Wuihhh ... serem abiz yah judulnya: sedang ingin bercinta ... hahaha. Eit ... jangan berpikir yang macam-macam dulu, meskipun benar Hendri sekarang sedang berpuasa panjang dari aktivitas yang namanya bercinta, bukan berarti ini sebuah proklamir atau deklarasi dari hati terdalam tentang keinginan yang terpendam selama waktu yang sangat panjang. BUKAN ....
Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa mengalihkan TV ke channel lain.
Alhasil aku pun diam, menikmati musiknya, dan mulai mencerna liriknya. Wowww ... saat reff-nya aku mulai bisa menangkap judul lagu ini. Dan saat mau selesai, di layar keluar judul lagu tersebut: sedang ingin bercinta. Wah ... keren banget, pikirku. Sebuah judul yang sangat provokatif.
Besoknya, entah kenapa lagu itu mampir terus di benakku. Jadi sepanjang perjalanan ke kantor, mulutku tidak habis-habisnya melantunkan dan menyiulkan irama lagu ini. Rasanya gimana yah ... enak gitu lagunya. Sesampai di kantor, aku pun kasak kusuk tanya sana tanya sini, apakah ada teman yang punya mp3 lagu ini. Teman-teman yang ditanya juga bingung, kok tumben aku uber-uber lagunya Dewa, karena mereka sudah sangat paham lagunya Dewa adalah salah satu musuh utamaku. Namun setelah berusaha sekian lama, lagu itu mampir dengan manis juga di laptyku. Dan sepanjang hari, aku stel terus lagu tersebut berulang-ulang dengan volume lumayan gede, sampai teman-temanku hanya bisa geleng-geleng kepala dan senyum-senyum penuh arti kepadaku.
Beberapa celetukan juga aku terima: udah ... pulang sana ke kampung, dari pada tersiksa seperti itu. Atau ada yang menggoda: ingat loh belum 40 hari, jadi tahan-tahan deh. Hahaha ... aku hanya tersenyum aja seraya berujar: yeee ... emang siapa yang mau gituan, orang lagi emang lagi suka lagu itu kok :)
* * *
Setiap ada kamu ...
mengapa jantungku ini
berdetak lebih kencang ...
seperti genderang mau perang
Setiap ada kamu ...
mengapa darahku mengalir lebih cepat
Dari ujung kaki ke ujung kepala
Setiap ada kamu ...
otak ku berpikir bagaimana caranya
untuk berdua bersama kamu
Aku sedang ingin bercinta karena
Mungkin ada kamu disini..
Aku ingin..
Aku sedang ingin bercinta karena
Mungkin ada kamu disini..
Aku ingin.. [Dewa - Sedang ingin bercinta]
* * *
Aku jadi merenung, apakah setiap pernikahan selalu identik dengan bercinta? Hmm ... bener juga sih. Tapi apakah aktivitas bercinta itu adalah sebuah keharusan yang diletakkan di atas segala-galanya? Dalam perenunganku, akupun menenggelamkan diriku dengan makna sesungguhnya sebuah pernikahan. Apa sih sebenarnya tujuan dari menikah? Dimensi-dimensi apa saja sih yang ada dalam sebuah rumah tangga? Gejolak-gejolak apa saja yang terjadi dalam sebuah pernikahan? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang muncul begitu saja.
Waktu aku konseling pernikahan, ada sebuah pertanyaan: kenapa kamu menikah? Waktu itu aku menjawab, untuk mencari partner sepadan yang bisa saling mendukung, menguatkan, menghibur, mengingatkan, menasehati, melindungi, teman curhat, teman berbagi, mempunyai visi dan tujuan yang sama, cita-cita bersama, hingga menjadi teman tidur.
Jadi dalam sebuah pernikahan, banyak sekali dimensi yang membuatnya menjadi begitu bergairah dan hidup. Kala yang satu sedang down, partner yang lain diharapkan bisa menjadi penyemangat dan motivator supaya tidak semakin tenggelam, melainkan bangkit dan berusaha lebih keras lagi. Saat partner kita mulai kehilangan arah dan bingung harus melangkah ke mana, kita dituntut untuk bisa menjadi kompas dan navigator agar bisa kembali ke track yang benar sehingga tujuan bersama bisa tercapai.
