14 Juni 2008 - 08:26: Puji syukur kepada Tuhan, sudah lahir dgn selamat putra ke-2 kami, 14 Juni 08 pk 01:10. H & N
14 Juni 2008 - 08.32: Wah, A dah punya adik? Selamat yah. Namanya siapai?
14 Juni 2008 - 08:38: Belum ada hehe. thx ya.
14 Juni 2008 - 17:59: Mohon doa utk anak kami yg saat ini berada di ruang ICU. H & N.
14 Juni 2008 - 20:04: Hai H. Ada apa dengan anakmu?
14 Juni 2008 - 20:05: Paru2nya kemasukan ketuban kental, trus infeksi. Susah napas.
14 Juni 2008 - 20:07: Lahirnya normal? N sehat2 khan? Udah diambl tindakan apa sama dokter?
14 Juni 2008 - 20:09: Normal, cepat malah. N sehat. Ya skrg masuk ICU, dikasih oksigen trus.
14 Juni 2008 - 20:11: Ya udah. Bnyk berdoa, smua pasti baik2 saja. Kalian jaga kesehatan jg yan, terutama N.
14 Juni 2008 - 21:12: Ok. Thx ya.
15 Juni 2008 - 11:06: Meninggal dunia dgn tenang, putra kami yang ke-2, Jonathan Orel, 15 Juni 2008, pk 8.30. Terimakasih atas doa dan dukungannya. Tuhan memberkati. H & N.
* * *
Rekap SMS di atas adalah nyata. Terjadi seminggu yang lalu. Sebuah berita yang awalnya menggembirakan, tapi berakhir dengan menyedihkan. Saat menerima SMS terakhir, aku hanya bisa speechless, lidah kelu, dan tidak tahu harus berkata apa. Aku kehilangan semangat untuk mengetik balasan SMS, meski sekadar penghiburan --dan sampai sekarang aku belum juga mengucapkan ungkapan rasa ikut berduka. Gak tahu kenapa aku gak memberikan ungkapan rasa dukaku. Aku hanya merasa bersalah saja, karena apa yang menjadi keyakinanku bahwa semua akan baik-baik saja tidak menjadi kenyataan.
Waktu menerima SMS mengejutkan tersebut, aku lagi sendirian di rumah, Istri dan Marvel --jagoanku tersayang-- sedang ke pasar berbelanja. Lama aku merenung ... memikirkan apa yang barusan terjadi. Seolah sebuah drama yang melayang di pikiranku, aku masih belum percaya akan berita tersebut. Rasanya itu tidak nyata, tapi itu benar-benar terjadi.
Dalam perenunganku, wajah Marvel muncul begitu saja. Aku begitu bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan berikan padaku. Anakku sehat, tidak kekurangan apapun, dan tumbuh dengan normal. Sering aku melihat baik di TV atau membaca di koran, bayi yang dilahirkan tidak sempurna. Aku tidak bisa menyelami bagaimana pikiran dan perasaan orangtua yang mendapatkan bahwa ternyata buah hati mereka lahir dalam kondisi bermasalah. Termasuk hati hancur temanku yang satu ini. Aku tidak bisa ...
Sering juga aku melihat di jalan-jalan, terutama perempatan lampu merah, anak kecil yang harus mencari nafkah dengan mengemis. Aku tidak bisa membayangkan kalau salah satu anak kecil yang berdiri di sana itu adalah Marvel. Demikian juga kalau melihat pemulung dengan anaknya yang masih balita harus mengais rezeki dengan mengorek-orek tempat sampah, hatiku juga ciut melihatnya. Mudah sekali wajah anakku muncul kalau aku melihat hal demikian. Dan aku tidak mau hal demikian menimpa anakku. Kalau berpikir demikian, semangat untuk berbuat sesuatu secara maksimal demi anakku langsung mencuat. Dalam hatiku muncul keteguhan hati bahwa aku harus mempersiapkan dengan baik segala sesuatu untuk masa depan anakku.
Ya ... selagi masih ada tenaga, aku harus memaksimalkannya. Selagi masih ada kemampuan, aku harus tetap mengasahnya. Selagi masih ada asa, aku harus memanfaatkannya. Selagi masih ada kesempatan, aku harus menggunakannya. Selagi masih ada keinginan, aku harus mewujudkannya.
Saat masih berpikir, dari teras rumah terdengar suara kendaraan yang artinya istri dan anakku pulang. Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari anakku, memeluknya dengan keras, menciumnya dengan hangat sambil berkata: terima kasih Tuhan untuk keindahan yang sudah Engkau berikan bagi keluarga kecilku.
* * *
Sobatku, H & N, yang tabah yah. Segala sesuatu yang terjadi ada dalam rencanaNya yang indah. Mungkin sekarang kelihatan menyakitkan dan tidak adil, tetapi yakinlah bahwa itu adalah jalanNya yang terbaik untuk kita semua. Ada pelangi yang indah di balik hujan yang deras. Ada emas murni yang teruji di balik panasnya api tempaan. Tuhan memberkati keluarga kecilmu...
