai berkurang. Selain rasanya aneh, juga perut ini rasanya sesak karena sudah tidak muat.
Kadang aku sedikit iri melihat teman-teman yang masih muat pakai jeans. Pengen juga mengenang kembali masa muda dengan berpenampilan gaul dengan memakai jeans. Tapi ... gitulah. Semakin malas berolahraga, semakin enggan beraktivitas, semakin berkurang mengeluarkan keringat, membuat tubuh ini menjadi dimanjakan, terutama bagian perut. Yah ... kebuncitan membuat aku harus melupakan enaknya memakai jeans.
Tapi itu dulu. Beberapa waktu ini, aku pun mulai berolahraga dan juga diet terpaksa. Maksud diet terpaksa adalah selama istri cuti 3 bulan tidak kerja, selama itu pula pasokan bekal pagiku untuk sarapan menjadi terhenti. Alhasil berat badanku turun sebanyak 3 kg. Kasihan yah? Tapi tidak apa-apa, karena perubahan yang mulai aku rasakan adalah perutku semakin mundur alias mulai langsing. Celanaku udah mulai dikit melorot, sehingga kalo pakai sabuk, harus agak dikencengin.
Komentar beberapa teman pun semakin meyakinkanku bahwa aku sudah lebih langsing. Ditambah dengan olahraga, aku mulai merasakan bahwa diriku semakin fit, dan gairah masa mudaku pun muncul lagi. Bahkan istri sedikit curiga, kenapa suaminya mengalami transformasi dan mulai lebih care dalam berpenampilan? Apakah karena sedang puber ke-2? Hahaha ...
* * *
Kemarin persis, aku mengobrak-abrik tumpukan celanaku. Apa yang aku cari? Yah ... celana jeansku. Setelah beberapa lama, aku ketemu satu. Dengan pelan, aku mulai mencoba ... dan ... MUAT.
Hahaha ... welcome back my jeans. Jangan bosan-bosan yah, ntar kamu akan sering aku pakai. Suatu hari jangan bingung juga karena kamu akan mendapat teman baru, karena aku akan mulai hunting jeans lagi ...
akakakakakaka...baru jadi papa 3 bulan udah buncit....ntar marvel udah seumur aku..koko udah kayak gimna yah??? ayo banyak olahrgaaa!! jgn berbuncit riaaa...hhehehehehe
ReplyDeleteHu3, beratku juga naik nih, dah lebih dari 3 bulan ga olahraga soalnya (maksudnya ga bener2 olahraga, kalo jalan2 sih kan ga gitu ngefek yah (kecuali waktu di Bali tuh, capek bener jalannya, sehari bisa 3 jam utk jalan, he3...)). Turun 3kg lumayan dong.... :P
ReplyDeletesemenjak di kantor boleh pakai jeans setahun yang lalu, koleksi jeans gua jadi agak banyak. sekarang ada beberapa yang belel, tapi gak karuan warnanya, mungkin dah waktunya hunting jeans lagi. Jeans emang nyaman dipakai, tidak begitu mahal dan yang penting ngetren bow!
ReplyDeleteheheh misua gue juga perutnya buncit tetap aja doyan pake jeans heheh
ReplyDeletemet hunting jeans yah :))
Hen, hati2 lho posting kurusan, disini kan banyak cewek2, ntar gimana kalo banyak yg naksir..xixixi, naksir ama jeans-nya lho.
ReplyDeleteu look younger klo pake jeans. hehe.. sok teu yak gw. :p
ReplyDeleteHm...jangan-jangan kamu lagi puber ke 2 ya? apa ke 3, ato ke 4?? :))
ReplyDeletekurus??puber???jeans??? hmmmm ayoooo ada apa dibalikkkk jeans butut dikawww hend :))
ReplyDeleteaku bersukur banget karna di kantor ku ga ada aturan tentang pakaian, jadi dari senin sampe jumat bole pake jeans
ReplyDeletedan berhub aku ga punya dan ga suka ma rok jadi seneng banget2 heheheh
hidup jeans hehehehe celana ku 90% buatan jeans...rok ku 95% dari jeans gheghegeheheh
ReplyDeletehahahahaha...kurus krn sering bergadang atau kurang terurus ????
ReplyDeletetapi anggap aja dietnya berhasil ya...
hhmmm dgn bergaya ala jeans, pasti tak akan dipanggil OM...*kabur*
I have been looking for sites like this for a long time. Thank you!
ReplyDeletecorvair convertible sale 100mg seroquel oregon cigarette tax taxation without representation Vicodin cause mood swings Sports illistrated swimsuit naughty finding a doctor for propecia allergy medicine for dogs allergy to polyester Free to play slot machines virus and spyware scan free rosacea food allergies Rhinoplasty long nose