Manakala pasangan kita ada masalah dan memerlukan tempat untuk curhat, hendaklah kita menyediakan telinga yang sangat lapang untuk mendengarnya, bahkan kadang sebuah ekspresi tersenyum diiringi bisikan "aku di pihakmu" begitu bermakna. Dari pada pasangan kita mulai curhat-curhat ke orang lain, alih-alih memancing yang namanya benih-benih perselingkuhan.
Ketika teman hidup kita begitu bersemangat dengan bermacam presentasi untuk mencapai dan meraih sebuah target, haruslah kita menempatkan diri kita untuk menyeimbangi semangatnya sehingga dia merasa sangat dihargai dan didukung sepenuh hati oleh pasangannya. Namun janganlah lupakan sebuah rambu yang dimanakan realistis, jadi jangan asal dukung aja. Namun semuanya itu memerlukan sebuah kata: kebijaksanaan dan hikmah untuk mengkomunikasikan semuanya.
Hingga akhirnya aku menyimpulkan, kalau aktivitas bercinta selalu memenuhi pikiran kita dan ditempatkan di atas segala-galanya, betapa sedih dan miskinnya sebuah lembaga yang dinamakan pernikahan. Bukannya itu tidak penting, malah menurutku sangat penting. Namun diperlukan porsi, waktu, dan cara tertentu sehingga aktivitas ini menjadi sebuah kegiatan yang indah dan tetap dikenang sepanjang masa. Bukankah ada sebuah idiom: semakin kita menahannya, semakin hebat pula aktivitasnya? Hahahahaha .... bisa juga si Hendri :)
* * *
LK: Aku sekarang ngerti kenapa dengar lagu itu
LH: Hehehe ... Bukan karena itu ... tapi emang lagunya enak aja
LK: Hahahaa
LH: Aku suka Dewa sewaktu vokalisnya masih Ari Lasso, namun sejak ganti vokalis, aku jadi kurang sreg aja
LK: Hahahaa
LH: Tertawa terus dianya. Tapi kalo dipikir-pikir, benar juga yah ... kapan terakhir aku bercinta?
LK: Hahahhaaa ... tanya sama aku, tanya sama kamu dan istrimu
LH: HAHAHAHA ... Perasaan sejak Marvel memasuki bulan ke-6 deh
LK: HAH?!?
LH: Waaaa .... udah lamaaaaaaaaaa
...
...
Semuanya berawal dari suatu malam saat aku tidak bisa tidur karena terlalu capek. Seperti biasa, sebagai pelarian dari ketidakbisatiduranku, remote TV selalu menjadi sasaranku. Setelah aku pencet sana pencet sini, sebuah klip musik dengan alunan lumayan keras menarik perhatianku. Aku perhatikan personil yang nyanyi, oh ... Dewa. Biasanya aku kalau dengar lagu Dewa, entah itu di radio maupun TV, dengan spontan aku langsung memindahkan salurannya karena emang aku kurang menyukai musiknya. Namun entah kenapa, lagu ini kok menyita banget perhatianku, dan tanganku sepertinya dihipnotis untuk tidak macam-macam alias hanya kaku saja tak kuasa mengalihkan TV ke channel lain.
Alhasil aku pun diam, menikmati musiknya, dan mulai mencerna liriknya. Wowww ... saat reff-nya aku mulai bisa menangkap judul lagu ini. Dan saat mau selesai, di layar keluar judul lagu tersebut: sedang ingin bercinta. Wah ... keren banget, pikirku. Sebuah judul yang sangat provokatif.
Besoknya, entah kenapa lagu itu mampir terus di benakku. Jadi sepanjang perjalanan ke kantor, mulutku tidak habis-habisnya melantunkan dan menyiulkan irama lagu ini. Rasanya gimana yah ... enak gitu lagunya. Sesampai di kantor, aku pun kasak kusuk tanya sana tanya sini, apakah ada teman yang punya mp3 lagu ini. Teman-teman yang ditanya juga bingung, kok tumben aku uber-uber lagunya Dewa, karena mereka sudah sangat paham lagunya Dewa adalah salah satu musuh utamaku. Namun setelah berusaha sekian lama, lagu itu mampir dengan manis juga di laptyku. Dan sepanjang hari, aku stel terus lagu tersebut berulang-ulang dengan volume lumayan gede, sampai teman-temanku hanya bisa geleng-geleng kepala dan senyum-senyum penuh arti kepadaku.