14 Juni 2008 - 08.32: Wah, A dah punya adik? Selamat yah. Namanya siapai?
14 Juni 2008 - 08:38: Belum ada hehe. thx ya.
14 Juni 2008 - 17:59: Mohon doa utk anak kami yg saat ini berada di ruang ICU. H & N.
14 Juni 2008 - 20:04: Hai H. Ada apa dengan anakmu?
14 Juni 2008 - 20:05: Paru2nya kemasukan ketuban kental, trus infeksi. Susah napas.
14 Juni 2008 - 20:07: Lahirnya normal? N sehat2 khan? Udah diambl tindakan apa sama dokter?
14 Juni 2008 - 20:09: Normal, cepat malah. N sehat. Ya skrg masuk ICU, dikasih oksigen trus.
14 Juni 2008 - 20:11: Ya udah. Bnyk berdoa, smua pasti baik2 saja. Kalian jaga kesehatan jg yan, terutama N.
14 Juni 2008 - 21:12: Ok. Thx ya.
15 Juni 2008 - 11:06: Meninggal dunia dgn tenang, putra kami yang ke-2, Jonathan Orel, 15 Juni 2008, pk 8.30. Terimakasih atas doa dan dukungannya. Tuhan memberkati. H & N.
* * *
Rekap SMS di atas adalah nyata. Terjadi seminggu yang lalu. Sebuah berita yang awalnya menggembirakan, tapi berakhir dengan menyedihkan. Saat menerima SMS terakhir, aku hanya bisa speechless, lidah kelu, dan tidak tahu harus berkata apa. Aku kehilangan semangat untuk mengetik balasan SMS, meski sekadar penghiburan --dan sampai sekarang aku belum juga mengucapkan ungkapan rasa ikut berduka. Gak tahu kenapa aku gak memberikan ungkapan rasa dukaku. Aku hanya merasa bersalah saja, karena apa yang menjadi keyakinanku bahwa semua akan baik-baik saja tidak menjadi kenyataan.
Waktu menerima SMS mengejutkan tersebut, aku lagi sendirian di rumah, Istri dan Marvel --jagoanku tersayang-- sedang ke pasar berbelanja. Lama aku merenung ... memikirkan apa yang barusan terjadi. Seolah sebuah drama yang melayang di pikiranku, aku masih belum percaya akan berita tersebut. Rasanya itu tidak nyata, tapi itu benar-benar terjadi.
Dalam perenunganku, wajah Marvel muncul begitu saja. Aku begitu bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan berikan padaku. Anakku sehat, tidak kekurangan apapun, dan tumbuh dengan normal. Sering aku melihat baik di TV atau membaca di koran, bayi yang dilahirkan tidak sempurna. Aku tidak bisa menyelami bagaimana pikiran dan perasaan orangtua yang mendapatkan bahwa ternyata buah hati mereka lahir dalam kondisi bermasalah. Termasuk hati hancur temanku yang satu ini. Aku tidak bisa ...
Sering juga aku melihat di jalan-jalan, terutama perempatan lampu merah, anak kecil yang harus mencari nafkah dengan mengemis. Aku tidak bisa membayangkan kalau salah satu anak kecil yang berdiri di sana itu adalah Marvel. Demikian juga kalau melihat pemulung dengan anaknya yang masih balita harus mengais rezeki dengan mengorek-orek tempat sampah, hatiku juga ciut melihatnya. Mudah sekali wajah anakku muncul kalau aku melihat hal demikian. Dan aku tidak mau hal demikian menimpa anakku. Kalau berpikir demikian, semangat untuk berbuat sesuatu secara maksimal demi anakku langsung mencuat. Dalam hatiku muncul keteguhan hati bahwa aku harus mempersiapkan dengan baik segala sesuatu untuk masa depan anakku.
Ya ... selagi masih ada tenaga, aku harus memaksimalkannya. Selagi masih ada kemampuan, aku harus tetap mengasahnya. Selagi masih ada asa, aku harus memanfaatkannya. Selagi masih ada kesempatan, aku harus menggunakannya. Selagi masih ada keinginan, aku harus mewujudkannya.
Saat masih berpikir, dari teras rumah terdengar suara kendaraan yang artinya istri dan anakku pulang. Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari anakku, memeluknya dengan keras, menciumnya dengan hangat sambil berkata: terima kasih Tuhan untuk keindahan yang sudah Engkau berikan bagi keluarga kecilku.
* * *
Sobatku, H & N, yang tabah yah. Segala sesuatu yang terjadi ada dalam rencanaNya yang indah. Mungkin sekarang kelihatan menyakitkan dan tidak adil, tetapi yakinlah bahwa itu adalah jalanNya yang terbaik untuk kita semua. Ada pelangi yang indah di balik hujan yang deras. Ada emas murni yang teruji di balik panasnya api tempaan. Tuhan memberkati keluarga kecilmu...
duhhh ikut sedih :(
ReplyDeletewaduh, ikut sedih juga. Menurutku sih gpp deh mengucapkan turut berduka. Toh manusia juga bukan Tuhan yang bisa menentukan nasib kan? Berharap yang terbaik dan menyemangati teman yang sedang kesusahan kan nggak akan ada salahnya...
ReplyDeleteBtw, jangan2 nanti kalo aku dah punya anak juga akan lebih 'sensitif' yah tentang hal-hal kaya gini? hahaha.... ;)
wah..lama gak nongol ternyata nambah adek...
ReplyDeleteselamat yaaa
wah sorry...barusan selesai baca. tadi keburu gembira, kiraian dikau.
ReplyDeleteturut bedruka....semoga tabah dan kuat
Kirain H nya itu dikau...hehhehe
ReplyDeleteya ada banyak hal dalam hidup yang kita tidak bisa mengerti mengapa. Oleh sebab itu kita harus sadar bahwa seringkali jawaban atas mengapa adalah bukan urusan kita sama sekali.
sedihhh...
ReplyDeletehhhmmmm aku juga tidak mau ngetik apa...turut berduka cita.
ReplyDeleteikut berduka cita....
ReplyDeleteTurut berduka ya Hen. Biar mrk di kuatkan selalu sm Bapa di Surga.
ReplyDelete