Beberapa celetukan juga aku terima: udah ... pulang sana ke kampung, dari pada tersiksa seperti itu. Atau ada yang menggoda: ingat loh belum 40 hari, jadi tahan-tahan deh. Hahaha ... aku hanya tersenyum aja seraya berujar: yeee ... emang siapa yang mau gituan, orang lagi emang lagi suka lagu itu kok :)
* * *
Setiap ada kamu ...
mengapa jantungku ini
berdetak lebih kencang ...
seperti genderang mau perang
Setiap ada kamu ...
mengapa darahku mengalir lebih cepat
Dari ujung kaki ke ujung kepala
Setiap ada kamu ...
otak ku berpikir bagaimana caranya
untuk berdua bersama kamu
Aku sedang ingin bercinta karena
Mungkin ada kamu disini..
Aku ingin..
Aku sedang ingin bercinta karena
Mungkin ada kamu disini..
Aku ingin.. [Dewa - Sedang ingin bercinta]
* * *
Aku jadi merenung, apakah setiap pernikahan selalu identik dengan bercinta? Hmm ... bener juga sih. Tapi apakah aktivitas bercinta itu adalah sebuah keharusan yang diletakkan di atas segala-galanya? Dalam perenunganku, akupun menenggelamkan diriku dengan makna sesungguhnya sebuah pernikahan. Apa sih sebenarnya tujuan dari menikah? Dimensi-dimensi apa saja sih yang ada dalam sebuah rumah tangga? Gejolak-gejolak apa saja yang terjadi dalam sebuah pernikahan? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang muncul begitu saja.
Waktu aku konseling pernikahan, ada sebuah pertanyaan: kenapa kamu menikah? Waktu itu aku menjawab, untuk mencari partner sepadan yang bisa saling mendukung, menguatkan, menghibur, mengingatkan, menasehati, melindungi, teman curhat, teman berbagi, mempunyai visi dan tujuan yang sama, cita-cita bersama, hingga menjadi teman tidur.
Jadi dalam sebuah pernikahan, banyak sekali dimensi yang membuatnya menjadi begitu bergairah dan hidup. Kala yang satu sedang down, partner yang lain diharapkan bisa menjadi penyemangat dan motivator supaya tidak semakin tenggelam, melainkan bangkit dan berusaha lebih keras lagi. Saat partner kita mulai kehilangan arah dan bingung harus melangkah ke mana, kita dituntut untuk bisa menjadi kompas dan navigator agar bisa kembali ke track yang benar sehingga tujuan bersama bisa tercapai.
Manakala pasangan kita ada masalah dan memerlukan tempat untuk curhat, hendaklah kita menyediakan telinga yang sangat lapang untuk mendengarnya, bahkan kadang sebuah ekspresi tersenyum diiringi bisikan "aku di pihakmu" begitu bermakna. Dari pada pasangan kita mulai curhat-curhat ke orang lain, alih-alih memancing yang namanya benih-benih perselingkuhan.
Ketika teman hidup kita begitu bersemangat dengan bermacam presentasi untuk mencapai dan meraih sebuah target, haruslah kita menempatkan diri kita untuk menyeimbangi semangatnya sehingga dia merasa sangat dihargai dan didukung sepenuh hati oleh pasangannya. Namun janganlah lupakan sebuah rambu yang dimanakan realistis, jadi jangan asal dukung aja. Namun semuanya itu memerlukan sebuah kata: kebijaksanaan dan hikmah untuk mengkomunikasikan semuanya.
Hingga akhirnya aku menyimpulkan, kalau aktivitas bercinta selalu memenuhi pikiran kita dan ditempatkan di atas segala-galanya, betapa sedih dan miskinnya sebuah lembaga yang dinamakan pernikahan. Bukannya itu tidak penting, malah menurutku sangat penting. Namun diperlukan porsi, waktu, dan cara tertentu sehingga aktivitas ini menjadi sebuah kegiatan yang indah dan tetap dikenang sepanjang masa. Bukankah ada sebuah idiom: semakin kita menahannya, semakin hebat pula aktivitasnya? Hahahahaha .... bisa juga si Hendri :)
* * *
LK: Aku sekarang ngerti kenapa dengar lagu itu
LH: Hehehe ... Bukan karena itu ... tapi emang lagunya enak aja
LK: Hahahaa
LH: Aku suka Dewa sewaktu vokalisnya masih Ari Lasso, namun sejak ganti vokalis, aku jadi kurang sreg aja
LK: Hahahaa
LH: Tertawa terus dianya. Tapi kalo dipikir-pikir, benar juga yah ... kapan terakhir aku bercinta?
LK: Hahahhaaa ... tanya sama aku, tanya sama kamu dan istrimu
LH: HAHAHAHA ... Perasaan sejak Marvel memasuki bulan ke-6 deh
LK: HAH?!?
LH: Waaaa .... udah lamaaaaaaaaaa
...
...
dhani yg nyanyi khan ya. mana ? taruk donk lagunya hehhehe...btw dhani adalah my fave. jago ngarang lagu n sellau uenak
ReplyDeleteQuoting " semakin kita menahannya, semakin hebat pula aktivitasnya "
ReplyDelete*ngakak guling2*
Aku sedang ingin bercinta, bercinta dengan lautku...
ReplyDeleteAku sedang ingin bercinta,
bercinta dengan kameraku...
Aku sedang ingin bercinta,
bercinta dengan gairahku...
Aku sedang ingin bercinta,
bercinta dengan mimpiku...
Aku sedang ingin bercinta,
bercinta dengan goresan kata-kataku...
Aku sedang bercinta,
bercinta dengan hidupku.
Bercinta... sebuah makna yg luas..
postingnya bagus neh... belajar buat persiapan nanti2 ya buatku hehehe... apa kabar neh? sang putri sehat2 kan? :)
ReplyDeleteGod bless!
Menurut gw, dalam pernikahan kebutuhan berkomunikasi n berinteraksi ama pasangan yang paling penting. Bercinta itu sarana perekat, 2 menjadi 1. Hehehe...
ReplyDeletePapi, papi.... *clingakclinguk* mana sih misoa gw neh? jadi pengen bercinta... gak jadi ngantor ah, gw pulang dulu yak Hend! :))
kok post-nya makin intim gitu seh????
ReplyDeletegua kan jadi kebelet....!!!!
bercinta oh bercinta.... (bercinta yang seperti apa sih?) bukan ML doank khan? :)
degh! topiknyaaa...
ReplyDeletedaku jadi ga berani berkomentar banyak berhubung masih belom memasuki yang namanya lembaga pernikahan.
*dalam hati seh, sebenarnya bilang "wakss, topiknyaaa seruuu, hehehe..."*
toast hen, gue juga suka banget lagu ini, bagus tau,gue juga sampe nyari2 lagu ini ke temen gue, and akhirnya dapat juga MP3 nya wakaka, and sering gue setel. kalo dah gue setel pasti deh jadi ledekan wakakaka...
ReplyDeleteKoko Hendri...
ReplyDeletegw seneng banged deh ama postingan kali ini, setuju banged sama semua ideanya dirimu di postingan ini.. kesian sekali kalo lembaga pernikahan identik dengan melegalkan seks only.. masih banyak hal yg bisa dishare dgn pasangan.. setuju!!!
Dian: Yoiii ... yang nyanyi Dhani. Fav toh dengan yang satu ini hehehe ...
ReplyDeleteViolet: Kenapa terguling-guling? Hehehe ... ini adalah sebuah realita. Ndak percaya? Ntarlah kalo udah saatnya hahaha
Since: Wah ... sebuah pencerahan. Jadi kata bercinta tidak selalu identik dengan gituan yah hahaha ... thanks ...
Nie: Iya neh ... untuk dikau-dikau yang masih single, anggaplah ini konseling awal hahaha ... Putri? bukan neng ... anakku putra :))
Yen: Waaaa ... kejadian deh hari. Besok2 jgn posting si titang dapat adik baru yah hahahaha ...
Xu: Hahahaha ... semakin seram aja yah judul2nya :) Dikau mau bercinta dengan apa Xu?
Ester: Hihihih ... malu-malu tapi senang :)) Seru abizzzzzzzz
Ir: *toast juga* Selain suka lagunya, apakah dikau juga suka melakukannya :))
Wina: Gitu yah :) Thanks banget deh ... So, merit just for sex? NO WAY!!!
menikah ato gak, signing a paper or not, bukan keharusan, but staying with someone for the rest of my life and live happily..that's what i want (carilah yg suka dugem ,buat yg suka dugem) LOL
ReplyDeletehehehehehe, yang ada gue ketawa2 baca komen anak-anak aja nih...
ReplyDeleteyooo wes...
Lho, koq lagi puasa kenapa sih?? Ga ngerti aku... :)
ReplyDeleteeh bro, bagaimana kalu qta buka biro konsultasi pernikahan, kayaknya ada bakat nih heheehe.
ReplyDeletehehhe ada yang belum tahu kalau hendri lagi puasa 40 hari... heheheh
Bronx: Hahahaha ... parah ini anak. Ingatnya dugem and dugem and dugem and dugem terus ... Bravooooo
ReplyDeleteMadame: Hahahaha ... tertawalah selama itu tidak dilarang :)
Bev: udah 40 + neh ... so what gitu loh hahaha ... mau tau aja nih anak :)
Zilko: Hush ... ndak ngerti ato kagak ngerti? Hehehehe ... kalo ndak, ntar juga tahu ndiri :)
Apollo: Gitu yah ... jadi kita buka namanya Biro AH: Terima konseling dan pernik2 pernikahan hehehehe ... Laku ndak yah?
hmmmm ... ada yg bilang... perkawinan emang serasa sebagai legalitas untuk bercinta ....
ReplyDeletepadahal saya ..... ah ... :p
aku juga sedang pengen bercintah !
ReplyDeletewakakakaak,udeh deh hen this weekend si baby dititipin aja dulu,biar dikaww ama kekasih dikaww ada *private*time deh :P ahahahaha*kaburrrrrr*
ReplyDeleteJohan: Oh gitu yah hehehe ... jadi daripada bercinta dengan cara ilegal alias haram, mending cepatan kawin :)) Dikau sendiri gimana Bro ...
ReplyDeleteMeli: Asyik ... ntar di blognya pasti ada posting: sehabis bercinta hahahaha
MissUnperfect: Hehehehe ... maunya sih gitu, tapi ... selalu ada faktor X yang menghalangi niat tersebut :)) But ... aku percaya dengan yang ini: segala sesuatu pasti indah pada waktunya, termasuk untuk yang satu itu :)
Lucy: Ohhh ... termasuk lama yah hehehe ... *lagi ngebayangin ntar kalo bercinta lagi gimana HAHAHAHA* Jadi ... semua UUR neh :))
weks..akhirnya dibahas juga ya hen hihi... anyway thanks kiriman lagunya, gw jd tau lagunya kaya apa... Siap2 ah buat ntar malem huehuehue... udah ada bekal di tas hihihi
ReplyDeleteabis melahirkan dulu, misuaku puasa sampe 3 bln lho Hen. Aku dan misua takut jahitannya robek lagi. xixi...
ReplyDeletewhoaaaa kena edit postingnya... buka rahasia neh si om penasehat hehehehe
ReplyDeletesabar ya hen......
ReplyDeletedah nggak akan lama lagi
sambil ngelus dada......heheheh
Imelda: Hahaha ... beneran neh udah siap untuk ntar malam. Hmm ... pasti ada cerita seru besoknya hahahaha
ReplyDeleteDewi: Oooo ... berarti masih lama dong jatahku :(( :(( :((
Violet: Waaa ... rupanya hanya dikau yang serius baca postingku :) *Give me a hug pliz :) *
Nita: Hehehe ... Sabar, sabar, sabar :)) *seraya elus2 dada*
Sedang ingin bercinta...wajar..wajar..apalagi sdh tertahan berbulan bulan.....
ReplyDeleteTapi lama lama juga terbiasa kok, akhirnya gak mau bercinta lagi....percayalah sebelum kepercayaan itu dilarang !!!
Sisca: Hahaha ... begitulah. Masa sih bisa jadi gak mau bercinta lagi? Hmmm ... lebih baik aku ndak percaya aja deh :) Soalnya aku tetapi MASIH INGIN BERCINTAAAAA ...
ReplyDelete